✖Delapan✖

11.7K 868 90
                                    

"Lin, aku sayang sama kamu," ucap Alex sambil menatap lurus ke manik mata Adlina.

Adlina menelan ludahnya dengan susah payah. Adlina baru saja ingin mengatakan sesuatu tapi, suara klakson motor berkali-kali mengganggu mereka. Bahkan si pengendara mengetuk kaca mobil Alex.

Alex mengeram menahan amarah dan jengkel, dia benar-benar ingin memarahi siapapun yang berani mengganggu waktunya.

Alex menurunkan kaca mobilnya, dia baru saja ingin memaki orang tersebut. Tapi, dia langsung membatalkan niatnya saat dia tahu siapa orang di balik helm tersebut.

Adlina melihat Alex hanya diam saja. Dia jadi penasaran dan ikut melihat ke luar siapa yang mengetuk kaca mobil Alex.

Melihat siapa pelakunya Adlina membulatkan matanya. "Adlan?" panggil Adlina hampir tidak percaya.

Adlan mendengus, "gue nyuruh lo anterin dia sampe sekolah bukan lo ajak mojok," ucap Adlan sarkas.

Alex menelan ludahnya ini benar-benar di luar prediksinya. Dia pikir Adlan tidak akan membuntutinya.

"Cepet jalan ke sekolah apa gue yang nganter Adlina."

Alex bukannya takut malah terkekeh pelan. "Kek cewek-cewek Pms lo, gini nih efek-efek jonges." Ledek Alex.

Adlan mengernyitkan dahinya, "apaan tuh Jonges?"

"Jomblo ngenes." Setelah mengucapkan itu Alex menstater mobilnya dan meninggalkan Adlan sendirian.

"Sial." Gerutu Adlan dan mulai kembali melanjutkan perjalannya ke sekolah.

***

Sampai di sekolah Alex bersikeras ingin mengantar Adlina sampai ke kelas.

Alhasil, selama di koridor Adlina dan Alex jadi bahan tontonan dan gosip-gosip receh.

"Ngetop gara-gara kembaran Adlan aja belagu."

"Liat aja centil banget setelah Ramon udah gak ada jadi sama Alex."

"Mereka cocok ih."

"Yang satu ganteng, yang satu cantik udahlah anaknya lucu-lucu."

"Kalo murahan kan gitu sana sini mau."

Adlina tidak tuli, dia masih mendengar perkataan semua murid Tunas Bangsa. Dia menundukkan kepalanya makin dalam. Alex yang melihat itu langsung menggenggam tangan mungil milik Adlina, seperti menyalurkan kekuatan dan ketenangan.

Adlina melihat tangannya dan langsung menoleh kearah Alex yang melempar senyum lembutnya. "Aku di sini, gak usah takut." Bisik Alex. Adlina menundukkan kepala dan menyunggingkan senyumnya.

Tiba-tiba Mario sudah menghadang jalan mereka berdua sambil merentangkan kedua tangannya. mereka berdua berhenti, Alex memutar bola matanya malas sedangkan, Adlina seperti biasa tersenyum.

"Duh, Mario seger lho Ka pagi-pagi liat bidadari senyum." Goda Mario.

Alex langsung menyingkirkan badan Mario. "Belajar gombal dimana sih Dek, ko receh bener." Ledek Alex sambil membawa Adlina jauh-jauh dari Mario.

"Dek, Dek, emang gue adek lo apa Ka." Sedikit teriak Mario.

Alex berbalik sebentar, "amit-amit gue punya Adek kaya lo." Setelah itu Alex kembali melanjutkan perjalanannya ke kelas Adlina. Mario hanya mencibir kelakuan seniornya yang gayanya seperti pacar sungguhan Adlina.

TS [2] Adlina Untuk AlexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang