Kalila menaiki anak tangga menuju lantai 2 tempat kelasnya berada, pikirannya sedang kalut karena berbagai masalah melandanya saat ini, yang membuat Kalila ingin memukulkan kepalanya ke dinding.
"Weesss... itu muka atau baju yang nggak di setrika sih, kumal amat neng.." seru Rangga di ambang pintu.
Kalila menghiraukan Rangga berlalu menuju bangkunya, membuat Rangga bertanya - tanya ada apa dengan Kalila ?.
"Kenapa dia? " tanya Abu kepada Rangga.
"Nggak tau, PMS kali.." jawab Rangga mengendikkan bahunya.
"Lo kan tunangannya, masa gak tau sih... lo tunangannya atau bukan sih???" Ucap Erwin menghampiri Rangga dan Abu.
"Diam!!! Tu mulut jangan kaya cabe bisa??? " seru Rangga berlalu meninggalkan mereka menuju bangku Kalila.
Rangga menghampiri Kalila yang sedang membaca novel, Salsa menyadari kehadiran Rangga langsung menyenggol Kalila dengan sikutnya.
"Iisssstt... apa sih, sal? Gue lagi nggak mood nih jadi jangan ganggu gue!!" Ucap Kalila tanpa mengalihkan pandangan dari novel yang dia baca.
Salsa tidak menyerah, ia terus menggangunya membuat Kalila jengah dan menutup paksa novelnya dan melemparnya ke meja. Sehingga menimbulkan suara berdebam, seluruh mata menuju kepadanya karena terkejut dengan kelakuannya.
"Kenapa sih sal?? Kan sudah gue bilang jangan ganggu gue!!! " ucap Kalila memejamkan matanya berusaha mengontrol emosinya.
"Itu... gu..gue cuma mau bilang disamping lo ada Rangga, gue nggak bermaksud ganggu lo.. sumpah" sahut Salsa terbata-bata dengan suara bergetar, karena baru kali ini Kalila marah ketika diganggu olehnya.
"Kenapa???" Tanya Kalila menolehkan kepalanya, padahal dia menyadari keberadaan Rangga hanya saja malas menyapanya. Kalila benar tidak mood hari ini.
Bukannya menjawab Rangga malah menarik Kalila keluar kelas, semua yang berada di kelas hanya melihat bingung.
"Oke.. teman-teman biarkan saja, mungkin mereka butuh tempat untuk menyelesaikan masalah yang tengah melanda rumah tangga mereka."seru Abu berdiri di depan papan tulis.
"Semoga saja pak bos dan bu bos kita tidak berantem lagi, amin.." ucap akbar dan di aminkan oleh yang lain.
Rangga mengejar Kalila yang mendahuluinya berjalan ke taman di belakang perpustakaan, tempat yang cocok untuk seseorang yang ingin menenangkan pikiran. Karena tempatnya sunyi jauh dari keramaian dan tersembunyi.
"Kalila tunggu!!! Hah.. huh..hah.." panggil Rangga dengan napas terengah-engah.
"Iisss... lo ngapain sih?? Jangan ngikutin gue bisa gak!!" Ucap Kalila mengepalkan tangannya, ia ingin sendiri tapi Rangga malah mengikutinya. Membuatnya ingin memakan Rangga hidup-hidup.
"Lo kenapa sih, la??? Kalau ada masalah itu cerita jangan dipendam, nggak baik tau!" Kata Rangga menghampiri Kalila dan mengiringnya duduk ke bangku taman yang berada di bawah pohon besar yang rindang.
Kalila hanya diam tanpa berniat mendengarkan perkataan Rangga, ia hanya diam sambil mengayunkan kakinya. 15 menit mereka tidak saling bicara membuat Rangga gemas dan memutar badannya menghadap Kalila.
"Cerita sama gue! Lo ada masalah apa?? Gue temen lo, setidaknya lo nggak nanggung masalah ini sendiri, La" seru Rangga memajukan badannya, membuat Kalila memundurkan badan ke belakang.
"Jangan dekat-dekat t*ik!!" Ucap Kalila mendorong Rangga hingga terjatuh dari bangku taman.
"Aduh!!! Pantat gue.. bisa tepos ini." Seru Rangga meringis dan mengusap-usap pantatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Could Guy
Teen Fiction" lo harus mau berpura-pura jadi pacar gue TITIK" ucap Rangga menekankan kata'titik' diakhir kalimat. " Tapi--" "Rangga!" seru seseorang memotong ucapan Kalila. Rangga celingak-celinguk mencari seseorang yang memanggilnya. " eh... Hai" sapa Rangg...