17. Hidden

71 13 11
                                    

Pagi itu Eunji seperti mendapat durian runtuh. Guru kimia kelasnya berhalangan hadir, itu artinya, ia akan mendapat jam kosong sampai jam istirahat. Tetapi tetap, guru kimia-nya menitipkan tugas.

Setelah selesai dengan tugasnya, Eunji bingung harus melakukan apa. Ia melirik Ririn yang sedang tertidur disampingnya.

Eunji berdecak. Ririn sudah selesai dengan tugasnya dari dua puluh lima menit yang lalu, makanya dia bisa tidur dengan enak sekarang. Eunji menyeringai ketika tiba-tiba sebuah ide usil terlintas dipikirannya.

"RIN ADA KEBAKARAN WOY BANGUN!"

Sekejap saja, Ririn yang sedang asyik bermimpi makan malam dengan Adam Levin pun mengangkat kepalanya. Ia terkaget. Dengan muka khas sehabis bagun tidur, ia menjawab dengan parau, "MANA MANA?!"

Eunji tertawa kencang sampai badannya berguncang. Puas melihat wajah Ririn.

"Kok sialan sih Ji? Minta dicekokin holy water kayaknya."

"HAHAHAHA anjirlah Rin, muka lo kocak banget abisnya."

Bibir Ririn mencebik kesal. Ririn mengucek matanya, ia benar-benar mengantuk pasal semalaman ia tidak bisa tertidur.

"Kenapa bangunin aku?"

"Gabut gue, kita cabut kuy!"

Bola mata Ririn melebar. "DIH."

Eunji membalasnya dengan sebuah cengiran kuda. "Yaila lo pikir gue serius apa? Nggak lah. Cabut ke kantin maksudnya, kuy!"

Dengan ogah-ogahan Ririn mengangkat pantat dari singgasananya, ia mengikhlaskan diri saat lengannya ditarik lumayan kencang oleh sahabatnya itu.

"Kayaknya kamu udah terbiasa ya Ji, sama adanya Jungkook. Dia nggak ada aja masih kamu cariin. Cieeee."

"Mana ada, dih! Gue cuman cek doang siapa tau ada sampah mau gue ambil lumayan cicilan buat jum'at bersih ntar."

"Ngeles mulu yeu kayak bajaj."

Sudah jelas-jelas Eunji melongokkan kepalanya ke ruang kesenian, dimana anak-anak dance biasanya berkumpul.

Tapi yang terjadi selanjutnya malah tak disangka oleh kedua gadis itu. Park Haneul datang dari koridor belah utara. Yang menjadi pertanyaan, untuk apa Haneul pergi ke koridor kelas XI?

Haneul menyapa Eunji dan Ririn saat berpapasan.

"Mau kemana kak?" tanya Ririn.

"Ah iya, kebetulan ya. Gue mau nyari Eunji."

Eunji menunjuk dirinya sendiri, "Gue?"

Haneul hanya mengangguk sekenanya.

"Lo ada waktu luang nggak? Ada sesuatu yang mau gue kasih tau ke lo Ji. Penting sih untuk lo."

Eunji dan Ririn tatap-tatapan sebentar. Keduanya bertanya dalam hati, hal apa sebenarnya yang akan Haneul beri tahu.

"Sekarang juga sebenernya gue lagi ada waktu luang sih kak, sampai istirahat," Eunji menjeda sejenak sambil melirik Ririn, "tapi Ririn nanti gimana?" lanjutnya.

Ririn mengibaskan tangannya. "Aku gakpapa, nanti aku tunggu di kantin. Just take your time. Dah, Eun!"

Tanpa berpikir dua kali Ririn melanjutkan langkahnya ke kantin tanpa Eunji.

Yang tidak Eunji sadari, semesta telah mempermainkannya. Pengakuan Haneul pagi itu menjadi bumerang tersendiri untuk dirinya dan perasaannya.

***

Setelah perbincangannya tadi dengan Haneul dikoridor kelas XI, Eunji jadi lebih sering melamun. Memang mereka hanya mengobrol lima belas menit, tidak lama. Tapi dampaknya sangat besar untuknya. Kata-kata Haneul seolah menamparnya pada kenyataan yang selama ini abai ia perhatikan.

Eunji melangkahkan kedua tungkai kakinya menuju kantin dengan gontai. Ketika sudah sampai, ia mencari keberadaan Ririn.

"Oh, itu dia." gumam Eunji. "Eh kok sama Yoongi?"

Eunji menghampiri Ririn-dan juga Yoongi.

"Nah tuh orangnya ada, coba tanya ke dia aja Gi."

Yoongi langsung menatap Eunji. Eunji hanya mengangkat sebelah alisnya. Memasang ekspresi seperti bertanya 'Ada apa?'

"Eun, lo liat Jungkook dimana nggak?"

"Nggak, tuh. Gue nggak liat dia dari pagi."

Yoongi menggeram.

Eunji menolehkan kepalanya pada Ririn, seolah mengerti, Ririn menjelaskan kepada Eunji.

"Ituloh, Yoongi hari ini ada pelajaran olahraga. Nah masalahnya, seragam olahraga dia ada di Jungkook. Dia juga belum ketemu sama Yoongi dari istirahat tadi."

"Lah terus ngapa harus se-emosi ini sih Gi? Gokil."

Baru ingin menjawab, tetapi Yoongi urungkan karena melihat Jungkook berjalan dengan tatapan linglung bersama Taehyung. Yoongi menatap Jungkook tajam.

Taehyung merasakan atmosfir yang mencekam, seolah-seolah Yoongi ini akan membakar satu sekolahan jika amarahnya meledak-ledak. Seram bung.

Taehyung kemudian merangkul bahu Yoongi dan Jungkook, "Daripada kayak gini mending kita duduk di kantin, santai dulu bro. Haus nih gue."

"Apaan-apaan sih lo, suketi! Ini gue mau nanya baju olahraga gue mana! Minggir lo!" Yoongi mencoba melepaskan rangkulan Taehyung secara paksa.

Busetda. Taehyung di katain suketi. Enak bener dah Yoongi sembarangan ganti-ganti nama Taehyung.

"Yaelah, di kira gue ada apaan. Tuh seragam lo ada diloker gue. Makasih brader."

Yoongi mendesis. "Bilang kek daritadi. Kutu kupret kalian semua." ujarnya lalu pergi dari kantin.

Mereka berempat-Jungkook, Taehyung, Eunji, dan Ririn-hanya bisa geleng-geleng kepala sambil mengusap dada.

Teringat sesuatu, Eunji menelan ludahnya, mencoba mengumpulkan keberaniannya untuk melontarkan kalimat.

"Jungkook, gimana kalo kita pulang bareng? Sekalian gue mau buat satu pengakuan untuk lo."

Dan Jungkook mengangguk menyetujui ajakan Eunji. []

UntrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang