"KURANG AJAR!!!! Berita sampah!!! Nggak bermutu"
"Kenapa, La? " Rere terkejut melihat perubahan sikap Kalila, setelah mengecek Handphone.
"Liat nih!!! Berita sampah."
"Ternyata isu pertunangan Rangga dan Kalila hanya settingan, faktanya mereka hanya hubungan sebatas tetangga dan teman sekolah. Tujuan lakukan settingan karena Kalila cemburu dengan A, yang berpacaran dengan Sindy. Dari beberapa isu yang beredar, Kalila seseorang yang menyebabkan putusnya hubungan Aldy dan Sindy.---" Rere menarik napas berat,Ia memandang prihatin dan memberikan Handphone kepada pemiliknya yang tengah memijat pangkal hidungnya.
" Yang sabar ya!! Percaya sama gue, berita ini ntar bakalan hilang sendiri. Lo cukup tutup telinga! jangan hiraukan. Oke!! " Rere memeluk sahabatnya.
"Thanks ya!! Kalau gitu gue masuk kelas dulu." Kalila mengurai pelukannya, berlalu meninggalkan mereka.
Kalila menundukkan kepala saat melewati koridor sekolah, ia hanya bisa menulikan telinga ketika yang lain sibuk mencibirnya secara terang-terangan.
Sesekali ia mengusap air mata yang sejak kapan mengalir dari pelupuk matanya, ia benci dengan dirinya sendiri, karena terlihat begitu lemah, ia benci karena tidak punya keberanian untuk melawan mereka yang mencibirnya.
Reza menyandarkan tubuhnya di dinding kelas, dan memandang lurus kearah Kalila yang berjalan dengan wajah yang tertunduk, masuk ke dalam kelas melewatinya.
Ia mengurungkan niatnya untuk menghampiri Kalila,dan berlalu menuju bangkunya ketika melihat Rangga memeluk Kalila.
"Please.. Lo jangan nangis!! Gue janji secepatnya membersihkan nama lo di media, gue minta maaf!! Gara-gara rencana gue lo malah dibenci orang-orang." Rangga mengusap punggung Kalila yang bergetar.
"Lo jangan sedih!! Kita di sini nge-sport lo, kita semua di sini saudara. Jadi, lo jangan merasa sendirian ketika lo dikucilkan di sekolah ini. " Ucap Abu dan diangguki yang lain.
Semua penghuni kelas menghampiri Kalila dan bergiliran memberi pelukan hangat, Reza berdiri menghampiri gadis cantik bersurai coklat dan memeluknya.
Membuat Kalila kembali menangis kencang, semua mata memandang Reza terkejut. Sebelumnya mereka mengira Reza tidak peduli dengan keadaan sekitar, karena ia hanya duduk di bangkunya dengan buku yang tidak pisah dari tangannya.
" Menangislah!! kalau itu dapat mengurangi kesedihan lo. Gue disini siap menjadi sandaran disaat lo butuh." Reza mengusap kepala Kalila.
Erwin memandang Reza tidak suka dengan perilakunya yang seperti pahlawan disiang hari, Aldy menatap tajam Reza ketika pandangan mereka bertemu.
Reza mengangkat sebelah alisnya ketika menyadari semua memandang ke arahnya, ia mengurai pelukannya ketika Kalila menghentikan tangisannya.
" Jangan pendam masalah lo sendirian!! Hati gue sakit ngeliat lo nangis kaya begini, Kalau lo butuh teman curhat hubungi gue, gue siap mendengarkan. Oke!!" Reza mengusap air mata Kalila.
" oowwhh... So sweet banget!!! Biarpun penampilan lo culun tapi sikap lo sweet banget!! Terima aja perasaan Ucup, La!! Gue rasa dia itu ganteng cuma tertutup oleh gaya culunnya aja. " Seru Salsha dan mendapatkan delikan tajam dari Erwin dan Aldy.
"Kenapa??? Perasaan ucapan gue nggak salah deh." Salsha merengut.
'Plakkk'
Kalila menatap tajam ke arah Reza yang mengusap pipinya yang bercap lima jari akibat tamparannya.
" kok gue ditampar sih?? "
" jangan berlagak sok nggak tau deh.. Lo kan yang ngirim rekaman obrolan gue sama Rangga ke Sindy. Jujur aja lo!! " Teriak Kalila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Could Guy
Teen Fiction" lo harus mau berpura-pura jadi pacar gue TITIK" ucap Rangga menekankan kata'titik' diakhir kalimat. " Tapi--" "Rangga!" seru seseorang memotong ucapan Kalila. Rangga celingak-celinguk mencari seseorang yang memanggilnya. " eh... Hai" sapa Rangg...