✖Limabelas✖

10.2K 897 107
                                    

Sebelom baca siapkan golok siapa tau kalian emosi hehe
.
.
.

Alex berjalan gontai menuruni anak tangga rumahnya sungguh, semalam tepat pukul 02:00 mereka sampai di Jakarta. Perjalanan yang sangat melelahkan apalagi hari ini Senin.

Saat dia sudah sampai di ujung anak tangga dia melihat Papa-nya sudah balik dari perjalanan bisnisnya dan sedang membaca koran dengan di temani secangkir kopi.

"Pagi, Pa." Alex langsung mengambil kursi tepat di hadapan Papa-nya. Dia mengambil roti tawar dan selai coklat.

"Pagi, jagoan Papa ini ternyata sudah besar yah?" Ledek Bimo sambil menaik turunkan alisnya.

Alex mengernyitkan dahinya bingung. "Lah, Papa badan aku udah kek tiang listrik gini baru nyadar anaknya udah gede."

Bimo melipat kembali korannya dia menaruh jemarinya di dagu. "Jadi, kenalin dong pacar baru kamu."

Mendengar itu Alex membuka mulutnya dengan lebar dan shock dari mana Papa-nya tau dia sudah punya pacar pasalnya, dirinya masih merahasiakan Adlina.

"Gak usah sok-sok mangap deh, namanya Adlina kan?" Tebak Papa-nya lagi dengan benar.

"Tau dari mana?" tanya Alex.

Bimo berdecak sebal. "kenapa gak jujur sih, bawa dong Adlinanya kapan-kapan ke rumah. Papa tau dari Mama-nya Adlina langsung kemarin saat ada pertemuan bisnis."

Oh, Alex lupa kalo Papa-nya ini rekan bisnis calon mertuanya. Eh, apa sudah boleh disebut dengan calon mertua?

"Yeh, malah ngelamun masih pagi gak usah mikir jorok." Semprot Bimo.

Alex langsung mencibir ucapan Papa-nya. "Emang Papa kenal dengan Mama-nya Adlina juga?" tanya Alex sambil memakan rotinya.

Bimo menganggukan kepala. "Cantika kan namanya siapa yang gak kenal dia, Papa memang tidak satu sekolah tapi, waktu itu di zamannya mereka dan kawan-kawanya cukup terkenal apalagi Cantika, kalo boleh diakui diantara yang lain selain Cantik dia juga baik." Puji Bimo.

"Jadi Papa naksir istri orang dong?" tanya Alex sambil cekikikan.

Mendengar itu tiba-tiba Bimo mengucapkan kata maaf. "Yallah sayang, sumpah walaupun Cantika cantik tapi cinta aku buat kamu di surga sana." Ini yang Alex suka dengan Papa-nya dirinya memang kehilangan Ibu-nya akibat penyakit Leukimia yang di derita Ibu-nya tapi, Papa-nya tetap setia dengan istrinya.

"Papa yakin Adlina pasti cantik, ah, coba Papa duluan yang ketemu Adlina udah Papa gebet tuh Adlina-nya." Bimo sengaja memanas-manasi anaknya.

Alex menaikkan alisnya sebelah, "idih, Adlina juga mikir-mikir mana mau sama engkong-engkong."

"Heh, sembarangan kamu yah." Setelah itu mereka tertawa bersama. Tidak ada yang berubah Bimo tetap sebisa mungkin memantau Alex dan Alex salut Papa-nya bisa menggantikan posisinya sebagai seorang Ibu.

"Tapi, Pa aku ngerasa Mela seperti ada dalam diri Adlina." Mendengar penuturan anaknya membuat Bimo terkejut.

"Hush, pamali ngomongin orang yang udah gak ada. Lepasin dia dengan ikhlas Nak, dia juga pasti sedih liat kamu kaya gini." Tutur Bimo.

"Semoga Pa."

***

Beda cerita kini di dalam rumah Cleo, yah, Cleo. Sejak dirinya keluar dari rumah sakit pun Papa-nya tidak menanyakan dirinya sama sekali. Bahkan, anaknya tidak pulang pun dia masa bodo.

Tapi, pagi ini berbeda Papa-nya sudah duduk rapi di meja makan. Dalam pikirannya apa papa-nya melihat dia semalam pulang bersama cowok dan pukul 02:00 pagi.

