#16

1.9K 141 3
                                    

Ibu nya sampai geleng-geleng melihat kelakuan si anak. Dari kemarin malam, sampai minggu pagi ini nggak ada henti-hentinya tersenyum. Baru dapat hadiah atau gimana? Sekarang si anak malah sibuk mainin ponselnya di sofa.

"Ishak, kamu kenapa dah?"

"Nggak apa, Mah. Kemarin Ishak udah bilang berapa kali."

"Kamu nggak ada kerjaan, Shak? Nggak ke sekolah buat rapat?"

Ishak menggeleng.

"Kamu kenapa si?"

Ishak menggeleng lagi.

"Hari ini kamu mau kemana?" tanya Ibunya.

"Nggak kemana-mana ah. Ishak mau dirumah aja."

"Oh. Nggak seru ah ngomong sama kamu. Ngomong nya sama mama, pikirannya nggak tau kemana." decak Ibunya lalu pergi meninggalkan Ishak.

"Yaa, dia baper." cibir Ishak.

"Mamah, denger lhoo, Shak."

Kemudian ponselnya berdering dan mendapati notifikasi dari group chatnya disana.

Selimut Tetangga
(84 people)

Dikko: Gak rapat nih?

Ajay Andriana: Nggak, mager.

Nikolas Saputra: Ayo, Ko. Kita rapat berdua.

Andre L: Jijik gue sama lo, Nik.

Dikko: Gue aja jijik.

Kiss.me.like.a.princess: Ga nyangka gue sama Nikolas. Suka nya sama yang kaya Dikko.

Andre: Itu pacar lo, Gobs.

Kiss.me.like.a.princess: Oh, Sorry. Gue nggak nganggep.

Lutfiyah Fadiyah: Alah, di sekolahan juga bareng-bareng mulu lo berdua.

Eh, Fiyah nongol di grup.

Nikolas Saputra: Duh, Fiyah. Jimayu aku.

Me: Cie nyamuk.

Dikko: Cie nyamuk.2

N a j w a: Cie nyamuk.3 HAHA

Ajay Andriana: Mampus nyamuk.

Michael JT.: Fiyah juga tadi jadi nyamuk nya gue sama Najwa.

Dikko left the chat.

Nikolas Saputra: Itu kenapa si Dikko left?

Kiss.me.like.a.princess: Cie perhatian. EKHEM.

Nikolas Saputra: Kalau mau cemburu jangan sama Dikko, Sayang.

Lutfiyah Fadiyah: Jijik.

Lutfiyah Fadiyah: Eh, Shak. Kopiah lo ketinggalan dirumah gue nih.

Michael JT: Astaga, abis ngapain lo berdua?

Me: Pantes nggak ada. Nanti sore gue ambil ya, Fiy.

Yose: Kalau mau pacaran jangan disini.

Rahmat: Kalau cemburu, bilang.

Michael JT: Cie, Ishak. Kalau soal Fiyah aja cepet. Pake nganterin balik segala, giliran gue tungguin buat ikut komplotan sepeda aja ngaret.

Me: Gue lupa lagi, Kel. Nanti sore abis ngambil kopiah di Fiyah gue ke bengkel yang lo maksud deh.

Yose: Oh, jadi tadi gue ajak pulang bareng nggak mau. Eh malah mau sama Isak.

Lutfiyah Fadiyah: Namanya Ishak, Se.

Rahmat: Kalau cemburu, bilang.2

Yose: Fiyah, gue cemburu liat lo jalan sama Ishak. Bodoamat gue cemburu.

Rahmat: Inget umur, Se. Malu udah tua.

Ajay: Terus kalau lo sama Ishak, si 'itu' gimana, Fiy?

Rahmat: Fedro ya? Yang anak dunem?

Lutfiyah Fadiyah: Apasi, gue sama Ishak cuma pulang bareng doang.

Oh, cuma ya.

