Bagian 19

1.4K 104 1
                                    

"Bagaimana kabar kalian semua?" Yanjie masuk ke ruang 304.

"Baik, Laoshi." Jawab semuanya dengan lantang.

"Wait. Kenapa di ruangan ini hanya ada kalian berdua?" Tanya Yanjie.

"Reihan dan Desyca pergi jalan-jalan, Laoshi. Kalau kak Juna, Dirga tidak tahu." Dirga menaikan bahunya.

"Reihan dan Desyca pergi jalan-jalan? Kenapa mereka berdua tidak memberi tahuku? Lagipula seharusnya tidak boleh ada seorang pun yang keluar hotel ini kan?" Laoshi melemparkan pertanyaannya.

"Dirga gak tahu, Laoshi. Kata mereka dia sudah izin ke Laoshi."

"Apa? Tapi dia tidak bilang ke saya? Apa mungkin dia sudah bilang ke panitia? Tapi ya sudah, walaupun hanya kalian berdua, kita tetap akan belajar." Yanjie mengambil buku yang ada di meja. "Tapi, ke mana Juna?"

"Tadi saat sebelum makan siang, Mas Juna masih ada di sini. Tapi saat saya kembali Mas Juna sudah hilang." Jelas Bejo.

"Apakah Juna juga pergi bersama Reihan dan Desyca?"

"Tidak, Laoshi. Mereka hanya berdua tadi."

Yanjie dengan bingung menelpon Pak Zam.

"Halo, Pak. Apa bapak tahu ada di mana Juna?" Tanya Yanjie di telepon.

"Apakah Arjuna menghilang?"

"Dia tidak ada setelah makan siang, Pak."

"Saya akan cari dia." Lalu telepon ditutup.

"Apakah Pak Zam tahu, Laoshi?" Tanya Dirga.

Yanjie hanya menjawab dengan gelengan di kepalanya.

"Kita harus mencarinya?" Dirga tampak sedang berpikir.

"Sepertinya begitu." Yanjie tersenyum lesu.

.

"Reihan, tungguin aku dong!" Desyca mencoba mengejar Reihan namun sayangnya tidak berhasil.

"Kamu aja yang jalannya lambat." Reihan tidak memedulikan Desyca.

Desyca berhenti sejenak karena kelelahan mengejar Reihan.

"Dasar Caplang!" Kesal Desyca.

"Kamu bilang apa, Des?" Tanya Reihan dengan geram.

"D.A.S.A.R. C.A.P.L.A.N.G." Ulang Desyca.

"Kamu-" Reihan hampir memukul Desyca

"JANGAN PUKUL DIA!" Teriak Juna sambil menahan tangan Reihan.

"Kak Juna?" Desyca tidak percaya akan penglihatannya.

"Kenapa Kak Juna ada di sini?" Reihan juga tidak percaya.

"Kenapa? Apakah aku percaya kalau kau akan melindungi Desyca dari segala macam bahaya? Dulu aku percaya, bahwa kau," Juna menunjuk Reihan. "Akan melindungi Desyca. Tapi sekarang, karena aku melihat kau berani mengangkat tangan ke arah Desyca, Aku tidak akan percaya lagi kepadamu."

"So sweet." Entah dari mana suara itu.

"Aku tidak bertanya soal itu, Kak. Aku ingin bertanya bagaiman kakak bisa lolos dari Laoshi?" Reihan sudah mulai tidak sabar.

"Itu rahasia."

Reihan kesal melihat Juna ada di sini. Juna telah menghancurkan moment dia bersama Desyca.

"Kau menyebut ini moment indah? Dengan cara hampir memukul Desyca? Are you crazy?" Juna seolah dapat membaca pikiran Reihan.

"Aku tidak memukul Desyca." Reihan mengelak atas tuduhan Juna kepadanya.

My Name Is DesycaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang