Gawat!
Kata itu terus bergaung di kepala Aidan ia merasa tersiksa dan terangsang dengan lidah wanita itu yang berada di kulitnya, berusaha mengambil potongan strawberry yang tergelincir akibat sari buah itu.
Shit
shit
shit!
Umpat Aidan berkali-kali, merasakan bagian bawah tubuhnya tidak bisa diajak kompromi dan bisa berakibat mempermalukannya di depan para pelayan dan ini semua karena selera pasangan aneh si tuan rumah yang selalu bertindak diluar dugaan.
Dan selama permainan berlangsung Aidan pun berbalik mengutuki pasangan itu sampai kata-kata kasar yang ia tahu dalam berbagai bahasa pun keluar.
***
Jangan rasakan apapun Ruby! Hanya cepat akhiri permainan ini!
Dengan cepat tanpa sempat ia merasakan kulit pria itu di bibirnya Ruby langsung mengambil potonga-potongan buah itu tetapi sialnya di potongan buah strawberry yang ia ambil buah itu tergelincir turun dan sedikit licin karena sari buahnya turun membuat Ruby harus dengan cepat menangkap potongan buah itu dengan lidahnya dan mendengar pria itu mengerang.
Oh my God! Kenapa udara di sini jadi panas?!
“bersabarlah” gumam Ruby entah pada Aidan atau dirinya sendiri
“cepatlah” geram Aidan dengan wajah yang sudah memerah menahan gairahnya
Akhirnya waktu pun selesai dan si pelayan kembali menghitung “…….19,20,……30,31,32,33….49,50. Kalian lulus!” kata pelayan itu yang membuat Ruby dan Aidan yang sudah dilepas ikatannya saling berpelukan senang.
“eh..uhmm…sorry” kata Ruby canggung dan melangkah mundur dengan wajah merona, lepas dari pelukan pria itu. Ia merasakan sesuatu yang keras menyentuh perutnya bawahnya dan tanpa melihatpun ia tahu apa itu.
“uhmm…tidak apa-apa” kata Aidan yang juga jadi gugup.
Suasana terkesan canggung, masing-masing bergelut dengan pikirannya sendiri lalu seakan ingin memcah suasana kaku itu Ruby berkata “jadi setelah ini apa?” kepada pelayan itu.
Si pelayan menyerahkan kantong yang terbuat dari beludru merah pada Ruby dan berkata “setiap selesai permainan yang kalian lalukan kalian akan diberikan kantong merah seperti ini. Di dalamnya terdapat clue untuk melanjutkan permainan selanjutnya dan untuk mendapatkan hadiah utama permainan ini yaitu surat-surat tanah perkebunan ini” jelas si pelayan.
Ruby dan Aidan kembali berjalan masih dengan Suasana canggung meliputi mereka “ehmm… bagaimana kalau kita buka dan lihat isi kantong ini?” tanya Ruby yang mendapat anggukan setuju dari Aidan.
Membuka kantong itu ia mengintip “arloji?” gumam Ruby bingung
“apa isinya?”
Ruby pun mengeluarkan benda itu dan menunjukkannya pada Aidan “arloji”
Mengamati arloji itu dengan teliti Aidan merasa pernah melihat arloji antik itu sebelumnya tetapi entah di mana, ia membalik arloji itu dan menemukan ukiran huruf ‘R’ di sana. “ini milik Robert” kata Aidan dan menunjukkan ukiran itu pada Ruby.
“tapi apa maksudnya?”
“entahlah” kata Aidan yang masih merasa pernah melihat jam itu di suatu tempat
“arloji dengan petunjuk selanjutnya” kata Ruby pelan memeras otaknya untuk memecahkan teka-teki itu “apakah itu mengarah ke sebuah tempat?” tanyanya lebih pada dirinya sendiri.