4

2.2K 196 1
                                    

KINAL

Setelah 1 minggu aku berkenalan dengan Veranda, Aku malah merasa berkaca pada diriku sendiri. Dulu, aku sebelum bertemu seseorang yang telah mengubah diriku.

Diasta Priswarini. Nama yang pernah terukir indah dalam hatiku. Seseorang yang telah merubahku dari seorang Kinal yang pendiam menjadi ceria dan menyenangkan.

Sama seperti pertemuanku dengan Veranda,  Aku bertemu Diasta di hari pertama masuk SMP 2 tahun yang lalu.

FLASHBACK ON

Pendiam, nggak bisa bergaul. Nggak punya teman. Itulah aku. Bakatku sejak menginjak Sekolah Dasar. Aku tidak punya teman dirumah, mangkanya aku agak susah bersosialisasi.

Hari itu, Hari Senin. Semua siswa membawa perlengkapan MOS-nya. Aku juga. Aku turun dari mobil dengan perlahan karena.. Ya aku takut. Takut hal hal yang seperti di sinetron itu terjadi. Kalian pasti tau kan?

Siswa siswa cupu pasti di bully sama kaka kelas. Aku nggak mau itu terjadi. Aku takut.

Selesai upacara, Aku naik ke lantai dua dimana kelasku berada. Ada kakak osis dan beberapa anak yang sudah duduk manis dikelas. Salahsatu kaka kelas itu menatapku, terus menerus.

Lalu kami semua disuruh untuk berkenalan. Kakak osis yang terlebih dahulu memperkenalkan namanya. Lalu aku tahu namanya Kak Diasta. Diasta Priswarini.

Kami semua memperkenalkan diri. Ntah kenapa sorot matanya bisa menumbuhkan sebuah semangat untukku. Padahal aku tidak mengenalnya. Saat giliranku untuk memperkenalkan diri, tanpa ragu aku memperkenalkan diriku. Tanpa gemetar, hanya sedikit berkeringat.

Bell istirahat berbunyi. Kak Diasta menghampiriku, dan menyapaku.

"Hai, Kinal?"

".. Hai, Kak Diasta ya?"

Dia tersenyum.

"Ini buat kamu. Suka coklat kan?"

"... Hehe, makasih banyak Kak Diasta."

Dia tersenyum lagi.

Keesokan harinya, dan seterusnya, Ia selalu begitu. Ia mengajarkanku untuk membuka percakapan, mengajakku jalan ke mall bersama, kadang ke Dufan, atau ke tempat tempat yang menyenangkan yang ada di Jakarta ini.

Kak Diasta selalu menanyakan kabarku. Dimanapun. Absen kalo kata dia. Dia marah kalo aku belum ngerjain PR. Dia khawatir kalo aku sakit. Dia khawatir kalo dia ngeliat aku sakit atau pucet dikit.

Dan dia yang mengajariku cara, bagaimana aku harus menjaga seseorang yang ku cintai.

Tapi aku gagal.

Aku malah kehilangan kak Diasta 2 hari setelah itu.

2 tahun setelah persahabatan kami terjalin.

FLASHBACK OFF

Air mataku mulai menetes ketika aku mengingat hal itu. Veranda tetap memegang tanganku erat. Hujan tetap turun dan kami kehujanan. Aku yang takut Veranda sakit. Veranda nya mah biasa biasa aja.

Aku membukakan pintu untuk Veranda. Hujan bertambah deras. Aku berlari ke toko bunga yang ada disitu, membeli sebuket bunga mawar, dan langsung kembali ke mobil.

Aku membeli bunga itu hanya untuk mencairkan suasana saja.

"Hai. Maaf nunggu lama. Hehe"

"Iya gakpapa. Kamu basah kuyup, nal."

Unchained FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang