Ruby Amalia melihat dengan kesal kepada pria blasteran yang sekarang sedang berdiri dan akan meninggalkan café karena telah membuat wanita yang ia duga pacarnya menangis.
Berani benar pria itu di café-nya.
Ruby menghampiri pria itu “hei, jangan membuat wanita menangis apalagi di café gue”
“what?”
“wat wot wat wot. Liat tuh cewek loe lagi nangis masa loe mau tinggal gitu aja.” Ia memelototi pria itu.
“what are you talking about?”
Duh ngomong apaan sih nih orang gak bisa pake bahasa Indonesia apa, pikir Ruby “loe ngomong bahasa Indo bisa gak sih?” tanyanya sewot.
“sorry, Idon’tunderstandto speakIndonesian” kata pria itu.
“ooohhh…. Bagus deh kalo gitu dasar bule brengsek tampang loe emang udah ketauan sih tampang bejat bisanya bikin cewek nangis doank.” Kata Ruby dengan wajah tersenyum ramah seakan-akan sedang meminta maaf. Toh pria itu juga tidak akan mengerti, pikirnya.
“Hush” kata Tammy temannya yang tiba-tiba sudah berada di sebelahnya
“apaan sih loe dia juga gak bakal ngerti koq omongan gue.” Bisik Ruby.
Si pria blasteran itu hanya mendengus sebelum berjalan pergi dari café itu.
“kapan sampe Tam?” ia memang janjian dengan temannya itu di sini untuk pergi ke mall
“baru aja pas waktu loe maki-maki tuh bule”
“habis siapa suruh dia bikin nangis ceweknya di tempat gue lagian loe tau donk seberapa antinya gue sama bule”
“iya loe anti soalnya gak bisa bahasanya kan” sindir Tammy.
“eits, nyindir kelemahan gue loh. Bahasa Inggris gue emang di bawah standar tapi gue kan bisa bahasa Korea dan Mandarin sebagai kompensasinya. Lagian selain itu gue punya alasan utama kenapa gue anti sama bule” Ucap Ruby membela diri.
“loe belajar bahasa Korean sama Mandarin juga karena nonton Secret Garden sama Meteor Garden.”
Ruby hanya menjulurkan lidahnya menanggapi temannya itu dan melihat penampilan Tammy hari ini yang juga terlihat sempurna seperti biasa berbeda jauh dengan penampilannya yang hanya menggunakan kaos hitam dan celana jeans hitam, warna kesukaannya.
“ayo kita pergi” ajak Ruby dan menggandeng Tammy.
***
Sesampainya di mall kami berbelanja pakaian, Tammy dengan berkantong-kantong pakaian berisi rok, gaun, atau setelan kerja yang elegan sementara Ruby dengan baju-baju kasual seperti jeans dan kaos atau kemeja.
“kenapa loe membeli kaos semua?” Tanya Tammy ketika melihat belanjaan Ruby
“gak butuh baju laen selain kaos sih” hanya itu jawabnya
“heh…dasar.” Tammy menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya ini yang tidak pernah berubah sejak 6 tahun mereka bersahabat “sini deh” kata Tammy menarik tangan temannya itu ke sebuah butik yang memajang pakaian-pakaian elegan.
“mau apa kita ke sini” Tanya Ruby
“ikut saja”
Saat mereka masuk ke dalam dan pelayan toko menghampiri mereka Tammy berkata “berikan ukuran yang cocok dan carikan model yang pas dengan temanku ini.”