“sorry dengan kejadian tadi” kata Aidan setelah ia sampai di depan gedung apartemen wanita itu.
“tidak apa-apa, hanya sedikit kaget dengan cepatnya hubungan kita”
“yeah. Semua yang berhubungan dengan keluargaku memang selalu cepat” Aidan mengakui, ia membukakan pintu mobil untuk Ruby dan mereka berjalan menuju apartemen wanita itu.
“tapi keluargamu sangat menyenangkan” Ruby tersenyum.
“senang kau menyukai mereka.” Aidan memeluk wanita itu ketika ia mengantar wanita itu ke depan pintu apartemen.
“masuklah sudah malam…” kata Aidan.
Setelah mengucapkan selamat malam ia pun berbalik untuk membuka pintu.
“tunggu”
Ruby berbalik menghadap pria itu dengan pandangan bertanya kemudian pria itu menciumnya sekilas dan sedikit menjauh lalu kembali melahap bibirnya sedikit kasar tadi entah mengapa ia malah merasa bergairah “itu hukuman karena kau menatap ayahku dengan terpesona” bisik Aidan ketika ia menyudahi ciumannya.
“sekarang masuklah. oh dan satu hal lagi…” kata Aidan membuat Ruby yang sudah masuk dan mau menutup pintu berhenti. “teknik berciumanmu sudah meningkat” goda Aidan dan mengedipkan matanya dengan jahil lalu.
Mendengus Ruby menutup pintu dengan keras lalu tersenyum merasa bahagia, belum pernah ia merasa sebahagia ini lebih bahagia daripada saat pembukaan café-nya.
ia bersenandung dan berjalan menuju kamar mandi menyalakan air hangat untuk mengisi bathtub, sambil menunggu air penuh ia mengambil pakaian tidurnya yang berupa kaos yang berukuran dua kali ukuran tubuhnya dan celana pendek.
Setelah air di bathtub penuh Ruby pun meneteskan beberapa tetes minyak aroma terapi lalu ia pun berendam melemaskan otot-otot tubuhnya dan menutup matanya ia kembali mengingat saat-saat Marcus menanyakan pertanyaan itu sambil tersenyum…
Flashback…
“jadi kapan kami bisa bertemu dengan orang tuamu?”
“hmm…ayahku mengajak ibu untuk bulan madu ketiga kalinya, minggu depan mereka baru akan pulang.” Jawab Ruby.
“ayahmu pasti sangat romantis” kata Queen mendesah lalu menatap suaminya seakan mengatakan ‘suami payahku saja tidak pernah mengajakku untuk honeymoon lagi sejak melahirkan Aira’
Marcus berdehem menyadari tatapan Queen “sayang, apa kau tidak merasa kalau setiap harinya kita seperti kembali honey moon?”
“itu berbeda.” Ketus Queen “kau tahu Ruby suami payahku itu sama tidak peka.” Ia menunjuk Marcus.
“baby, kau tidak bisa menyematkan kata ‘payah’ itu padaku bukankah kau semalam yang kelelahan setelah kita…uhmm” Queen dengan cepat menutup mulut suaminya dengan telapak tangannya, wajahnya memerah.
“aku tidak ingin mendengar kisah seks antara ayah dan ibuku sendiri.” Kata Aidan menggelengkan kepalanya.
“itu terlalu…ukh” kata Aira dengan wajah pura-pura jijik.
Ruby membelalakkan matanya kaget dengan keterusterangan pria itu, bahkan ayahnya sendiri saja selalu merahasiakan hubungan ranjang mereka.
“kau membuat gadis malang itu terkejut” tuduh Queen.
“dia akan menjadi bagian dari keluarga kita jadi sebaiknya dia harus mulai terbiasa.” Kata Marcus dan mengedipkan matanya membuat Ruby menahan senyum dengan tingkah calon ayah mertuanya.