✖Tujuh✖

12.2K 1K 107
                                    

Pagi harinya di saat semua orang sudah bersiap-siap untuk melakukan aktivitasnya di pagi hari. Adlina masih asyik di bawah selimut berpelukan dengan guling.

Pagi ini Adlan kebagian untuk membangunkan Adlina. Adlan berdiri diambang pintu sambil melipat tangannya di depan dadanya.

Dia mulai melangkah mendekati kembarannya. "Lin, bangun." Adlan menepuk-nepuk pipi Adlina. Tapi, Adlina tetap diam tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun.

Adlan menggoyang-goyangkan badan Adlina. "Adlina ayo dong sekali aja jangan buat gue susah bangunin lo."

Krikk

Krikk

Masih tidak menunjukkan tanda-tanda apapun. Lalu Adlan bangkit dan tersenyum miring. Dia menarik selimut yang di pakai Adlina, "Astagfirullah Adlina, kapan sih lo tidur pake baju beneran dikit. Kalo gue kembaran jahat mah udah em..em." Omel Adlan.

Adlina lagi-lagi hanya menggunakan celana pendek yang ukurannya 5 centi di atas lutut dan tanktop. Kalo di tanya kenapa pake begituan doang tidur jawabnya cuma gerah kalau pake kaos.

Adlan memutar otaknya dengan apa cara apa dia harus membangunkan kembarannya, dia berfikir sejenak dan tiba-tiba dia mendapat ide.

"Apa Lex, oh, Adlina dia masih tidur nih, Apa lo mau sama Verlita aja jadi gak sama kembaran gue." Adlan bermonolog seakan-akan memang ada Alex di situ.

Tiba-tiba Adlina bangun dari tidurnya sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Seketika Adlan tertawa terbahak-bahak. "Oh, sekarang jadi kalo mau bangunin Adlina yang kebo ini gampang yah, sebut nama Alex aja udah bangun." Ledek Adlan.

Adlina langsung melempar bantalnya kearah Adlan. "Nyebelin dasar!" Adlina langsung menjambak rambut kembarannya.

"ADUH, MAMA, PAPA ASTAGA KEPALA ADLAN MAU COPOT INI!" Abid dan Cantika tiba-tiba sudah sampai di depan pintu kamar Adlina.

Mereka berdua kaget melihat Adlina yang menjambak kembarannya. "Astaga sayang itu kasian kembaran kamu." Lerai Abid.

Adlan masih mengelus kepalanya sendiri. "Pa, dia pagi-pagi ngeledek, Lina." Rengek Adlina sambil memeluk Papa-nya.

Abid dan Cantika hanya tertawa melihat kelakuan si kembar yang sangat mereka rindukan. Semenjak kepergian Ramon, mereka seperti orang asing.

"Emang kamu ngeledek apa sih, Lan?" tanya Cantika.

"Oh, itu tadi Adlan ledekin Alex eh, dia langsung bangun," jawab Adlan dengan santai.

Mata Adlina membulat rasanya ingin sekali memutilasi kembarannya sendiri. Adlina langsung membenamkan wajahnya di pelukan Papa-nya. Melihat kelakuan Adlina mereka hanya tertawa.

Abid mencium Adlina. "Ih, Lina bau pantes aja Alex gak mau." Sekarang mereka bertiga kompak meledek Adlina.

Adlina langsung mengerucutkan bibirnya dan mencium dirinya sendiri. "Adlina wangi tau." Dia langsung berjalan kearah kamar mandi.

Mereka bertiga keluar dari kamar Adlina. Cantika sudah turun duluan, Abid langsung memanggil Adlan. "Lan, apa Alex beneran serius sama Adlina?" tanya Abid serius.

"Kemarin pas pulang Adlan udah tanyaiin sejauh ini Adlan gak bisa percaya sepenuhnya sama Alex. Tenang aja Pa, Adlan gak bakal ngebiarin Adlina disakitin." Mendengar jawaban tegas dari anaknya, Abid bisa tersenyum lega.

"Suruh Alex temuiin Papa." Abid menepuk pundak anaknya dan berjalan menuruni anak tangga menyusul istrinya yang sudah ada di meja makan.

"Gue harap lo gak bakal nyakitin kembaran gue, Lex." Adlan lalu menyusul kedua orang tuanya.

TS [2] Adlina Untuk AlexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang