Bagian 23

1.3K 86 13
                                    

"Kalau gue suka sama lu, lu mau apa?" Tanya Juna.

"So, will you be mine?" Sambung Juna.

Desyca hanya diam mematung.

"Des? Jawab."

"Kalau aku gak suka gimana? Cinta kan gak bisa dipaksain, kak." Jawab Desyca.

Giliran Juna yang mematung.

Kisah cintanya ditolak oleh sang kekasih, bagaimana dia tidak diam mematung?

Sakit. Hanya itu yang dirasakan oleh Juna.

"Kak? Maafin Desyca ya... Desyca gak bermaksud buat nyakitin Kak Juna, Desyca minta maaf."

Juna hanya tersenyum pasrah. "Bener kata lu, Des, cinta itu gak bisa dipaksain, kalau cinta dipasakan pasti hasil akhirnya buruk."

"Maafin Desyca ya Kak Juna." Desyca memeluk Juna.

Sementara di tempat lain ada sepasang mata yang mengamati mereka berdua sambil tersenyum.

"Kak, mendingan kita balik ke hotel deh, takutnya nanti Mas Bejo nyariin." Usul Desyca.

"Yaudah deh." Juna jalan terlebih dahulu meninggalkan Desyca.

Desyca dengan cepat ikut mengikuti langkah Juna yang kecil tapi cepat.

.

"Mas Jun? Udah balik dari ngedatenya?" Tanya Bejo sambil melirik jahil.

"Kak Juna kok ngedate gak ngajak-ngajak? Kan Reihan mau ikut." Sebenernya Reihan bukan mau ikut ngedate tapi dia gak rela kalau Desyca bareng sama Juna.

"Dirga mana?" Tanya laoshi yang sedang meminum kopi dengan tenang.

"Dirga? Bukannya dia biasanya di kamar?" Tanya Juna.

"Bukannya dia-"

"Aku di sini, laoshi." Potong Dirga dengan cepat dan lambaian di tangannya.

"Tadi kamu dicariin Dek Irene sama Dek Rieva, Des. Mereka nungguin kamu di kamar." Ucap Bejo pada Desyca.

"Oke, Mas Bejo, Desyca ke kamar dulu ya." Desyca melambaikan tangannya.

"Dah, Desyca." Reihan membalas lambaiannya.

Dirga duduk di samping laoshi. "Tadi kenapa laoshi nyariin Dirga?" Tanya Dirga.

"Enggak ada apa-apa. Laoshi cuma khawatir aja." Jawab laoshi.

"Reihan mau ke kamar dulu ya."

"Aku juga mau ke kamar." Ucap Bejo.

"Dirga mau belajar kalau gitu." Dirga melangkah pergi ke arah kamarnya bersama Bejo dan Reihan.

Dan tinggalah Juna dan laoshi berdua.

"Tadi kamu jalan-jalan sama Desyca?" Tanya laoshi memecahkan keheningan.

"I-iya laoshi." Jawab Juna terbata-bata.

"Kamu tadi juga nyatain cinta ke Desyca kan?"

"Laoshi kok tahu? Siapa yang ngasih tahu?" Tanya Juna balik.

Laoshi cekikikan. "Padahal laoshi cuma nebak aja, tahunya beneran."

Juna memandang laoshi datar.

"Jadi... Kamu diterima?" Tanya laoshi.

"Laoshi kebanyakan nanya, kayak dora." Batin Juna.

"Diterima gak?" Tanya laoshi sekali lagi.

"Kalau diterima saya pasti udah loncat-loncat, laoshi." Jawab Juna pada akhirnya.

Yanjie hanya menatap Juna dengan tampang kasihan.

"Jangan memandang saya seperti itu, laoshi!" Protes Juna.

"Saya heran kepadamu, cintamu sudah ditolak tapi tetap saja kamu tegar." Ucap Yanjie.

"Karena tidak ada kata menyerah di dalam pikiran saya, hanya ada positif saja." Jawab Juna.

"Cinta yang rumit." Batin Yanjie.

"Sudah ya, laoshi, saya mau belajar karena saya tadi tidak belajar seharian." Pamit Juna melangkah pergi.

Yanjie hanya mengangguk mengiyakan.

.

Farah note:

Ketemu lagi setelah bertahun-tahun hilang //lebay

Aku gak tahu bakal ada yang baca ini.

Tapi aku bikin aja.

304th study room webtoonnya belum update ya?

Aku sedih gak ada bahan cerita.

Capek UN kemarin😭

Oke vote and comment please💞

My Name Is DesycaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang