✖Tigapuluh✖

15.1K 952 166
                                    

Kini semua orang sedang berkumpul di depan ruang ICU. Adlan langsung melarikan kembarannya ke rumah sakit. Cleo yang di beritahu oleh Ardi tentang kasus penculikan Adlina langsung kaget dan bergegas ke rumah sakit.

"Papa sebenernya ada hubungan apa sama orang tua Verlita?" tanya Adlan memecah keheningan.

Abid memijit pelipisnya memang Abid memang belum memberitahu dulu alasan Adlina di culik karena, Adlan masih terlalu kecil untuk mengetahuinya.

"Udah waktunya lo kasih tau dia," ucap Arga yang disamping Abid.

"Papa Verlita pernah bekerja dengan Papa bahkan dia salah satu orang kepercayaan Papa tapi, setelah itu dia resign bilangnya mau bikin perusahaan baru. Otomatis Papa terima dia mengundurkan diri dari perusahaan Papa. Udah dua bulan perusahaan dia berdiri Papa tidak mencurigakan apapun. Sampai suatu hari ada yang melapor ke Papa bahwa kepemilikan saham Papa di beberapa perusahaan berganti nama dengan Seno dan beberapa di jual. Papa langsung mengusut tuntas masalah ini dan Papa Verlita dalang dibalik semua ini. Diam-diam waktu bekerja dengan Papa, dia mencuri semua surat saham yang asli. Dan jelas Papa melaporkan Seno ke pihak yang berwajib tapi, Papa tidak tau kalo Seno telah lama meninggal." Jelas Abid secara singkat.

Abid memejamkan matanya sebentar. "Tapi, sebelum kepolisian datang Seno sudah kabur dan saat itu juga Papa mendapat kabar bahwa Adlina di culik. Butuh berhari-hari sampai polisi menemukan Adlina. Hasil visum menyatakan Adlina di perlakukan kasar seluruh badannya membiru tulang rusuknya retak dan banyak bekas sundutan rokok. Itu adalah trauma yang mendalam bagi Adlina sampai membuat dia koma tapi, Tuhan masih sayang sama kita dan mengembalikan Adlina. Beberapa bulan yang lalu sering terjadi banyak tragedi yang menimpa Adlina mungkin ini feeling seorang Papa akhirnya, Papa pesan khusus kalung itu untuk Adlina. Papa merasa orang tua yang gagal menjaga anaknya untuk kesekian kalinya." Sesal Abid. Cantika langsung mengelus lengan suaminya.

Semua yang berada di ruangan itu hanya geleng-geleng kepala tidak habis pikir dengan ulah Papa Verlita.

"Di kasih hati minta jantung yah, Om," ucap Ardi kesal.

"Pantes anaknya gitu wong bapaknya begono juga," timpal Valdo yang diangguki semuanya.

Tiba-tiba seorang dokter keluar. Dengan cepat Alex, Adlan, Abid dan Cantika menyerbu dokter Bram, dilihat dari nametagnya.

"Bagaimana keadaan kembaran saya, Dok?" Adlan dengan tergesa-gesa bertanya.

Dokter Bram masih terdiam. Adlan menjadi panik sendiri. "Maaf," ucap dokter Bram penuh sesal.

"Ma-maaf kenapa, Dok?" tanya Adlan sambil menelan salivanya dengan susah payah.

"Adlina koma dan tidak tahu sampai kapan. Semua kita kembalikan lagi kepada Adlina, sejauh mana keinginan Adlina untuk bangun kembali." Jelas Dokter Bram sambil berpamitan.

Penjelasan dokter tersebut seperti meruntuhkan harapan Adlan.

Penjelasan dokter mematikan jiwa Adlan.

Penjelasan dokter juga membuat hidup mereka semua seketika hancur.

Adlan langsung menempelkan wajahnya ke kaca sambil melihat kondisi kembarannya. Air matanya mulai turun. Sesak, bahkan untuk bernafas pun susah untuk Adlan. "Maaf aku telat nolong kamu seperti waktu itu. Kamu boleh tidur tapi, Abang mohon dek balik lagi sama kita," ucap Adlan.

Kini semua yang berada di ruangan itu sudah tidak bisa lagi menutupi kesedihan mereka masing-masing.

***

Sudah tiga hari Adlina koma dan dipindahkan ke ruang perawatan. Tanpa Adlina semua aktifitas terasa hampa.

Verlita juga resmi masuk rumah sakit jiwa dua hari yang lalu. Ternyata dia memiliki kelainan jiwa itu info yang di dapat dari pihak sekolah.

TS [2] Adlina Untuk AlexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang