25

6.1K 680 17
                                    

Sudah hampir jam 11 malam Lisa, Jennie, Jisoo dan Rosé kembali kerumah. Selama perjalanan Lisa terus menerus mengecek handphone-nya menantikan sebuah balasan.

"Lisa ambilkan timun di kulkas, kita harus melakukan perawatan! Lihatlah wajahmu terlihat kusam" cerocos Jisoo begitu sampai dirumah, bahkan Lisa belum sempat duduk untuk beristirahat.

"Kau juga Jendeuk-ah! Hey Park Chaeyoung cepat keluar!" Teriak Jisoo begitu melihat Rosé melarikan diri dan mengunci pintu dikamar.

"Aku lelah unni, besok saja!" Teriak Rosé dari dalam kamar.

"Ya! Park Chaeyoung kau penghianat! Bagaimana denganku?!!" Balas Lisa berteriak sambil mengetuk pintu tak sabar.

"Ani ani, kau harus merawat wajahmu" ucap Jisoo sambil menarik Lisa menuju kamar mandi dengan Jennie yang pasrah.

"Sudahlah ikuti apa maunya" ucap Jennie lelah.

Pukul 12 malam agenda "merawat wajah ala Jisoo" selesai. Rosé akhirnya menyerah setelah mendengar ceramah Jisoo mengenai kulit wajah yang harus selalu dirawat. Bukan menyerah karena Rosé sadar setelah mendegar ceramah Jisoo, tetapi menyerah karena mendengar ceramah Jisoo yang berisik.

♪♪♪

BUG!

"Eughhhh" gumam Lisa merasa terganggu ditengah tidurnya.

"Ya! Handphone-mu berisik sekali ini masih pagi" kesal Rosé terduduk dengan rambut berantakan, bantal nya yang dilemparkannya sudah sampai di kasur Lisa, tidak tetapi diatas wajah Lisa.

Lisa yang masih mengantuk tak menghiraukan amukan Rosé, justru bantal yang dilempar Rosé kini ada dalam pelukannya.

"Ish! Dasar gajah putih!" Geram Rosé lalu berdiri berniat untuk mematikan handphone Lisa, tapi ia urungkan begitu melihat nama yang tertera disana.

Mama is calling.

"Lisa-ah ibu mu menelepon" ucap Rosé membangunkan Lisa.

"Eh?"

"Cepat angkat siapa tau ini penting" desak Rosé mencondongkan handphone kepada sang empu.

(Note: anggap aja ini bahasa thailand huhu)

"Halo ma?"

"Lisa ini aku"

"Kakak? Ada apa?"

"Mama sakit..."

"Mama sakit? Sakit apa?!"

"Bukan sakit parah, hanya saja aku rasa kau harus tau"

"Iya, lalu mama sakit apa?"

"Mama demam dan katanya badannya lemas"

"Sudah periksa ke dokter?"

"Belum, mama bilang tak usah"

"Kenapa tidak usah?? Paksa saja jika mama tak mau"

"Mama bilang besok atau lusa pasti sudah sembuh, aku juga khawatir kau tau"

"Apa aku harus kesana?"

"Tidak! Tidak usah! Kau tau mama melarang ku memberi tahu mu karena kau pasti akan meminta pulang"

"Lalu dimana mama? Kenapa kau menggunakan handphone-nya?"

"Mama masih tertidur, aku menggunakannya diam-diam hehe"

"Dasar... Kabarkan aku kalau terjadi apa-apa dengan mama"

"Tentu saja"

"Sampaikan salam ku pada semua disana"

"Baiklah"

"Bye"

"Bye"

Lisa memutuskan kontak, dan ada notifikasi pesan masuk di aplikasi chatnya.

Hanbin: Aku tak baik-baik saja Lalisa. I need you.

Pesan yang merobohkan pertahanan Lisa begitu saja. Pria ini tak pernah bertanggung jawab dengan apa yang ia katakan!

"Ada apa dengan ibumu? Dia baik-baik saja kan? Kenapa menelepon pagi-pagi sekali?" Tanya Rosé khawatir

"Ibuku sakit" bisik Lisa masih menatap pesan itu.

"Mwo?! Lalu bagaimana keadaannya sekarang?"

"Entahlah tadi kakak ku yang menelepon, dan ibuku melarang aku kembali ke thailand" jawab Lisa dengan pikiran kemana-mana.

"Kau-" Rosé tak melanjutkan pertanyaan selanjutnya karena Lisa sudah pergi meninggalkannya.

"Ish! Aku khawatir pada ibu mu Lalisa!!!!"

Halo hanlis shipper jangan lupa vote dan comment :*

Mau dadah dadah dulu ke silent reader 👋 wkwkwkwk becanda :p

WHISTLE { Hanbin × Lisa } ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang