✖Duapuluh satu✖

9.9K 808 88
                                    

Setelah mendengar penjelasan singkat Cleo dan mendapatkan alamat rumahnya. Alex langsung mengantar Adlina pulang terlebih dahulu

Adlina sebenarnya bingung ada apa dengan Alex? Kenapa dia sangat ingin tahu dengan orang yang tadi mengantar Cleo.

"Ka Alex?" panggil Adlina.

Alex menoleh dan tersenyum. "Alex sayang bukan Ka Alex." Alex mengacak rambut Adlina.

"Kamu kenapa?" tanya Adlina.

Lagi Alex menoleh dan tersenyum. "Gak papa sayang."

Adlina pasrah bertanya lebih lanjut. Entahlah hanya perasaannya saja atau bagaimana tapi, sejak Cleo diantar oleh orang lain bukan hanya Alex yang aneh tapi, kembarannya juga.

"Kamu kenapa sayang kusut banget?" tanya Alex sambil tetap memperhatikan jalan di depannya.

Adlina menghela nafas. "Adlan."

"Kenapa dia?"

"Tanpa aku kasih tau kamu pasti udah tau, kan kembaran aku itu suka sama Cleo dan ya biasa cemburu Cleo dianter yang lain." Jelas Adlina.

Alex malah terkekeh. "Abis kembaran kamu geraknya lama sih yah keburu di samber orang lain."

"Iya sih, dia juga sebenernya gak tau kalo dulu Cleo suka sama Ramon," ucap Adlina.

Mendengar pernyataan itu Alex terbengong dan langsung menepikan mobilnya. "Coba kamu ulang Cleo suka sama Ramon? Kenapa kita semua gak ada yang tau?" tanya Alex.

Adlina menabok mulutnya sendiri, dia benar-benar lupa kalau sampai saat ini tidak ada yang mengetahui kalau Cleo pernah suka dengan Ramon.

Alex menurunkan tangan Adlina dan mengusap mulutnya. "Jangan ditabok dong mulutnya sakit kan?"

Hal-hal kecil seperti ini yang sangat meluluhkan Adlina. Alex juga bukan tipe bad boy tapi, ah dia sangat manis dengan segala caranya.

Kini mata mereka saling bersitatap. Ada gemuruh aneh saat melihat kembali mata Adlina. "Mela." Tanpa sadar Alex mengucapkan nama itu di depan Adlina.

Adlina yang masih mendengar langsung mengerutkan keningnya. "Mela?" Adlina mengulang ucapan Alex.

Ingatan Alex seperti ditarik kembali ke masa sekarang dan dia menggeleng cepat. "Adlina tadi kamu salah denger," ucap Alex tergesa-gesa.

Adlina merenung sebentar dia yakin dirinya tadi tidak salah dengar. "Aku denger ko kamu nyebut nama Mela, emang Mela siapa?" tanya Adlina ingin tahu

Alex memejamkan matanya sejenak sembari mengatur detak jantungnya. Dia menghadapkan diri ke Adlina dan menangkup wajah Adlina. "Dengerin aku, tadi aku gak bilang Mela tapi bilang Adlina. Dan aku harap kamu gak akan nanya-nanya lagi tentang Mela!" Alex benar-benar mengucapkannya dengan penuh tekanan.

Mendapat perilaku seperti ini ketakutan kembali menguasai Adlina. Bibirnya tiba-tiba pucat dan tangannya meremas roknya kuat.

Alex sadar dengan perilakunya. "Sayang hey, kamu kenapa sayang?"

Adlina meneteskan air matanya. Alex makin panik dan seketika dia ingat bahwa Adlina mempunyai trauma.

Dia langsung memeluk Adlina dan mengusap puncak kepalanya. "Maaf sayang maaf aku gak bermaksud kasar dengan kamu." Alex benar-benar menyesal. Dan sebenarnya memang Alex belum banyak mengetahui tentang masa lalu Adlina.

Alex masih saja mendekap Adlina dengan perasaan bersalah.

"Aku takut." Suara Adlina lirih dan bergetar.

Alex memejamkan matanya dan mulai mengurai pelukannya dan menciumi seluruh wajah Adlina. "Ada aku jangan takut."

Lima belas menit kemudian keadaan Adlina berangsur membaik tidak ketakutan lagi.

"Kita pulang yah?" tanya Alex lembut. Adlina hanya menganggukan kepala.

Dalam perjalanan mereka hanya diam tapi, jemari mereka saling bertautan.

Mobil Alex sudah sampai di depan rumah Adlina. Dia membukakan pintu Adlina. Alex menyatukan kening mereka, "maaf ya?" Adlina hanya menganggukan kepala. Alex mengecup kening Adlina.

"Masuk gih abis itu istirahat aku ada urusan sebentar penting." Jelas Alex.

Adlina masih diam dan melangkahkan kakinya memasuki rumahnya.

Sampai di dalam rumah Adlina bisa mendengar ada suara asing dalam rumahnya.

"Assalamualaikum," ucap Adlina menghampiri kedua orang tuanya, kembarannya dan satu orang tamu. Adlina menyalimi mereka satu persatu saat di hadapan kembarannya, Adlan sudah mengulurkan tangannya untuk di salimi.

Adlina tersenyum licik, dia mendekatkan tangan kembarannya ke mulutnya dan langsung di jilat.

"Ih, Lina lo sumpah jorok banget mana gak ada pasir lagi!" Ujar Adlan kesal.

Semua yang berada di situ terkekeh kecuali, satu orang tamu.

"Ini dia anak saya yang namanya Adlina, Lin kenalan sama Tante ini dulu dong." Perintah Papa-nya.

Adlina mendekat kearah tamu tersebut. "Aku Adlina nama tante siapa?"

"Tante Mira." Tante Mira langsung memeluk Adlina erat sekali dan tanpa sadar Tante Mira menitikkan air mata.

Adlina sebenarnya bingung dan menatap kembarannya bertanya kenapa tapi, Adlan juga mengedikkan bahu tidak tahu.

Mengikuti kata hatinya Adlina membalas pelukan Tante Mira dan mengusap punggungnya.

Setelah merasa tenang Tante Mira mengurai pelukannya dan menatap wajah Adlina. "Tetep sehat ya jaga kesehatan."

Dengan ragu Adlina menganggukan kepala. Tante Mira mengambil tas dan pamit kepada kedua orang tua Adlina.

Kini Adlan ikut berdiri di samping kembarannya. "Ok, Ma, Pa tolong jelasin Tante itu siapa ko meluk-meluk Adlina dan nangis?" tanya Adlan. Adlan benar-benar takut sejak tadi takut kalau kenyataannya Adlina bukan kembarannya dan malah anak tante itu.

"Nanti juga tahu sendiri," ucap Abid.

Adlan mengernyit. "Pa, tolong jangan bilang kalo Adlina bukan kembaran Adlan terus Adlina anaknya tante itu astaga Papa, Adlan gak sanggup terima kenyataan itu," ucap Adlan penuh drama.

Mereka bertiga mengernyit dan tiba-tiba dengan kompak memasang wajah ingin muntah.

"Astaga kresek mana sih Ma?" tanya Adlina.

"Adlan sehat Nak?" tanya Cantika.

"Papa ko jadinya geli yah denger omongan Adlan."

Mendengar itu Adlan mengerucutkan bibirnya sebal yang langsung ditertawakan oleh mereka.

"Intinya Adlina anak Papa sama Mama dan kembaran kamu." Tegas Abid.

"Yaudah, Pa, Ma, aku ke kamar dulu mau ganti baju." Pamit Adlina. Mereka menganggukan kepala.

Baru saja Adlina sampai di kamar dia menepuk dahinya. "Duh, lupa lagi nanyaiin tentang Mela sama Abang."

DUK

Ada bunyi sesuatu dari arah balkon kamar Adlina dengan cepat dia membuka dan menemukan gulungan kertas seperti batu tapi, lumayan besar.

Adlina membawanya ke atas ranjangnya dengan cepat dia membukanya dan tangannya bergetar hebat.


****
Akhirnya update juga yaaa hehe.

Kangen gak sama merekaaa?

Gimana makin gantung dong yaa? Hehe

Dan aku mau ngucapin maaf yang sekali buat roleplay Adlina untuk Adlan aku batalkan dahulu.

Tapi, selalu cek ig: ratnapriyantiofficial

Di situ aku bakal banyak upload tentang cast cast Adlina. Pokonya jgn lupa follow.

Terima kasih yang setia menunggu. Jgn lupa vommentnya✌💜💛💚

Ketjup basah
Alex💋💋💋💙❤💚💛💛

TS [2] Adlina Untuk AlexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang