Reza melipat kedua tangannya didada sembari menyenderkan punggungnya dikursi Restaurant, memandang tanpa ekspresi kearah Rere dan Rissa yang tengah menatapnya tidak percaya.
"Terserah kalian mau percaya atau nggak, itukan urusan kalian." Sahut Reza santai.
"Kenapa penampilan lo di sekolah cupu nggak kek sekarang??" Tanya Rissa penasaran.
"Bukan urusan lo!" Sahut Reza singkat.
"Isss... " Rissa mendelik tajam dan melanjutkan makannya.
"Bisa minta nomor WA kalian?" Alfin menyodorkan Handphone mencairkan suasana yang canggung.
"Boleh bangett... scan aja kak biar praktis" sahut Rere menampilkan barcode whatsaapnya ke Alfin dan diikuti oleh Rissa.
" pulang ! Capek gue dari tadi keliling" Reza berdiri meninggalkan Alfin yang masih dulu mengobrol.
"Makasih ya.." Alfin sambil menyimpan Handphone ke saku celananya, dan di balas anggukan oleh Rere dan Rissa.
"Gue duluan ya" lanjutnya menyusul Reza yang sedang berjalan keluar restaurant .
"lama banget sih kek cewek lo!" Gerutu Reza ketika melihat kedatangan Alfin.
"Ya sabarr napa!!! "
****
Kalila mengerjapkan matanya untuk memastikan siapa yang duduk dibangku Ucup, tetap saja ia tidak mengenali siapa dia.
Kalila meletakkan ranselnya diatas meja."Itu siapa murid baru?" Ujarnya menolehkan kepala kearah Salsa.
"Bukan, dia si Ucup. Eh tapi kalau penampilannya seperti ini sih nggak pantas dipanggil Ucup, mulai sekarang sebut saja nama aslinya Reza. Ganteng banget sih.. kenapa nggak dari dulu aja penampilannya begini. " Salsa menangkup kedua pipinya memandang Reza dengan mata berbinar.
Rangga masuk kedalam kelas sambil bersenandung." Jangan melamun pagi pagi entar kesambet loh.." Rangga mencolek pipi Kalila.
"Iisss... jangan usil deh" Kalila bersungut memukul pundak Rangga.
"Melamunkan apa sih pagi-pagi? "
"Gue nggak melamun ya! Gue cuma kaget aja lihat perubahannya Reza." Kalila membuat Rangga menoleh ke ara Reza.
"Astagaa!!! Gue sampai nggak ngenalin " Rangga merangkul pundak Reza.
"Iiisss.. Lepas!" Reza menjauhkan tangan Rangga.
"oke.. bro jangan marah! Gue senang aja lihat perubahan teman sebangku gue" Rangga menjauhkan tangannya.
Semua murid yang masuk kelas selalu tertuju pada Reza, karena perubahan penampilannya yang membuat siapa pun tidak mengenalinya. Tak terkecuali Sindy yang tiba-tiba mendekati Reza, membuat semua penghuni kelas menatap jengah padanya.
"Reza.. lo bisa bantu gue ngerjain soal nomor lima? Soalnya gue nggak ngerti nih." Sindy menghampiri Reza dan Rangga yang tengah mengerjakan soal.
"Rangga, lo bisa minggir dulu ! Gue mau duduk, lo bisa duduk di bangku gue dlu." Tanpa persetujuan Rangga, Sindy menarik Rangga berdiri dari bangku.
"Apaan sih!! Ganggu aja " Rangga menatap Sindy tidak suka dan beralih duduk di bangku Sindy.
"Kemana aja selama ini?? Reza berubah jadi ganteng baru mau mendekat." Salsa memutar bola matanya memandang Sindy jengah.
"Diem..Lo" sahut Sindy.
"Sudah!" Sahut Reza. Membuat Sindy mengerucutkan bibirnya.
•

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Could Guy
Teen Fiction" lo harus mau berpura-pura jadi pacar gue TITIK" ucap Rangga menekankan kata'titik' diakhir kalimat. " Tapi--" "Rangga!" seru seseorang memotong ucapan Kalila. Rangga celingak-celinguk mencari seseorang yang memanggilnya. " eh... Hai" sapa Rangg...