Bagian 26

1K 90 11
                                    

"Desyca, kita butuh penjelasan." Rieva dan Irene menatap Desyca dengan tajam.

Desyca terdiam saja. "Ehm, anu, ehm, itu, ehm,"

"Sebenernya apa yang terjadi diantara lu dan Dirga?" Tanya Irene.

Rieva yang sudah tahu kejadian tadi hanya terdiam.

"Tanyakan padanya saja." Desyca menunjuk Rieva. "Aku tidak bisa menjelaskannya."

Irene kemudian menatap Rieva dalam.

"Kok aku, Des?!" Rieva melototkan matanya ke arah Desyca.

"Kan kamu liat kejadiannya, Va." Jawab Desyca santai.

Rieva menghela nafas. "Baiklah akan aku ceritakan."

Rieva menjelaskan apa yang tadi terjadi antara Dirga dan Desyca. Kemudian Desyca menambahkan bahwa Dirga yang memeluknya. Irene mengangguk mengerti.

"Lalu... Apa hubunganmu dengannya? Kau menyukainya?" Tanya Irene.

"YA TENTU SAJA TIDAK!" Desyca langsung menjawabnya dengan cepat. "Aku tidak mungkin menyukai orang yang kubenci!"

"Benarkah? Bukankah kau dan Dirga sudah jarang bertengkar? Dan kelihatannya Dirga menjadi lebih perhatian kepadamu." Sahut Rieva.

Desyca terdiam. Memang benar jika akhir-akhir ini sifat Dirga berbeda daripada biasanya.

"Des... Jika kau ditembak Dirga, kau terima atau kau tolak?"

Pertanyaan yang sulit bagi Desyca. Dia bisa bilang bahwa dia membenci Dirga, namun entah mengapa hatinya menolak ketika dia ucapkan itu.

Dirinya mengingat sosok Dirga yang dibencinya. Jika dilihat lebih dalam, Dirga adalah sosok yang tampan. Desyca langsung menggeleng cepat menolak pemikiran seperti itu.

"Kenapa jantungku berdetak begitu kencang?" Gumam Desyca pelan sambil memegang dadanya.

"Des? Ada apa denganmu?" Irene memegang pundak Desyca, dari raut wajah terlihat bahwa dia khawatir.

Desyca menatap Irene dan Rieva bergantian. "Va... Ren... Sepertinya..." Desyca menggantungkan kalimatnya.

"Kenapa, Des?" Irene sudah tidak sabar.

"HUWEEE! SEPERTINYA AKU MENGIDAP SAKIT JANTUNG!!!!"

Teriakan Desyca menggelegar hingga keluar kamar.

"Sttt! Des! Jangan teriak-teriak!" Rieva menutup mulut Desyca.

Irene menatap Desyca heran. "Kau? Sakit jantung? Bagaimana bisa?"

"Entah mengapa akhir-akhir ini jantungku terus berdetak dengan kencang jika di dekatnya. Apakah aku mengidap sakit jantung?!" Desyca panik.

Kedua temannya itu hanya menatap datar Desyca. Mereka gemas dengan kepolosan Desyca yang berlebihan.

"Des... Lu mau dipanggang atau digoreng?" Irene menatap Desyca tajam.

"Kau ingin bikin apa, Ren? Ayam goreng? Atau ayam panggang? Menurutku lebih enak ayam goreng!" Ucap Desyca semangat.

Irene lalu menatap Rieva yang angkat tangan dalam kejadian ini.

"Desyca Taniadi..." Rieva menarik nafas dalam. "Kau bukan mengidap sakit jantung."

"Benarkah?!" Mata Desyca berbinar-binar.

"Kau sedang jatuh cinta, Des." Sahut Irene.

Desyca langsung terdiam. "Jatuh cinta?"

"Benar. Kau sedang jatuh cinta. Tapi ngomong-ngomong dengan siapa kau jatuh cinta?"

"YA TENTU SAJA DENGAN DIRGA LAH!" Teriak Irene. "Yakan, Des?"

Desyca tidak percaya dengan perasaannya sendiri. Dia mencoba untuk tidak mempercayai ini semua. Namun sulit, karena nyatanya dia sudah terlanjur mencintainya.

Desyca berlari keluar kamar tanpa peduli tatapan aneh teman-temannya.

Dia membuka pintu dan terlihat sosok seseorang di depannya.

"Dirga?"

"Eh? Desyca? Hai..." Dirga berubah menjadi gugup. "Itu... Anu... Sepertinya buku fisikaku tertinggal di kamarmu... Dan aku kesini untuk mengambilnya."

"Hah? Tetapi kau tidak membawa buku kesini tadi, Ga."

Dirga menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Benarkah? Oh. Berarti bukan tertinggal disini... Ehm.. Mungkin tertinggal di ruang makan."

Dirga pergi sambil melambaikan tangannya kepada Desyca.

"Cieee, Desyca!!!" Goda kedua temannya yang masih berada di dalam kamar.

Sedangkan Desyca hanya bisa mencoba untuk menutupi wajahnya yang memerah.





















Aku gak yakin masih ada yang baca ini. Tapi aku update aja lah.

Maafkan aku yang menghilang selama beberapa bulan ini🙇

Aku sendiri bingung mau bikin kelanjutannya kayak gimana😢

Yaudah gitu aja. Terima kasih yang udah vote and comment cerita ini💕

My Name Is DesycaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang