part6

13.6K 444 1
                                    

aku balik lagi yah guys..

happy reading..


Mira pov.

sesampainya aku di depan kelas, aku sudah melihat Gita dan Maya menatapku tajam. Dan aku hanya menampakkan gigi-gigi ku yang putih ini.

"lo hutang penjelasan sama kita berdua Miraa!" ucap Gita dan Maya.

"oke oke gue bakal jelasin semua ke lo berdua tapi gak sekarang dan gak di sisni.!" ucapku.

"oke, pulang sekolah kita ke rumah lo. mama ama papa lo gak ada di rumah kan?" ucap Maya. dan ku balas dengan anggukan.

+++

akhirnya jam istirahat pun berbunyi aku,Maya,dan Gita pun keluar kelas untuk ke perpustakaan untuk mengembalikan buku sejarah yang di pinjam waktu itu.

"ehh ehh ada Edo tuh Mirr" ucap Gita berbisik kepadaku.

Edo adalah ketua tim basket sekolah ini, dia pernah memintaku untuk jadi pacarnya. Hanya saja aku gak mau, soalnya yang aku denger-denger dia itu playboy tingkat dewa wkwkwk.

"Mir, boleh gabung gak?" Tanya edo yg ku balas hanya dengan anggukan.

Aku hanya sibuk memainkan hpku dan menuggu kedua putri-putri itu selesai mengembalikan buku tersebut. Sedangkan Edo duduk di depanku sambil menatapku. Dan aku gak suka diliatin kaya gitu.

"Apaan sih lo Do, risih gue lu liatin kek begitu.!" Ucapku malas.

"Lo dari dulu emang cantik Mir, sampai sekarang aja gue masih suka sama lo." Ucapnya.

Sialann gombalan lo itu udah basi bangett. Eneg gue dengernya. Ucapku dalam hati.

Edo beralih duduknya menjadi duduk di sampingku dan merangkulku. Saat aku ingin berdiri dia malah menarik tanganku, hingga aku jatuh duduk di pangkuannya. Namun aku langsung berdiri dan meninggalkan nya, dan tak ngenghiraukannya.

"Lama banget sih putri-putrikuu. Keburu jamuran gue nungguin lo berdua." Omelku pada mereka yg dibalas dengan senyum lebarnya.

Kita pun keluar dari perpustakaan dan berniat untuk kembali ke kelas. Karena waktu istirahat tinggal 10 menit lagi.

Banyak siswa-siswi yg melihat dan berbisik-bisik saat aku lewat di depan mereka. Aku tau, itu pasti gara-gara krjadian tadi pagi. Tapi mereka tidak ku hiraukan. Setelah sampai di kelas, bel pun berbunyi dan kita semua melanjutkan pelajaran.

08969014xxxx

Pulang aku tunggu di parkiran ya

~Z

To:08969014xxxx

Gak usah , ntar gue pulang bareng maya.

Sekitar 5 mnit setelah membalas pesan dari Zulfi, hp ku bergetar tanda ada tlfon masuk, namun ku biarkan. Setelah berkali-kali hpku bergetar, aku mulai bising. Ku putuskn untuk mengangkat tlfon ku yg berdering ini, dan izin ke pak Lucas.

"Ehh ngapain lo nelfon gue!? Gak tau apa gue lagi di dalem kelas!? Kalau gak ada perlu gak usah nelfon!! Bising gue!!!"
Ku jawab tlfon nya dengan marah-marah

"PULANG NANTI TEMUI AKU DI BAWAH MIRANDA!!" Ucapnya setelah lama terdiam.

Jujur aku merinding mendengar ucapan nya. Lalu dia pun memutuskan panggilan sepihak.

Aku kembali ke dalam kelas dengan wajah kesal, Maya dan Gita melihatku seperti bertanya aku kenapa, ku jawab dengan mengangkat bahu.

Sekitar 45 menit kemudian. Bel pulang pun akhirnya berbunyi, aku menyiapkan semua buku-buku ku dan mengajak Maya dan Gita untuk menemaniku menemui Zulfi.

Sesampainya di parkirann..

"Kenapa?" Ucapku to the point .

"Bisa tinggalkan kami berdua?" Ucap Zulfi kepada Maya dan Gita. Namun nada bicaranya seperti menahan amarah.

"May, Git. Duluan aja ke rumah nanti gue susul." Ucapku pada kedua sahabatku.
Dan mereka menjawab dengan anggukan.

Setelah Maya dan Gita pergi meninggalkan parkiran khusus guru ini, kami sama sekali tidak ada yang memulai pembicaraan. Dan ini membuatku jengah.

"Kalau gak ada yg mau di bicarakan, gue mau balik duluan. Cape nungguin lo mau ngomong apa!" Aku angkat bicara.

Namun Zulfi tetap diam. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang, dan saat aku berbalik untuk melangkah meninggalkan parkiran yg sudah sepi ini, pergelangan tanganku di cekal oleh Zulfi sangat kuat, dan itu membuatku merasakan sakit di pergelangan tanganku.

"Sakitt fi, lo gila ya!! Lepasin guee!!" Bentakku, dengan mata yg berkaca-kaca karena pergelanganku sangat sakit.

Zulfi memasukkan ku ke dalam mobil dengan paksa, dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Di dalam mobil aku hanya bisa menangis menahan sakit di pergelangan tanganku, karena selama ini aku tidak pernah diperlakukan kasar oleh siapapun.

Setelah sampai di parkiran, akhirnya aku tau aku di bawa kemana oleh Zulfi. Aku di bawa ke apartemen nya. Tanganku ditarik olehnya lagi.

Sepanjang perjalanan menuju lift semua orang memandang kami berdua, namun aku tak perduli. Di dalam lift pun dia tak melepaskan tanganku. Aku dapat mendengar nafasnya yg memburu. Perasaan ku saat ini campur aduk, takut, marah, sedih, kesal, dll.

Sesampainya di depan kamarnya, Zulfi membuka pintu dan membawaku masuk. Jujur saat ini aku sangat takut. Dia membanting pintu dngan kasar. Lalu Zulfi mencium bibirku dengan paksa, tak terasa airmataku jatuh, hatiku rasanya hancur.

Zulfi sepertinya sudah dikuasai dengan nafsunya. Dia menciumku tanpa ampun, aku berontak pun rasanya percuma. Tenagaku tak cukup mampu untuk menandingi tenanganya.

Setelah sekitar 5 menit Zulfi menciumku dengan kasar, akhirnya Zulfi melepas ciuman tersebut. Aku tetal menangis dan terduduk di lantai.

"Lo jahat Fi, hikss hikss lo jahatt!!" Ucapku lemah.

Aku pun menangis sejadi-jadinya. Zulfi mendekatiku dan memelukku. Aku berusaha melepaskan pelukannya, namun aku tak bisa. Tenagaku sudah habis rasanya.

"Lo jahatt. Lo jahat fi" ucapku lirih.

Zulfi menggendongku ke arah kamrnya dan membaringkan ku di king size nya. Melepas sepatuku dan menutupiku dengan selimut. Lalu dia mengecup keningku.

"Maafkan aku Mirr. Maaf" ucapnya lirih tak terdengar. Lalu pergi meninggalkn kamar ini.

Hayy aku balik lagiii
Ceritanya rada gaje yaa. Trus typo nya menyebar ke mana2 lagii
Maapin akuu yaahh

Jngan lupa vote and coment yaa

He is My Husband (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang