*post kemaren kepotong, ini lanjutannya*
Malam minggu yang indah untuk kinal. Ini minggu ke 3 ia bisa bermalam mingguan dengan Fido, pacarnya. Dan hari ini, mereka sedang hangout disalah satu mall di Jakarta. Saat keduanya sedang asik bermain, tiba tiba handpone kinal berdering. Ia terkejut ketika membaca siapa yang mengirimkannya pesan itu.
"Hah? Veranda?"
Itu yang berkelebat di kepala kinal ketika ia membuka pesan di handphonenya itu.
"Kamu nggak papa?" tanya Fido, pacar Kinal.
"Nggak.. nggak papa kok. Ini ada temen lama nge whatsapp.."
"Oh gitu, yaudah, jangan lupa makanannya dimakan."
Kinal hanya bisa tersenyum getir. Rasanya seperti disambar petir disiang hari. Kenangan kenangan yang sudah ia kubur dengan Veranda tiba tiba muncul kembali.Ia melupakan sejenak masalah Veranda yang men- chatnya lagi itu dan menyelesaikan urusannya dengan Fido.
Sepanjang perjalanan, Kinal hanya terdiam menyaksikan ramainya ibukota malam itu. Air matanya menetes, tapi ia cepat cepat menghapusnya agar Fido tidak tahu apa yang terjadi..
baginya, masa lalunya dengan Veranda sudah ia kubur, dan 'kinal' yang mencintai veranda sudah mati. Kini hanya ada 'kinal' yang mencintai fido sepenuh hatinya.
Kinal turun dari mobil dan langsung bergegas menuju kamarnya di lantai 2. Ia tidak menghiraukan panggilan bibinya dan langsung mengunci pintu kamarnya.
Kenapa... kenapa veranda harus.. BRAAAK
Kinal membanting apapun yang ada di dekatnya.
Karena ia tahu kedatangan veranda akan membawa hal buruk pada dirinya.
Ia membaca dengan seksama pesan itu, lantas melempar handphonenya ke tembok kamarnya.
"kinal, bisakah kita bertemu besok?
sepertinya aku merindukanmu.."
- veranda.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Unchained Fate
FanfictionApakah aku bisa menentang takdirku? Perempuan itu rela. Ia rela melepaskan semuanya, hartanya, demi seseorang yang telah membuatnya jatuh hati dalam satu kedipan mata. Apakah perempuan itu dapat menentang takdir itu?