Memang setelah sampai mereka mengantar si kembar dulu apalagi dilihatnya Adlina sudah pulas. Alhasil, di dalam mobil itu tersisa Cleo yang cewek sendirian.

Sambil merapalkan doa dia mendekati Papa-nya di meja makan. "Pa-pagi Pah." Dengan susah payah Cleo menelan salivanya.

Papa-nya hanya memandangnya sinis. "Jadi, itu kelakuan kamu selama ini setiap berada di luar," ucapnya dengan nada sarkasme.

"Maksud Papa?" Kini Cleo memberanikan diri menatap Papa-nya.

Papa-nya tertawa sebentar dan menatap tajam Cleo. "Kamu pikir saya buta tidak melihat kelakuan kamu. Saya diam bukan berarti saya tidak memperhatikan kamu."

"Tapi salah Cleo apa Pa?" Cicitnya.

Papa-nya telah mengepalkan tangannya kini dia berdiri dan

Plak

"SAYA SEKOLAHI KAMU UNTUK MENJADI ANAK YANG BERMORAL BUKAN MENJADI PELACUR!" bentak Papa-nya.

Hati Cleo benar-benar sakit, dia berani bersumpah bahkan dia tidak pernah menapaki kakinya ke sebuah club.

"Pa, Cleo ga-gak gitu."

Papa-nya tersenyum sinis dan sebuah tamparan mendarat lagi. "KALO BUKAN PELACUR APA HAH? PULANG PAGI DIANTAR LELAKI MEMANG UANG YANG SAYA KASIH KE KAMU TIDAK CUKUP!" Suara Papa-nya menggelegar ke seisi rumah.

Mbok Darmi ART di rumah tersebut mengintip diam-diam kelakuan majikannya sungguh dia sangat kasihan melihat majikannya yang dulu sangat lembut berubah menjadi kejam.

Cleo mulai terisak. "Demi tu-tuhan Pah, Cleo gak ka-kaya yang Papa bilang."

Papa-nya langsung menjambak rambut Cleo dengan kasar. "GAK USAH BAWA NAMA TUHAN, DASAR ANAK PEMBAWA SIAL, GAK TAU DI UNTUNG BERSYUKUR WAKTU KAMU BAYI GAK SAYA BUNUH. KALO SAYA SAMPE MELIHAT KEJADIAN INI LAGI SIAP-SIAP KAMU MENDAPATKAN YANG LEBIH DARI INI!" setelah itu dengan kasar dia melepas dan mendorong Cleo sampai terjatuh ke lantai.

"Kamu camkan itu baik-baik." Setelah mengambil jas yang tersampir di kursi dia pergi. Tapi, sebelum pergi dia menendang cukup keras tulang kering anaknya.

Cleo benar-benar sakit baik fisik dan batin. Apalagi Papa-nya menuduh yang tidak-tidak. Cleo tidak berniat bangun bahkan dia meringkuk di lantai. "Mama."

Mbok Darmi yang memastikan majikannya sudah pergi langsung membantu Cleo bangun, "non sabar yah." Mbok Darmi meneteskan air matanya.

Dengan cepat Cleo menghapusnya. "Mbok, Cleo udah biasa jangan sedih yah." Mendengar penuturan anak majikannya membuat Mbok Darmi memeluknya.

Hampir beberapa detik bertahan dengan posisi itu, Cleo melerainya. "Aku mau jalan-jalan dulu yah, Mbok." Dengan cepat Cleo mengganti seragamnya dengan pakaian casual.

Mbok Darmi bertanya, "mau kemana non, non mau bolos nanti kalo ketauan Bapak gimana?"

"Cleo mau cari angin Mbok, kalo ketauan Cleo pasrah," ucapnya sambil terkekeh.

Dia mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sederet kalimat kepada teman sebangkunya.

Adlina: bilangin guru ya gue gak masuk terserah mau absen sakit, alfa apa ijin. Thx.

Dengan cepat Cleo memasukkan ponselnya dan mengendarai mobilnya ke suatu tempat.

Jangan lupa tinggalkan vomment kalian. Next? Yay or nay?

TS [2] Adlina Untuk AlexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang