✖Enambelas✖

11.4K 901 117
                                    

Adlina yang mendapat pesan Cleo tiba-tiba menjadi khawatir. Soalnya Cleo bukan tipe-tipe yang bolos tanpa alasan. Dia bingung alasan apa yang mau dia buat. Mau buat alasan keperluan keluarga membuat dia merinding. Boro-boro urusan keluarga waktu itu anaknya aja di pukulin sampai masuk rumah sakit, pikir Adlina.

Hari ini resmi Adlina menjadi jones karena, Cleo tidak menemaninya.

Tapi, sebenarnya banyak yang ingin menemani Adlina tapi, dia menolak saat ini pikirannya hanya tertuju kepada Cleo. Dia juga sudah menelfon berkali-kali tapi, tidak ada jawaban.

Bel istirahat Alex, kembarannya dan kedua curut sudah sampai di depan kelas Adlina. Adlan yang menyadari bangku sebelah kosong langsung bertanya, "jones neng, temennya kemana yang sebelah?"

Adlina langsung menimpuk kembarannya dengan gumpalan kertas. "Dia cuma bilang gak masuk dan saat aku tanya kemana gak ada balasan sampai saat ini."

Alex merasakan kekhawatiran dalam ucapan pacarnya langsung mengelus pundaknya. "Udah di telfon?"

"Gak ada jawaban bahkan sekarang operatornya bilang 'nomer yang ada tuju sedang tidak aktif', duh Cleo kemana sih?"

Adlan jadi ikut curiga karena tidak biasanya Cleo seperti ini.

"Lagi mager kali dia sekolah," ucap Ardi.

"Bosen sama guru-gurunya apa sama pelajarannya apa sama lo kali Lin, bosen." Valdo terkekeh diikuti Ardi.

"Gue mah gak bakal bosen duduk sama bidadari." Timpal Ardi.

Alex langsung menatap tajam Ardi, "lagi bosen hidup yah, Ar." Mendengar ucapan Alex membuat tawa mereka pecah.

Alex langsung berinisiatif membawa Adlina ke kantin untuk mengisi perutnya. Mendengar nama kantin saja membuat mata Adlina berbinar, segala kegalauan Adlina musnah dengan makanan yang menggoda perutnya.

Kini sepanjang koridor semua mata ada yang memandangnya takjub, senang, masih shock dan banyak juga yang memandangnya iri contohnya Verlita.

Dengan cepat Verlita berjalan kearah Alex dan Adlina. Dia langsung mendorong tubuh Adlina melepas paksa genggaman tangan mereka. Utung saja Adlan siap siaga menangkap tubuh kembarannya. "Hay Sayang?" Verlita begelayut manja di lengan Alex.

"Lepas Verlita astaga!" Alex berusaha melepaskan genggaman Verlita. Tapi,Verlita malah makin memeluk lengan Alex dengan erat.

"Ok, aku bakal lepasin tapi minggu depan kamu harus dateng ke ulang tahun aku gimana?" tanya Verlita.

Astaga kalo bunuh orang gak masuk penjara udah gue bunuh juga ini kutu satu. Batin Alex.

Alex akhirnya, menatap mereka satu persatu seolah meminta persetujuan. Mereka hanya menganggukan kepala sebagai jawabannya.

Alex menghembuskan nafasnya, "iya, gue dateng dan sekarang lepasin tangan lo." Dengan wajah sumringah Verlita melepaskannya. Dia baru saja ingin berjinjit mencondongkan bibirnya tapi, langsung di tahan oleh Alex.

"Gue dateng ke ulang tahun lo, bukan berarti lo bisa seenaknya aja sama gue." Setelah mengucapkan itu Alex langsung merangkul bahu Adlina dan meneruskan langkahnya ke kantin yang sempat tertunda.

"Pokonya kamu harus dateng sama aku." Bisik Alex.

"Cium-cium bukan muhrim juga lo." Ketus Ardi.

Sebelum melangkah pergi Valdo menatap Verlita, "gak usah jadi cewek yang sana-sini mau kek haus belaian aja lo, jelas-jelas lo yang gak suka sama Adlina karena di kelilingi banyak cowok."

Mendengar perkataan Valdo, Verlita hanya menggeram kesal dan langsung menghentakkan kakinya berlalu dari situ.

kini mereka sudah sampai di kantin dengan Adlina yang sedang memikirkan Cleo berada dimana.

TS [2] Adlina Untuk AlexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang