✖Lima✖

15.4K 1.1K 139
                                    

Mendengar ucapan Nadira, Cleo langsung tertawa tepat di depan wajah Nadira entah keberanian dari mana Cleo melakukan itu semua.

"Kaka senior yang terhormat Ka Nadira, sebelom nawarin itu lo pernah mikir sesuatu gak sih?" tanya Cleo menantang.

"Oh, oh, rupanya seorang Cleopatra putri dari Negeri antah berantah ini berani sama gue dan nolak, lo harusnya tau posisi lo jauh di bawah gue dan Adlina." Nadira mengejek remeh Cleo.

Kini lagi-lagi Cleo tertawa, "lo tau gak sih Ka, lo ngomong kaya gitu sama aja lo ngerendahin betapa lo sangat jauh dari Adlina. Lagian gue gak butuh terkenal, kalaupun mau terkenal gunaiin ini Ka," Cleo menaruh telunjuknya di kepalanya. "Pake otak Ka, jadi gak cuma modal cantik tapi, otaknya bisa di pake gak cuma kosong."

Mendengar itu Nadira jadi geram sendiri, tangannya sudah bergerak untuk menjambak rambut Cleo tapi, ada tangan lagi yang memegangnya.

"Gue heran sama lo, Nad. Adlina itu udah jelas tercantum di kartu keluarga Atmajaya dan dia kembaran Adlan, lo makin lama makin idiot yah!" Nadira langsung menoleh ke belakang dan mendapati Ardi sedang menatapnya tajam.

Nadira menghempaskan tangannya dari cengkraman Ardi. "Karena dia bikin gue jadi susah deket sama Adlan."

Ardi menaikkan alisnya sebelah dan tertawa kencang. Mendengar tawa lepas dari Ardi kini wajah Nadira berubah menjadi merah menahan kesal.

Tiba-tiba Ardi berdeham. "Jelas aja Adlina gak mau kembarannya deket sama lo, coba lo lihat diri lo sendiri di kaca, punya kaca gak di rumah kalo gak punya gue beliin nih."

Ardi sebenarnya bukan tipe cowok yang mau berurusan sama cewek model Nadira, tapi untuk kali ini Ardi ikut campur karena menyangkut Adlan temannya sejak masuk SMA dan Adlina yang dia anggap adiknya sendiri.

"Gue bisa beli kaca sama perusahaan kaca sekalian," balas Nadira tidak kalah tajam.

"Wow," Ardi maju sambil memojokkan Nadira ke tembok, "gue peringatin jangan pernah lo macem-macem sama si kembar atau gue bakal cabut setengah saham gue di perusahaan bokap lo." Bisik Ardi tepat di telinga Nadira.

Mendengar itu Nadira mematung, dia menatap Ardi sambil menelan salivanya dengan susah payah. Melihat reaksi Nadira, Ardi menyeringai puas.

"Jadi inget kata-kata gue cantik." Ardi langsung mengamit lengan Cleo pergi meninggalkan Nadira.

Setelah mereka berdua jauh Nadira sadar sepenuhnya, "sial."

Tiba-tiba ada seseorang yang bersembunyi di balik tembok mendengarkan percakapan mereka semua.

***

Mereka semua hampir sepuluh menit menunggu Ardi dan Cleo kembali.

Tiba-tiba pintu uks berbunyi dan terlihatlah wajah Ardi yang menyengir mereka berdua masuk.

Pandangan Adlan tertuju kepada tangan Ardi yang menggenggam pergelangan tangan Cleo. Adlan berdeham keras, Ardi menoleh kearah Adlan yang sedang menatap tajamnya.

Ardi langsung melepasnya dan mereka semua yang di dalam ruangan hanya cekikikan. Yah, memang mereka semua sudah tahu kalau Adlan menyukai Cleo tapi, Cleo belum bisa melupakan Ramon.

"Cleo kemana aja?" tanya Adlina. Cleo menghampiri Adlina dan memeluknya.

Mereka semua bingung dengan tingkah Cleo. Gue janji, Lin, gue akan selalu ngelindungin lo dari nenek lampir itu. Batin Cleo.

TS [2] Adlina Untuk AlexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang