“kita sampai” kata Aidan mematikan mesin mobilnya.
Ruby melihat rumah itu yang terletak begitu anggun di tengah halaman luas semua itu meneriakkan kata kekayaan dan anehnya tidak menghilangkan unsur kehangatan. Ia tidak sempat melihat lebih jelas karena pria itu sudah membukakan pintu dan ia sedang dalam keadaan gugup. Ia memasuki rumah itu dan tercium harum masakan, Aidan mengarahkannya ke arah asal aroma harum itu berasal. Di sana ada seorang wanita yang berusia awal 50 tahun tetapi masih sangat cantik dan menarik sedang memasukkan bahan-bahan ke dalam panci.
“mom” panggil Aidan dan wanita itu menoleh lalu tersenyum hangat.
“hallo sayang” kata wanita itu yang langsung memeluk Aidan dengan erat.
“dan siapa ini?” tanya wanita itu dengan ramah dan terlihat rasa penasaran di matanya.
“mom kenalkan ini Ruby, tunanganku. Ruby ini ibuku, Queen” kata Aidan merangkul pinggang wanita itu dengan posesif.
“apakah ini wanita yang menginap di apartemenmu?”
“eh..uhmm… ya…” jawab Aidan salah tingkah.
“tamunya sudah datang, sayang?” tanya sebuah suara berwibawa namun sedikit serak hingga terkesan seksi.
“dan itu ayahku, Marcus.” kata Aidan lalu berbisik dan ketika tidak ada tanggapan apapun dari wanita di sebelahnya ia pun menoleh melihat wanita itu “hapus air liurmu lady! Itu calon ayah mertuamu!” ucapnya kesal dan menjentikkan jarinya di depan wajah wanita itu.
“sorry” ucap Ruby malu karena ketahuan terpesona pada ayah Aidan. “uhmm… kalau anda tidak keberatan silakan kalian cicipi kue buatanku ini.” Ia berkata.
”kue…?” tanya Queen.
“errr…yeah. Maaf bila hanya membawa ini saja.” Kata Ruby gugup di depan calon mertuanya, ia sangat gugup dengan penilaian orang tua Aidan terhadapnya.
“ini sangat bagus, aku sangat suka kue. Thanks, dear.” Kata Marcus dan mencium singkat pipi Ruby hingga wajahnya berubah merah merona.
“ehemm….” Terdengar suara Queen berdehem dengan tingkah suaminya itu.
“dad!” seru aidan dan mengeratkan tangannya yang memegang pinggang Ruby, mengingatkan wanita yang sedang terpesona ini bahwa calon suaminya berada di sebelahnya.
Tapi siapa juga wanita yang tidak terpesona dengan tubuh gagah dan wajahnya yang masih terbilang tampan di usianya yang menginjak awal 50 tahun, bisa dibilang pria itu sedang berasa dalam masa jayanya. Orangtua Aidan benar-benar masih terlihat cantik dan rupawan!
Marcus hanya terkekeh melihat reaksi Ruby yang menatapnya, sepertinya ia terbiasa dengan perhatian seperti itu dari para wanita. “hei…aku Marcus. Kita akan makan di halaman karena cuaca sedang bagus.” Kata Marcus yang kemudian mengarahkan mereka ke halaman belakang.
“oh yah, kalian bisa berjalan-jalan dulu atau minta saja Aidan tour di dalam rumah sementara aku akan membantu istriku menyiapkan makanan dan kita juga masih harus menunggu satu orang lagi.”
“tunggu dad, siapa satu orang lagi?”
“adikmu tentu saja, ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan wanita yang sudah berhasil menundukkan kakaknya yang playboy” ucap Marcus dengan jahil.
Aidan memutar bola matanya mendengar ucapan ayahnya itu “bukannya dad juga mantan playboy, anggap saja ini adalah penyakit keturunan yang ada dalam keluarga kita.”
‘ayah dan anak sama saja’ pikir Ruby sambil melengos walaupun sedikit geli dengan interaksi ayah dan anak itu.
“Marcus dimana kau. Bantu aku, honey!” seru Queen dari arah dapur.