Impossible,,

69 1 0
                                    

Kalila menghempaskan badannya di ranjang queen size,pejamkan matanya sambil menarik napasnya pelan. Hari ini banyak sekali masalah yang harus dia hadapi, terutama mengenai dirinya yang mendadak menjadi sorotan publik, yang awalnya murid biasa sekarang menjadi terkenal di sekolah.

Teman-temannya yang awalnya tidak mengetahui, menjadi tahu bahwa pengusaha muda putri dari Syarief adalah dirinya, karena wartawan mengorek habis tentang dirinya yang selama ini ia tutupi.

Kalila bangun dan duduk ditepi ranjangnya melangkah gontai menuju kamar mandi, padahal dia malas sekali keluar rumah hari ini tapi, ia harus kerumah sakit menjenguk yonica.

Padahal bisa saja dia menghubungi Rangga bahwa dia tidak jadi ke rumah sakit, tapi ia tidak rela membiarkan Rangga bersama yonica berduaan.

Jadi ia memutuskan untuk ke rumah sakit menyusul Rangga, Kalila tidak mengerti kenapa ia tidak rela kalau Rangga ada hubungan lebih dengan yonica, yang jelas ia tidak suka.

"Ya Tuhan!!!" Kalila mengusap wajahnya gusar sambil memukul setirnya, ketika melihat sekelompok wartawan yang menghalangi pintu rumah sakit.

"Gimana mau lewat? Eettdahh... mana mungkin gue keluar." Kalila mendomel sambil berpikir apa yang harus dia lakukan.

"Aha... gue telpon Rangga aja deh minta jemput. Dududu." Serunya sambil menjentikkan jarinya.

"Halo..Rangga"

"...."

"Gue di depan pintu rumah sakit nih.. tapi gue nggak bisa lewat ada banyak wartawan."

"...."

"Ya mana gue tau, tanya aja sama mereka ngapain di depan pintu.. minta sumbangan kali." Seru Kalila memutarkan kedua matanya.

"..."

"Gue nggak tau di mana pintu belakang.. jemput gue kek, kalaunya lo nggak mau gue pulang aja."

"..."

"T*i lo.. cepet!! Lambat gue pulang, gue takut nanti wartawan ngenalin gue beg*." Ucap Kalila geram.

'Tutt...' Kalila matikan telponnya sepihak males mendengar omong kosong Rangga yang ngegombal receh,

Kalila membuka instagram sambil mendengar musik yang mengalun di mobilnya, menunggu kedatangan Rangga.

Ia membuka kaca mobilnya ketika melihat Rangga berjalan menuju mobilnya, baru kali ini  Rangga terlihat tampan. Ia mengenakan baju kaos putih polos dengan jaket jens yang disampirkan dibahunya.

Jantungnya tiba-tiba berdegub kencang ketika Rangga berada tepat disamping mobilnya.

"Lama banget sih.." gerutu Kalila keluar dari mobil sambil menggembungkan pipinya, berusaha menutupi kegugupannya.

"Massa? cuman 10 menit. Yuk! kalau ditanya wartawan lo diam aja cukup senyum aja, ok!." Ujar Rangga meraih tangan Kalila menggenggamnya.

"Dikira lo 10 menit sebentar, lumutan gue."seru Kalila kesal.

"mana lumut nya? Biar gue bersihin.." tanya Rangga sambil memutar badan Kalila .

"Iih... Rangga. Lo itu nyebelin tau nggak."seru Kalila kesal.

"iya gue nyebelin.. sekarang lo diam!." Ucap Rangga membuat Kalila mengatup mulutnya.

Rangga menggenggam erat tangan Kalila ketika mendekati pintu masuk yang dipenuhi wartawan. Kilatan lampu blitz disekelilingnya  membuat Kalila menyipitkan matanya, saat ini ia dan Rangga tidak bisa bergerak kemana-mana.

Mereka terjebak di tengah, ia tidak bisa membayangkan kalau memutuskan sendirian melewati para wartawan, mungkin tidak akan bisa masuk kedalam karena tertahan disini.

Sweet Could GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang