Keputusan!!

39 2 0
                                    

Sheila menatap putra dan putrinya tidak percaya ketika mendengar percakapan mereka di balik pintu apartemen, bagaikan belati mengiris-iris hatinya ketika mengetahui fakta bahwa putranya mencintai adik kandungnya sendiri Ia tidak menyangka ini terjadi.

Kalila berlari menghampiri Sheila dan berlindung dibalik punggungnya. 'Ma.. ayo pulang! Aku takuttt.. hikss..' seru Kalila disela isak tangisnya.

Sheila menghiraukan seruan putrinya, ia menatap lurus putranya yang sedang dalam keadaan berantakan.

"Kamu Ashraf temui mama nanti di ruang kerja ayah kamu!" Perintahnya dan membawa putrinya yang sedang menangis.

Pikirannya saat ini sedang kalut karena bagaimana caranya mengatakan kepada suaminya, karena dia takut Syarief akan marah besar dengan Ashraf. Ia tidak mungkin menyalahkan Ashraf yang mencintai Kalila Adiknya,karena kita tidak tahu kemana kita jatuh cinta dan sama siapa.

Kalila turun dari mobil dan langsung mengurungkan diri dikamarnya, Sheila memandang miris putrinya yang syok dengan pengakuan Ashraf.

"Mas.. pulang sekarang juga!! Ada masalah yang harus kita selesaikan." Ucap Sheila ketika Syarief mengangkat telponnya.

Ia tahu bahwa suaminya sangat sibuk, tapi ini lebih penting dari urusan di kantor.

"Masalah apa sayang?? Aku masih sibuk, habis ini ada meeting." Seru Syarief disebrang sana.

"Pokoknya gawat!! Ok, Selesai meeting kamu pulang.. bye love you." Sahut Sheila kemudian menutup telponnya.

****

Syarief menatap tajam Ashraf

yang sedang menjelaskan perasaannya terhadap adiknya, rahangnya mengeras dengan tangan mengepal. Ingin sekali ia layangkan bogem mentah ketika mendengar pengakuan Ashraf bahwa ia sudah beberapa kali mencuri ciuman dari adiknya, Syarief tidak habis pikir kenapa putranya mencintai adiknya? Banyak perempuan di luar sana yang mengantri untuk jadi pacarnya. Ia sekarang mengetahui mengapa putranya selama ini belum ingin mencari pendamping, karena ia mencintai adiknya sendiri.

"Oke, ayah maafkan kamu.. tapi, bukan berarti ayah tidak marah dengan kamu, karena perlakuanmu kepada adikmu.." tutur Syarief dengan penuh wibawa.

"Terimakasih, yah.. maafkan aku Ma, yah.." ucap Ashraf bersujud.

"Tapi, kamu Ayah pindahkan ke New York.. kamu pimpin perusahaan ayah di sana, karena om Zainal pensiun dari kerjaannya. Agar kamu bisa move on dari adikmu, kamu tidak boleh pulang sebelum kamu benar-benar move on dari adikmu dan membawa seseorang yang akan kamu jadikan istri." Sahut Syarief.

Ashraf menatap ayahnya terkejut dan mengalihkan pandangannya kepada mamanya, Sheila yang melihat Ashraf memandang dirinya langsung membuang muka karena ia masih marah dengan putranya.

"Oke.." ucap Ashraf berat.

"Jadi bereskan barang-barangmu, setelah itu ayah antar ke Bandara."

"Sekarang???" Tanya Ashraf.

"Iya."jawab Syarief.

Ashraf memasuki kamarnya dengan lesu untuk membereskan barang-barangnya, sebelum menuruni tangga ia menatap pintu kamar yang di dalam sana ada seseorang yang dia cintai. "Mungkin, dengan aku pergi ke New York bisa membantuku move on dari kamu." Ucapnya dalam hati. Dan melanjutkan langkahnya menuju lantai dasar menghampiri Ayahnya.

Selama diperjalanan Ashraf memandang keluar jendela merekam semua kenangan yang dia lalui bersama adiknya, sebentar lagi ia akan meninggalkan tempat lahirnya. Berapa tahun ia harus meninggalkan kota ini? Ia pun tidak tahu.

Sweet Could GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang