8. Rain

143 22 22
                                    

Pagi ini Jungkook tidak membawa motornya ke sekolah. Dia sedang duduk di halte. Iya, Jungkook lebih memilih naik angkutan umum atau bus seperti sekarang saat musim hujan seperti ini.

Jungkook sudah menunggu lebih dari lima menit. Bus umum yang sedang ia tunggu belum ada juga.

Saat ia sudah jengah menunggu, seorang gadis tampak berlari menerobos hujan kearah halte bus umum tersebut. Gadis itu memakai tudung hoodie–nya untuk menghalangi tetesan air hujan yang tak kunjung berhenti.

Sesaat setelah sampai di halte, gadis itu membuka tudung hoodie–nya. Jungkook sudah mengira itu Eunji saat ia memperhatikannya sedari tadi.

"Kampret, sepatu gue kok kebasahan. Perasaan tadi kagak." gerutu Eunji.

"Lepas gih, nanti dingin, masuk angin aja mampus lo."

Eunji menoleh pada asal suara, lalu mendelik. "Kang siomay, ngapa lo disini?"

"Lagi ngitung air hujan,"

Eunji menatap Jungkook dengan heran, "Hah?"

"Ya mau berangkat sekolah lah cumi."

Eunji cengengesan tak jelas, lalu ikut duduk di samping Jungkook. "Motor lo kemana?"

"Dirumah, gue sengaja naik bus umum. Lo sendiri?"

"Abang gue laknat memang, masa mentang–mentang hujan, dia lebih milih bermesraan sama kasurnya sih daripada nganterin gue berangkat sekolah? Abang macam apa coba dia, Kuk."

"Kalo gue jadi abang lo, gue juga bakal ngelakuin hal yang sama kayak dia." Jungkook manggut–manggut.

Eunji meninju pelan bahu Jungkook. "Sialan lo," Ia lalu tertawa sejenak, lalu melanjutkan, "lagian gue gak mau punya abang kayak lo."

Jungkook menyeringai pada Eunji, "Lah gue juga gak mau. Tapi kalo jadi masa depan lo, gue gak akan nolak kok."

"Anjir bercandaan lo lucu." jawab Eunji sambil menyikut rusuk Jungkook.

Jungkook meringis pelan karena Eunji, lantas ia hendak membalas Eunji tetapi ia urungkan karena bus yang mereka tunggu akhirnya datang. Eunji langsung berdiri dan lari ke arah bus tersebut.

Jungkook mengikuti di belakangnya, tetapi saat Eunji melewati genangan air di hadapannya, Eunji sengaja menghentakkan kakinya agar genangan itu mengenai Jungkook.

Sembari masuk ke dalam bus, Eunji terkikik karena berhasil mengerjai Jungkook yang hanya menghela nafasnya pelan. Di dalam bus, mereka berdua sudah duduk bersebelahan di barisan paling belakang.

"Ji,"

Eunji menoleh kepada Jungkook. "Kenapa?"

"Lo lagi deket sama kakak kelas?"

Eunji tersenyum, "Kayaknya sih iya."

Alis Jungkook tertaut, "Kok kayaknya? Cowok yang kemarin nganterin lo itu, kan? Kakak kelas bukan sih?"

"Buset Kuk, wartawan aja kalo nanya gak kayak lo. Satu–satu dong." kesal Eunji, "iya dia kakak kelas kita." lanjutnya.

Alih-alih bertanya lagi, Jungkook justru mengeluarkan earphone dari dalam saku celana–nya. Lantas ia sambungkan earphone itu dengan ponselnya sembari memilih lagu.

Eunji hanya diam sambil memperhatikan Jungkook, dalam hatinya ia bertanya–tanya, mengapa ia tidak sadar ternyata wajah Jungkook sangat tampan jika dilihat dari dekat seperti ini? Entahlah, mungkin karena tadi malam Eunji yang tidak biasanya belajar menjadi sangat rajin, otaknya bergeser sedikit pagi ini.

UntrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang