19

6.9K 678 28
                                    

'DRRTT'
'DRRTT'
'DRRTT'
'DRRTT'

Terdengar suara getaran Handphone di atas meja dekat pintu kamar Lisa dan Rosé.

Dengan cekatan Lisa yang sedang membersihkan wajahnya dengan Rosé disampingnya langsung mengambil handphone nya dan lari menuju kamar mandi.

"Dua minggu ini Lisa terlihat beda, seperti ada yang ia sembunyikan" gumam Rosé menatap ke arah pintu.

"Yeobseyo?" Ucap Lisa pelan begitu mengunci kamar mandi.

"Sudah tidur?" Tanya seorang disebrang sana.

"Belum" jawab Lisa dengan senyum yang merekah serta memainkan sikat gigi yang tergantung di depannya.

"Aku baru selesai dan sudah dipenginapan" jelas Hanbin tanpa Lisa tanya.

Lisa mengangguk menggigit bibirnya menahan malu.

"Aku akan pulang besok pagi" lanjut Hanbin

"Benar?!" Teriak Lisa tanpa sadar

"Wae? Kau sudah rindu?" Kekeh Hanbin membayangkan wajah Lisa yang pasti sudah merah.

"Em?" Lisa diam tak tahu harus menjawab apa.

Apakah tak apa jika mengatakan iya?

Tidak boleh. Kau akan terlihat seperti gadis penggoda Lalisa!

"Tak usah dijawab" ucap Hanbin pelan.

Lisa tahu ia sudah melakukan kesalahan. Dari suara Hanbin yang terdengar kecewa.

Diam yang terasa aneh kali ini.

Selama Hanbin di Jepang setiap malam mereka selalu mengobrol. Entah melalui chat ataupun telepon seperti ini.

Dan setiap Hanbin menelepon selalu ada diam diantara mereka. Diam yang terasa menenangkan bagi keduanya. Diam yang tak terasa canggung bagi keduanya.

Tapi malam ini, pertama kalinya diam yang membuat mereka merasa aneh. Terasa janggal. Terasa berbeda dari malam sebelumnya.

"Tidurlah" gumam Hanbin.

"Kau juga" jawab Lisa pelan.

"Selamat malam"

'TUUUT'
'TUUUT'
'TUUUT'
'TUUUT'

"Goodnight Kim Hanbin...." Ucap Lisa setelah panggilan terputus.

♪♪♪

"Lisa-ah chicken sudah datang, cepat-cepat" ajak Jisoo menarik Lisa untuk mengambil chicken untuk makan malam.

"Tapi diluar dingin unni~" rengek Lisa mencoba menolak.

"Hanua sebentar ayo cepaaat" tarik Jisoo dengak kekuatan penuh.

Lisa memajukan bibirnya kesal karena harus keluar dengan cuaca yang sudah masuk musim dingin ini.

Saat hampir sampai didepan pintu Lisa memeluk badannya sendiri melindungi dari angin dingin.

Begitu keluar dari gedung angin kencang langsung menerpa mereka.

"Waaaaaaa!!" Teriak Jisoo dan Lisa bebarengan tidak sadar ada dua orang juga yang diluar sana mengambil pesanan chicken mereka.

"Oh? Kalian memesan chicken juga?" Tanya Bobby.

"Ah? Neee~" jawab Jisoo mendekati mereka dan membayar.

Lisa yang masih memeluk badannya sendiri terpana melihat seseorang yang membawa sebungkus chicken ditangannya.

"Bukan hanya kau yang kedinginan, tak usah bersikap berlebihan seperti itu" ucap Hanbin melewati Lisa begitu saja disusul Bobby yang menyapa Lisa dengan senyum kelincinya.

Lisa hanya mematung mendengar ucapan Hanbin.

Kim Hanbin yang sinis sudah kembali.

"Ayo!" Jisoo memeluk Lisa dari samping dan mengajaknya masuk.

"Unni... Kenapa sikap seseorang bisa cepat berubah?" Tanya Lisa saat menurini tangga.

"Em? Siapa?" Tanya Jisoo bingung.

"Kim Hanbin" gumam Lisa serak.

"Lisa-ah....." Panggil Jisoo khawatir begitu menyadari Lisa sudah menangis.

"Kau kenapa hem? Tak ingin menceritakannya padaku?" Lanjut Jisoo sambil mengelap air mata Lisa dengan jari tangannya.

Air mata Lisa semakin banyak berjatuhan, menunduk mencoba menyembunyikan tangis diantara rambut panjangnya.

"Uljimma" peluk Jisoo menenangkan Lisa.

"....rindu..." Bisik Lisa diantara segukanyan

"Rin...du... Han...bin-ah..." Lanjutnya

Jisoo yang sedikit dapat mendengar akhirnya mengerti.

Lalisa, adiknya sedang jatuh cinta.

Dan sedang merasakan sakitnya jatuh cinta.

♪♪♪

Hanbin jahat : (
Masa baper gini gue nulisnya huhuhu

WHISTLE { Hanbin × Lisa } ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang