✖Duapuluh✖

9.7K 803 94
                                    

Setelah Rizal pergi Adlina langsung menyeret Cleo ke kelasnya sekalian untuk menaruh tas dan bersiap-siap untuk upacara bendera. Yang lain mengikuti Adlina dan Cleo untuk pergi ke kelasnya. Tapi, Alex masih bertahan di tempatnya sambil menatap seseorang yang baru pergi dengan tidak percaya. Sampai akhirnya dia berjalan kearah parkiran motornya dan berniat untuk mengejarnya.

Alex tidak peduli para guru sampai satpam meneriaki namanya. Alex mengikuti jejaknya sambil melihat beberapa nomer polisi yang dia hapal.

Motor Alex dengan lihai menyalip beberapa kendaraan yang mengakibatkan banyak makian dan klakson. Alex acuh yang dia pikirkan dia harus menemui Rizal.

Tapi, hampir tiga puluh menit Alex memutari setiap sudut Ibu Kota tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Rizal.

***

Di tempat lain Tante Mira sudah mulai berjalan dengan supirnya menuju ke sebuah rumah sakit.

"Bapak gak ikut cek sekalian Bu?" tanya Parman, supir yang sudah lama bekerja dengan mereka.

Mira meletakkan ponselnya setelah berpamitan dengan suaminya melalui pesan singkat. "Bapak katanya nanti aja, soalnya juga dia ada meeting penting terus juga besok ke luar Negeri." Jelas Mira.

"Oh, memang tidak apa-apa Bu kan biasanya rutin tiap bulan. Soalnya akhir-akhir ini saya liat Bapak sibuk banget Bu." Jelas ada nada khawatir, setelah bertahun-tahun bekerja dengan keluarga Welsh, Parman sangat segan bahkan dia juga berjanji akan mengabdikan dirinya di keluarga ini. Dia tidak akan keluar kalau tidak di pecat atau hal lainnya.

Mira terkekeh, "tidak apa-apa Pak, suami saya kan strong."

"Apa Bu es terong?"

Mira menepuk dahinya pelan, maklumi saja Parman memang terkadang suka tidak mendengar maklum faktor umur. "Strong Pak Parman bukan es terong."

"Saya pikir Ibu pengen es terong," ucap Parman. Mira hanya geleng-geleng kepala selanjutnya dia hanya mengutak-ngatik ponselnya melihat berbagai macam social media jangan salah gini-gini dia bisa disebut emak-emak gahol.

Tidak lama kemudian mereka sampai di sebuah rumah sakit untuk mengecek rutin kesehatannya. Mira dan suami memang rutin setiap bulan mengecek kesehatan mereka.

Dengan cepat Mira melangkahkan kakinya ke dalam rumah sakit dan menuju ruangan yang dituju tapi, tiba-tiba dari arah depannya ada laki-laki yang menabraknya.

Laki-laki tersebut berbicara lagi ke ponselnya. "Nanti saya telpon lagi."

Lalu orang yang menabrak itu melihat kearah Mira. "Maaf bu maaf saya tadi tidak sengaja saya buru-buru."

Mira tertegun melihat orang di depannya. Laki-laki itu juga sama dia tidak menyangka akan bertemu lagi disini. "Pak Atmajaya?"

***

Karena Alex sudah putus asa akhirnya dia balik lagi ke sekolah. Saat dia sampai ke kelas Adlina, niatnya ingin bertemu Cleo tapi, pacarnya langsung menghampirinya. "Kamu kemana aja, gak biasanya kamu kaya gini tiba-tiba ilang?" tanya Adlina dengan nada khawatir.

Melihat pacarnya khawatir membuat Alex menjadi merasa bersalah. "Maaf ya, kamu nyariin aku, terus tadi upacaranya gimana kamu kepanasan yah?" Alex mengusap lembut rambut pacarnya.

"Gak masalah kepanasan aku khawatir kamu kenapa-napa tadi," ucap Adlina jujur.

Alex tersenyum dan mengangkat dagu pacarnya agar mata mereka saling bertatapan. "Apa yang kamu maksud dengan kenapa-kenapa? Kalo kenapa-kenapa karena kecelakaan gak mungkin karena aku sekarang di hadapan kamu. Kalo yang kamu anggap kenapa-kenapa aku jalan sama cewek lain itu gak akan terjadi, sejauh apapun aku pergi, kamu yang akan selalu menjadi tempat pulang aku." Jelas Alex langsung memeluk Adlina.

Mendengar itu Adlina tersenyum samar di pelukan Alex. Tapi, dia merasa ada sesuatu yang mengganjal dan merasa Alex menyembunyikan sesuatu. Mereka masih dalam posisi ini untuk beberapa menit, untung keadaan kelas sepi karena memang sedang jam istirahat. Tapi, tiba-tiba ada yang berdeham.

"Haduh, gak pagi, siang, sore sama malam gue liat kalian pelukan mulu tolong hargai jomblo sedikit!" Protes Ardi dari arah belakang.

Mendengar itu Adlina berusaha melepas pelukannya tapi, langsung di tahan oleh Alex. "Yah, mblo mau di hargaiin berapa?" tanya Alex dengan masih memeluk Adlina.

"Cih, gaya banget tiati aja Lin, dari peluk-peluk lama-lama diajak tidur." Sahut Ardi.

Pletak

Tangan Adlan dengan cepat menabok kepala Ardi. "Dasar bego," ucap Adlan.

Adlina masih berusaha melepaskan, dia berjinjit dan berbisik ke Alex. "Lepas ih aku malu."

"Tapi nanti kalo udah sah gak malu kan?" goda Alex.

Mendengar itu pipi Adlina memanas dia yakin pipinya sudah seperti kepiting rebus saat ini.

"Eo, beneran mau main lagi ke rumah siapa tuh Rizal itu?" tanya Adlan ke Cleo.

Cleo menganggukan kepala, "iya, disana aku betah banget deh Ka pokonya berasa punya Mama juga si disana." Jelas Cleo dengan ceria.

Alex menelan salivanya dan bertanya. "Ketemu Rizal dimana?"

"Di pemakaman Ka waktu kemarin ke pemakaman Mama," jawab Cleo cepat.

Tubuh Alex membeku, "nama pemakamannya apa?"

"Pemakaman Kebon Pala, Ka," jawab Cleo. Mendengar itu Alex seperti kehabisan nafas dan dia mempererat pelukannya dengan Adlina.

***

Aku bener-bener mau ngucapin makasih banyak buat kalian yang setia banget nunggu cerita ini. Makasih buat kalian yang selalu suka dengan cerita ini❤💙💚💛

Apa sudah ada yang mengerti apa hubungan Alex-Rizal-Adlina? Hayo?


Follow juga akun instagram👉: ratnapriyanti98


Oh iya aku juga mau buat role play untuk Adlina untuk Alex bagaimana?ada yang mau?

Jangan lupa vote dan comment kalian. Makasih ❤💖

TS [2] Adlina Untuk AlexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang