Ruang makan dirumah Eunji itu hening, hanya ada suara sendok dan garpu yang saling berdentingan. Eunji sedang sarapan bersama keluarganya. Ia duduk di samping kakaknya kemudian di hadapan Eunji ada orang tuanya.Eunji kemudian mengecek jam tangannya, sepertinya Kak Haneul akan sampai sebentar lagi.
"Pa, Eunji gak berangkat bareng ya." ucap Eunji memecahkan keheningan.
Seorang yang Eunji panggil Pa itupun mengangkat alis, "Kenapa?" tanyanya.
"Ji mau berangkat bareng temen." jawab Eunji sambil nyengir.
Papa Eunji pun mengangguk, lalu bertanya "Sama Ririn?"
Tidak heran Papa-nya Eunji kenal dengan Ririn, karna setiap liburan atau waktu luang, Ririn pasti main kerumah Eunji.
"Bukan Pa, sama kakak kelas." balas Eunji.
Dio yang sedang minum pun tersedak. "Cepet banget Ji, gue tercengang." ucap Dio sambil menggelengkan kepalanya.
"Sirik lu mblo." ucap Eunji sambil menjulurkan lidahnya.
Mama mereka pun hanya bisa geleng-geleng kepala sambil mengusap dadanya, serta tak lupa juga beristigfar melihat kelakuan kedua anaknya tersebut.
Dio menggeram, "Kampret lu." umpatnya.
"Dio!!" teriak Mama dan Papa bersamaan.
Eunji cekikikan, lalu melanjutkan sarapannya.
Saat sedang asik menguyah nasi gorengnya, Eunji mendengar bel rumahnya berbunyi. Ia pun langsung buru-buru menggendong tasnya lalu berpamitan pada keluarganya.
"Hati-hati." ucap Mamanya.
Eunji mengacungkan kedua jempolnya, lalu berjalan dan membuka pintu rumah. Saat sudah membuka pintu, Eunji terbelalak saat mendapati Jungkook didepan rumahnya.
Jungkook menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia berdeham, "Berangkat bareng yuk?" ucapnya.
Eunji melihat ke kanan dan kiri, bingung harus menjawab apa. "Hng, Kuk?" ucap Eunji.
Jungkook mengangkat alis. "Ya?"
"Gue gak bisa." ucap Eunji pelan.
"Hah? Kenapa?" tanya Jungkook, "Lu belum ganti buku pelajaran ya? Gue tunggu kok." lanjutnya sambil nyengir.
Yaela untung cogan, batin Eunji.
"Gue-"
"Dia sama gue." ucap seseorang dibelakang Jungkook.
Jungkook memutar badannya, menatap Park Haneul yang baru datang.
Haneul berjalan mendekati Eunji, tanpa memerdulikan Jungkook yang menatapnya tak suka.
"Yuk," ucap Haneul.
Eunji menatap Jungkook dan Haneul bergantian. Ada angin apa tiba-tiba dua cogan ini mengajak Eunji berangkat sekolah bersama?
"Mm, maaf ya kuk. Gue bareng Haneul." ucap Eunji dengan rasa bersalah.
Jungkook menghela nafasnya, Ia maju dua langkah lalu tangannya terulur untung mengacak rambut Eunji.
Eunji membeku, lalu menatap Jungkook yang kini tersenyum. "Yaudah, hati-hati oke?" ucapnya.
Eunji hanya mengangguk, Jungkook pun berbalik dan pergi kesekolah dengan motornya terlebih dahulu.
Haneul menyadarkan Eunji dari lamunannya. Lalu Eunji naik ke motor Haneul.
Disepanjang perjalanan, Eunji sadar bahwa ternyata naik motor dengan Haneul tidak seindah seperti bayangannya. Apalagi mengingat wajah Jungkook tadi, Eunji malah di selimuti perasaan bersalah yang harusnya tidak ia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untrue
FanfictionLee Eunji merasa tidak ada yang namanya kebetulan. Setiap pertemuan pasti memiliki maksud tertentu, entah itu akan berdampak besar bagi kehidupan Eunji kedepannya atau hanya pertemuan biasa. "Eh tunggu. Nama lo.. siapa?" "Jeon Jungkook. Panggil gue...