Not the 'the End' Yet

15 1 0
                                    

"Woy, Rifa!" aku tahu betul suara perempuan yang memanggilku itu. Sekejap aku jadi gelagapan, bingung harus bagaimana. Hampir saja aku berbalik dan menyapanya juga, untung aku dihentikan oleh otak kiriku, namun di saat yang sama otak kananku memaksa untuk berbalik. Setelah melalu perdebatan panjang, aku akhirnya berbalik ke arahnya sambil memaksakan senyum, walau setelahnya puluhan rencana pelarian diri muncul di kepalaku.

"Eh, Kia, hehe." sekeras apapun aku mencoba bersikap normal aku akan tetap terlihat seperti orang yang sedang ditagih hutang, walau nyatanya memang seperti itu.

"Parah lu!" katanya bersungut-sungut. Perasaanku campur aduk, kaki kiriku sudah ancang-ancang mengambil langkah mundur.

"Masa endingnya kaya gitu? Nyesek anjir." Loh kok dia jadi ngomongin wattpad si.

"Lu bukannya mau nagih proposal yang lagi gue kerjain ya?"

"Lah, itukan udah selese dari dua hari lalu kali, Fa." aku kaget mendengar jawabannya, tidak percaya lebih tepatnya.

"Kok bisa?"

"'Kok bisa?' apa maksudnya? Ga inget apa lu?" aku menggeleng.

"Ya udah, kita bahas itu nanti. Itu kenapa ending ceritanya kek gitu sih, ngeselin." protesnya.

"Emang napa?"

"'Emang napa?' pala lu. Jahat tau ga?"

"Enggak. Orang kenyataanya kaya gitu kok, mau gimana lagi." terangku.

"Riifa." Tuhan dosa apa hamba hari ini. Suara ini pertanda buruk. Pertanda kesialan. Pembawa kabar buruk.

"Eeh, ada Kia." kata suara itu lagi.

"Mampus gue." rutukku pelan.

"Gua sama Kia bakal jadiin 'What If' short movie loh." katanya sumringah sambil menggandeng Kia. Aku sama sekali tidak terkejut. Aku malah tidak bereaksi sama sekali.

"Engga seneng gitu? atau kaget?" tanyanya.

"Yeey difilmin." aku pura-pura senang.

Lalu sebuah percakapan panjang yang aku bingung bagaimana menjelaskannya itu terjadi. Mereka amat sangat bertekad menjadikan sampah sebanyak 21 part di wattpad itu sebuah film pendek. Bahkan mereka sudah menulis naskah. Gila!

"Terserah, gue gak ikutan." Aku meninggalkan obrolan itu.

"Riiif, ayolah. Udah waktunya move on dari Rayhan."

What if...?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang