Maap yah lama posting-nya soalnya dari kmrn tuh mau posting tapi inet mati nyala mati nyala n sekalinya nyala kmrn gak bisa aku upload ><
***********************************************************************************
“jadi surat itu dari Susan” gumam Ruby yang sedang duduk di sisi ranjang yang ditidurinya.
“hei kenapa kau? Dari tadi kau bertindak aneh” kata Aidan
“tidak apa-apa hanya mungkin sedikit kelelahan” jawab Ruby mengelak lalu kembali ke pikirannya yang berkecambuk.
“mm… karena kau lelah sesi pelajaran kita kali ini akan kuperpendek kalau begitu”
“umm” gumam Ruby
“jadi buka bajumu”
“umm…”
“eh tunggu! Apa tadi kau bilang?!” katanya tersadar
“buka bajumu” kata Aidan lagi dengan wajah polosnya
“enak aja!”
“itu sesi latihan kita berikutnya” perintah Aidan dengan nada tegas
“tap…tapi kan waktu itu kau bilang kita akan mengikuti apa yang kukatakan dulu” Ruby mengingatkan pembicaraan mereka waktu itu kalau tidak ada lagi adegan mesum.
Aidan menghela napas “baiklah sekarang bagaimana?”
“hmmm…bagaimana jika aku memijit bahumu lalu kita akan memulai dengan mengobrol” kata Ruby lalu memijat bahu pria itu untuk mempraktekkan maksudnya.
Aidan langsung mendengus menghina “ini yang kau bilang merayu?” tanyanya lalu “lebih baik kita langsung menggunakan caraku saja” ia langsung memutar wanita itu ke depan, berhadapan dengannya.
Ruby hanya bisa mengeluarkan suara terkesiap kecil saat pria itu memutarnya hingga mereka berhadapan, tangannya refleks bersandar pada dada bidang pria itu.
Aidan menyeringai seperti serigala yang ingin melumat si tudung merah melihat posisi Ruby sekarang, wanita itu duduk di pangkuannya dan tangannya berada nyaman di lekuk pinggang Ruby mata mereka saling bertatapan.
Ruby tidak kuasa mengalihkan pandangannya seakan mata Aidan mengandung magnet yang selalu menariknya ke arah pria itu.
“baiklah aku hanya akan menepati janjiku untuk mengajarimu” kata Aidan tetapi kilat di matanya berkata lain.
Aidan membuka kancing-kancing pakaian wanita itu dengan perlahan hingga sampai kancing keempat Ruby menangkap tangan pria itu “bisakah kita lanjutkan besok?” tanya Ruby dengan napas terengah-engah jantungnya serasa mau copot saking kencangnya debaran yang memukul-mukul dadanya.
“tidak bisa” jawab Aidan tegas dan tidak menerima penolakan.
“tapi…” Ruby kembali memikirkan siapa yang memberikan surat peringatan itu tetapi pikirannya seketika kosong saat pria itu menciumi rahang, leher, dan menjilat belakang telinganya hingga membuatnya mendesah nikmat.
“ahhhh…” desah Ruby yang tanpa disadarinya terdengar seksi dan membuat Aidan semakin semangat untuk mengecupi dan menjilat seluruh tubuh wanita itu.
Ciuman Aidan semakin turun menuju payudara Ruby dan menggigiti tepi bra wanita itu dengan gigitan kecil-kecil memberikan serangan kenikmatan di sekujur tubuhnya. Dengan gemas Aidan menurunkan cup bra wanita itu dan memainkan sebelah payudara Ruby, memelintir puncak payudara wanita itu lalu menghisap payudara wanita itu yang sebelahnya membuat kedua puncak payudara Ruby menjadi keras dan terangsang.