Rahmat: Terus kalo sama Fedro?

Lutfiyah Fadiyah: Kak R a h m a t-_-

Yose: Spam.

Rahmat: Kalau cemburu, tahan aja. HAHA.

Read by 84 people

Ishak mencerna perkataan Rahmat dan Ajay di grup tadi. Pikirannya sudah bercabang entah kemana karena Fiyah. Ingin menebak tapi takut salah dan jadinya fitnah. Ingin bertanya tapi apa daya ego nya lebih besar. Jadilah Ishak menyimpulkan semaunya tentang siapa Fedro.

"Ferdi? Eh, siapa namanya tadi ya, gue lupa. Pendi ya, ah iya Pendi. Si, Pendi itu yang gue liat lagi meluk Fiyah di UKS kali ya." gumam Ishak.

"Kalau nanya tuh jangan sama diri sendiri." tiba-tiba Ibunya datang dan duduk disamping Ishak.

"Ngagetin."

"Shak, ada yang mau mama omongin sama kamu." Ishak langsung membenarkan letak duduknya dan mencari posisi senyaman mungkin semudian menatap ibu nya lekat.

"Soal apa, Mah?"

"Jadi gini," ibu nya menghela nafas, "Mamah baru dapet rezeki terus mamah beli tanah yang pas banget depan jalanan rumah kita."

"Kok tumben mamah beli tanah cepet banget prosesnya, sampai Ishak nggak tau malah."

"Iya, maaf ya mamah nggak bilang ke kamu," Ishak mengangguk, "Itu tanah punya Pak RT, jadi prosesnya cepet."

"Oh. Terus tanahnya mau mama jadiin apa? Kontrakan?"

Ibunya menggeleng cepat, "Rencananya, Mamah mau buat kafe kecil-kecilan gitu. Jadi kan enak tuh, pagi-pagi menunya nasi uduk, siang sampe malam makanan anak-anak remaja. Apalagi komplek ini belum ada kafe kan? Lokasi nya juga strategis, deket sama sekolah kamu, sama sekolah apa lagi tuh namanya mama lupa." cerocos Ibu nya panjang lebar.

"Ishak si setuju aja, Mah. Nanti Ishak deh yang jadi pelayannya atau apa lah gitu. Ya itung-itung buat bantuin mamah." kata Ishak antusias, "Mau launching kafe nya kapan mah?"

"Ya, paling besok kafe nya dibangun. Kafe-kafe remaja aja, lah. Temanya outdoor gitu, kalau gitu mah cepet jadinya. Mungkin sehari juga jadi, ya paling lama dua hari deh."

"Aku si setuju aja." Ishak bangkit dari duduknya, "Mah, Ishak kerumah teman dulu. Mau ambil kopiah."

Ibunya tersenyum, "Cewek atau cowok?"

"Cewek."

"Pantesan, dari tadi malem senyam senyum mulu."

Ishak pasti malu kali ini, "Abis itu Ishak pergi ke bengkel. Mau ketemu temen juga."

"Hati-hati, Shak." kata Ibunya seraya memberi tangan untuk dicium anaknya.

"Berangkat, Mah. Assalamualaikum."

"Waallaikumsalam." Ibunya tersenyum melihat Ishak pergi keluar rumah dengan sepedanya, "Akhirnya, Ishak mulai suka sama perempuan. Bagus deh, anak ku udah mulai besar."

•°°•××Osis vs Rohis×ו°°•

A/N:

Gue tuh mau publish ginian tapi nggak pernah ada kuota mulu. Jadi ya walaupun gue nggak update tapi gue tetep nulis di draft kok, ya walaupun gue nggak tau publish nya kapan. Etapi, gue tetep berusaha dengan cara mintain hotspot ke teman-teman tercinta. Sekian terimakasih.

Love,
Anna Marcuez😎

Peace, Love, and om telolet om.

Osis vs RohisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang