Seharian ini Ruby menghindari pria itu, ia sangat malu dengan tingkahnya semalam bayangkan saja ia merengek pada pria itu dan yang lebih memalukannya lagi adalah ternyata Aidan-lah yang sadar dan menghentikan semuanya.
Bagaimana aku bisa bertatap muka dengan pria itu lagi!, batin Ruby panik. Ia menggosok wajahnya dengan keras seakan dengan melakukan itu rasa malu itu akan pergi.
Saat ini Ruby sedang ada di kamar dan untungnya Aidan sedang keluar entah kemana karena Robert mengundang para tamu untuk pergi melihat hasil persilangan buah di kebunnya tetapi karena tidak berminat pergi dan berpura-pura sebagai kekasih Aidan di depan semua tamu lain belum lagi tatapan tajam Emily akhirnya ia berpura-pura sakit dan membutuhkan istirahat.
Sudah sekitar tiga puluh menit ia duduk di ranjang berusaha mengatasi rasa malu yang melandanya saat Ruby mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya lalu terdengar suara kertas yang diseret. Ruby menghampiri pintu dan melihat kertas yang di masukkan di bawahnya
Selalu berhati-hati, jangan percaya pada siapapun!
Ruby membaca pesan itu keras-keras “peringatan lain” gumam Ruby yang malah membuatnya semakin penasaran. Ia keluar dari kamar karena membutuhkan udara segar setelah seharian di dalam kamar Ruby memutuskan menuju ke kandang kuda dan melihat kuda-kuda yang ada di sana, mungkin memberi mereka makanan.
Dengan tujuan itu Ruby pun pergi ke dapur sebentar dan mengambil beberapa wortel ke dalam sakunya lalu menuju ke kandang kuda yang pernah di kunjunginya sekali, ia membuka pintu kandang dan langsung disambut ringkikan dari penghuni disana.
“hallo” sapa Ruby lembut pada kuda-kuda itu. Ia lalu berjalan dari satu kandang ke kandang lain, melihat kuda satu per satu.
Di dalam kandang besar itu Ruby melihat ada empat kuda yang masing-masing dipisahkan, bulu-bulu binatang itu sangat indah ada yang berwarna coklat tua dengan garis putih di sepanjang tulang punggung kuda pertama yang ia lewati, di kandang kedua Ruby melihat kuda dengan bulu berwarna hitam legam dan tampak mengkilat terkena pantulan cahaya lampu kuda itu tampak kokoh, di kandang ketiga terdapat kuda berwarna coklat muda manis yang ia perkirakan masih sangat muda, dan di kandang terakhir Ruby berhenti dan memandang takjub ada kuda berbulu putih dengan surai panjang kuda itu terlihat anggun dan matanya indah kuda itu yang berwarna coklat memandangnya lama.
“hei” bisik Ruby pada kuda putih itu yang menghampirinya dan mengendus tubuhnya seolah ingin mengenali aromanya lalu kuda itu menemukan wortel yang ia sembunyikan dan memakannya “kau hanya ingin memakan wortel ini…?” tanya Ruby saat tawanya reda.
Ruby lalu membagikan beberapa wortel yang ia bawa kepada kuda-kuda lain dan tersentak saat mendengar pintu kandang terbuka dengan keras lalu suara pria berkata “siapa disana?”
“maaf saya mengganggu” kata Ruby yang berjalan dari ujung kadang dan menatap pria itu dengan malu.
“oh tidak apa-apa” kata pemuda yang berusia sekitar 15-16 tahun itu ramah “aku hanya membawakan makanan, ini waktunya makan mereka”
“oh, ada yang bisa kubantu?” tanya Ruby menawarkan bantuan ketika melihat pemuda itu kerepotan.
“hmm… apakah anda yakin?” tanya pemuda itu
“yakin sekali” jawab Ruby menyakinkan.
“baiklah kalau begitu. Bisakah anda membantu mengambilkan tambahan jerami untuk kandang mereka? ” tanya pemuda itu. “itu kalau anda tidak keberatan” tambahnya cepat.
“tidak masalah, beritahukan saja letak tempatnya”
“ada sebelah kiri kandang ini anda bisa berjalan sedikit jauh ke arah gudang, di sana ada tumpukan jerami”