11. Begin

99 15 26
                                    






Sudah seminggu semenjak Jungkook, teman–temannya serta Eunji dan Haneul berkumpul di kafe. Seminggu ini pula Jungkook masih belum dapat kepastian.

Tentu saja, apa yang diharapkan dari teman–temannya minggu lalu? Jungkook tau rencana Namjoon akan berhasil, jika saja Haneul tidak datang bersama Eunji.

Jungkook kadang berpikir, sebegitu susahnya kah Eunji menerima dirinya? padahal Jungkook tampan, tidak usah ditanya bagaimana dia bisa membuat para degemnya megap–megap hanya karena dia tersenyum. Baik hati? jangan salah, Jungkook ini kalo masalah hati tidak boleh diragukan.

Tapi lucunya, kadang perasaan seseorang seperti itu.

Baiklah, bagaimana dengan Eunji?

Bukannya Eunji sok jual mahal, tapi kalau ia menerima Jungkook tanpa ada rasa padanya percuma saja. Eunji juga masih bingung sebenarnya siapa yang ia taksir, di satu sisi ia senang bisa dekat dengan Kak Haneul tapi di sisi lain ia juga merasa ada yang kosong waktu Jungkook tak ada.

Saat ini jam kosong dikelas Eunji, kalau Eunji sedang dalam mood yang baik pasti ia sudah kabur ke kantin sejak tadi.

Ririn menepuk bahu Eunji, "Eun ke toilet yok,"

Eunji yang sedang memainkan ponselnya pun seketika mendongak lalu menghela nafas. "Lo aja Rin, males gue." balasnya acuh tak acuh.

"Anterin doang kenapa si."

Eunji mendengus, "Yaudah buruan."

Walaupun ogah–ogahan, Eunji tetap senang ke toilet sekolah alias tempatnya nongkrong. Kalau Eunji di tanya kenapa dia suka diam di toilet, gak bakal ribet dia jawab, "Abis adem sih hehehe."

Memang suka aneh–aneh Eunji ini, Ririn aja sering di ajak ke toilet cuman untuk gibahin orang atau gak mirror selfie. Biar hitz, katanya.

"Udah belum sih Rin?"

Jadi Eunji nunggu Ririn di luar, sambil benerin rambutnya. Kali aja ketemu Jungkook tiba–tiba. Eh.

"Buset Rin lo boker atau ngapain sih lama bener."

"Sebentar dulu sih Eun."

Udah nunggu beberapa menit, baru Ririn keluar. Mereka berdua jalan tapi karena memang dari mereka berdua tidak ada yang niat untuk kembali ke kelas, mereka malah jalan ke kantin.

Semoga saja guru piketnya hari ini tidak berjaga di kantin, kalau tidak mereka berdua bisa pulang telat karna hukuman.

"Lo mau beli makan?" tanya Eunji saat sudah duduk di meja kantin.

"Ntaran aja, emang kamu mau?" balas Ririn.

Sambil berdiri Eunji menjawab, "Mau. Gak nitip lo?"

Ririn hanya menggeleng. "Yaudah tunggu disini."

Entah kebetulan atau tidak, Eunji bertemu dengan Haneul. Memberanikan diri untuk menyapa, Eunji berdeham. "Hai Kak." sapanya.

Haneul yang kelihatan sedang memesan minuman pun sontak menoleh. "Eh Eunji, kok disini? Bukannya masih jam belajar ya?"

Eunji mengusap tengkuknya. "Emang, tapi jam kosong jadi gue sama Ririn kesini Kak." jawab Eunji sambil cengengesan.

"Lah Ririnnya kemana?"

Pake nanya si Ririn, ada aku didepanmu tidak cukup kah mz?

Emang geli banget pikirannya Eunji, tapi tetap dia mengangkat dagunya kearah Ririn sedang duduk. Eunji baru sadar, itu kenapa Ririn kelihatannya galau sekali ya. Sok termenung gitu, bikin siapa aja yang liatnya ketawa.

UntrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang