✖Tigabelas✖

12.2K 958 149
                                    

Lagi-lagi Cantika harus melihat anaknya dalam keadaan yang, susah untuk di jelaskan. Sebagai, seorang Ibu hatinya benar-benar sakit bahkan, dia bersumpah akan mencekik pelaku yang berani melukai anaknya.

Kini Adlina sedang tertidur damai di dalam kamarnya. Lagi-lagi keningnya berkerut dengan sabar Cantika mengelus lembut kening anaknya.

Tiba-tiba pintu terbuka yang memperlihatkan suami dan anak kembarnya.

Abid berjalan perlahan mendekati istrinya dia mengelus pundak istrinya seperti memberi kekuatan. "Istirahat yuk, udah malem biar malem ini yang jagaiin Adlina, Adlan aja." Bujuk Abid.

"Tapi.." Cantika menoleh kearah Adlina.

"Ma, biar Adlan aja yang jaga. Kalo Mama gak istirahat gimana mau jagaiin Adlina?" Akhirnya Cantika mengalah. Abid dan Cantika mengecup kening anaknya sebelum ke kamar mereka.

Adlan menghela nafas melihat kondisi kembarannya. "Lo padahal abis dari sekolah tapi, ngeliat keadaan lo kek gini kek abis dari medan perang." Adlan kini ikut merebahkan dirinya di samping Adlina.

***

Adlan bangun lebih dahulu hari ini Sabtu artinya, tidak ada kegiatan belajar mengajar, alias libur. Adlina masih meringkuk dalam tidurnya.

Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan Cantika. "Belom bangun tuh anaknya," ucap Cantika dengan seseorang di sampingnya.

Adlan mengernyitkan dahinya, si Mama ngomong sendiri, astaga durhaka lo, Lan. Pikir Adlan.

Dari samping mam-nya tiba-tiba muncul sosok lain. "Pagi, Calon kaka ipar," sapa Alex. Yah, ternyata Alex yang mengunjungi kamar Adlina.

Adlan menaikkan alisnya satu. "Emang gue ngerestuiin lo apa sama kembaran gue?"

"Yah, harus ngerestuiin dong, iya gak tante?" tanya Alex ke Cantika meminta dukungan.

Cantika hanya tertawa melihat kelakuan mereka. "Belajar dulu yang bener, Lex, baru tante restuiin."

Mendengar itu Alex senang bukain main itu artinya, satu suara untuk hubungan mereka. "Noh, Lan, dengerin nyokap lo aja ngasih lampu ijo sama gue."

Adlan mendengus. "Lo disuruh belajar yang bener kan, gue pastiin pas pembagian raport nilai lo ancur." Ancam Adlan.

"Gak mungkin lah emang gue Ardi, otak gue masih sanggup nyalip lo yang rangking satu," ucap Alex mantap.

"Yah gampang raport lo gue manipulasi biar gue kasih nilai lo telor bebek semua."

Mendengar itu Alex terkekeh, "telor bebek kan enak, Lan." Cantika diam-diam mengucap syukur anaknya di kelilingi orang-orang baik yang ingin menjaganya.

"Udah, Lan, kamu tuh yah cepet sana mandi." Perintah Cantika. Adlan memajukan bibirnya ngambek.

Adlan bangun dari ranjang ingin berpindah ke kamar aslinya. Alex baru saja melangkahkan kaki masuk kamar Adlina tiba-tiba telinganya di jewer. "Aduh.. aduhh..." rintih Alex.

"Heh, suruh siapa lo masuk, tunggu bawah sana lo." Adlan menjewer telinga Alex makin keras.

"Asli, Lan sakit njir!" Cantika langsung melerai mereka berdua. Alex langsung mengusap telinganya yang masih terasa perih, sedangkan Adlan sudah di usir ke kamarnya.

TS [2] Adlina Untuk AlexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang