Saat malam menjelang dan selesai makan malam Aidan dan Ruby sedang berada di ruang santai yang kebetulan dekat dengan pintu depan saat pintu itu diketuk dan Sara masuk dengan terburu-buru. “maaf menganggu waktu makan kalian” katanya dengan wajah menyesal ketika bertemu dengan kedua orang itu.
“tidak apa-apa” kata Aidan menenangkan wanita itu.
“ada apa?” kata Ruby yang menghampiri kedua orang itu
Sara menatap pasangan di depannya dengan ekspresi menyesal “saya ingin menitipkan Nana sekarang kalau kalian berdua tidak keberatan karena saya baru mendapat kabar orangtua saya masuk rumah sakit.” katanya. Memang tadi sore Nana sudah diantar pulang dan akan menginap besok.
“kami tidak keberatan, malah aku senang Nana akan menemaniku di sini.” Kata Ruby
“kak Luby” kata si kecil Nana yang ternyata sudah ada di depan pintu dan langsung berlari menghampiri Ruby.
“halo manis” Ruby mengangkat gadis kecil itu dan menggendongnya lalu ia berbicara dengan pelan pada Nana “manis, mama kamu mau pergi sebentar. Mau tinggal sama kakak beberapa hari? Nanti kita bisa main lagi.” Kata Ruby membujuk.
“mau, mau!!!” pekik Nana dan meloncat-loncat dengan bersemangat di gendongan wanita itu
“Nana tidak keberatan tinggal dengan kami untuk sementara jadi kalau anda terburu-buru….” Kata Aidan
“terima kasih saya dan suami saya akan pergi dengan penerbangan malam ini.”
“hati-hati yah Sar” kata Ruby karena usia Sara hanya beberapa tahun di atasnya.
“iya” jawab sara “Nana jangan bandel yah sama kakak-kakak ini” ucapnya menasehati gadis kecil itu.
“cipp, mama…” kata Nana dengan cengiran khasnya yang membuat Ruby semakin gemas dengan anak itu.
Setelah Sara pergi dan menyerahkan tas berisi pakaian Nana untuk beberapa hari, Ruby mengajak gadis kecil itu untuk makan malam bersama “Nana sudah makan?”
“udah” jawabnya
“hmmm…gimana kalo Nana dan kak Ruby ke kamar aja, kita bisa membongkar barang-barang Nana di sana” ajaknya
“eh tunggu kamar siapa? Emang kamar untuk Nana sudah disiapin?” tanya Aidan dengan bingung.
“aduh kamu itu dodol deh yang di kamar kita lah si Nana tidur kan kita sekamar aja gara-gara di rumah ini sudah gak ada kamar kosong, gimana sih” Ruby menjelaskan kepada pria itu yang tiba-tiba berubah jadi lemot.
“eh tapi kan…emang dia mau tidur dimana? Di kamar kan Cuma ada kursi keras, gak enak buat ditiduri”
Ruby menyipitkan matanya, berpikir sebentar lalu menemukan ide cemerlang “yah bareng kita aja di ranjang Nana di tengah tidurnya.”
Aidan menatap wanita itu lama kemudian berkata “kau tidak menjadikan gadis semanis Nana tameng agar aku tidak macam-macam kan? Kau takut padaku?”
“jawaban untuk kedua pertanyaan itu GAK, aku gak takut dan gak jadiin Nana manis itu tameng.” Jawab Ruby kesal karena rencananya ketahuan. “yuk Nana kita ke kamar.” Ia menggandeng gadis kecil itu.
“kak Luby” kata Nana saat mereka sudah di dalam kamar dan Ruby sedang mengeluarkan pakaian-pakaian gadis kecil itu.
“apa sayang”
“kak Aidan itu cuami kakak yah?” tanya Nana dengan wajah polos membuat Ruby tidak tega menaikkan nada suaranya pada anak itu.
Tertawa canggung ia hanya berkata “tidak Aidan bukan suami kakak”