-Selingan-

1.2K 81 4
                                    

Dirdes Moments❤

"Cabe uleg! Tungguin gue elah! Capek banget gue ngejar lo." Dirga masih mengejar seseorang yang ada di depannya, siapa lagi selain Desyca?

Desyca mempercepat jalannya. "Payah. Ngejar segitu aja gak bisa masa."

Dirga kesal dengan ucapan Desyca. "Heh. Coba lo jadi gue, emang bisa apa?"

"Bisa aja. Gue kan gak kayak lo, ngeluh aja bisanya." Desyca masih berjalan dengan cepat.

Dirga berhenti.

Desyca mendengar tidak ada suara langkah sepatu, dia pun membalikan badan. "Kenapa berhenti? Udah gak sanggup ngejar gua?"

Dirga tetap diam. Jarak antara dia dan Desyca terlalu jauh.

"Ga? Kamu gak apa kan?" Desyca hendak melangkah ke arah Dirga.

Dirga berteriak. "JANGAN DEKATI GUE!"

Desyca kaget mendengar Dirga berteriak seperti itu. "Ga? Lu gak apa kan? Kok bisa-"

"Gue emang gak pantes buat lu, Des. Lu terlalu jauh, sama seperti jarak kita sekarang ini." Dirga dengan cepat memotong ucapan Desyca.

"Ga, gue kan cuma bercanda. Gue cuma mau menguji kecepatan lari lu."
Dirga menggeleng lemah. "Kecepatan lari, atau kecepatan buat mengejar hati lu?"

Desyca POV

"Kecepatan lari atau kecepatan buat mengejar hati lu?"

Jleb.

Kok dia tahu sih?!

"Gak kok! Mana mungkin gue suka sama lo, Sipit!" Aku mencoba mengelak.

"Jadi cuma gue nih yang suka sama lo?" Tanya Dirga yang membuatku terkejut setengah mati.

Gimana gak kaget, orang dia nembak gue kok.

Maksudnya masih dalam proses.

"Jangan bercanda, Ga, gak ngaruh buat gue." Aku tetap mengelak.

Terkadang antara hati dan omongan itu beda.

Dirga berbalik dan melangkah pergi
"Ya udah kalau gak percaya."

"Mau kemana, Sipit?!" Dirga semakin jauh dari hadapanku.

Semakin jauh.

•••

Judes Moments❤

"Sendirian aja." Sindir Juna yang melihat Desyca menatap kosong seperti ingin menangis.

Desyca terkejut dan berbalik. "Eh Kak Juna."

"Jangan bengong, nanti kesambet." Juna menatap Desyca penuh selidik.

Merasa ditatap seperti itu, Desyca membuang muka. "Jangan natap kayak gitu, Mas."

"Emang kenapa kalau gue natap lo kayak gitu? Lu malu?" Kak Juna mengusap air mata Desyca. "Lu dinangisin sama siapa ini? Dirga? Reihan? Biar gue hajar orangnya."

Desyca dengan cepat menggeleng. "Enggak kok! Desyca cuma kelilipan aja." Elak Desyca.

"Jangan bohong, Des. Gue tahu lu nangis, bukan kelilipan." Juna memandang Deysca lesu. "Please, jangan bohong sama gue lagi, hati gue sakit, Des." Ungkap Juna.

Desyca sedikit terkejut atas ucapan Juna. "Aku ingin mencoba untuk gak berbohong sama Kakak. Tapi aku cuma ingin Kak Juna gak khawatir sama Desyca."

Juna menepuk bahu Desyca pelan. "Gue sayang sama lu, Des. Gue seneng lu jujur sama gue, jangan diulangi lagi ya." Juna mengedipkan sebelah matanya.

"Iya, Kak." Desyca tersenyum.

•••

"Terus kalau Kak Juna sama Desyca, REIHAN SAMA SIAPA?!" Reihan sibuk meratapi nasib.

Bejo menepuk bahu Reihan untuk memberi semangat. "Yang sabar, dek. Jodoh ada di tangan tuhan. "

"Huwaaa Mas Bejo!" Reihan memeluk Bejo dan menangis.

•••

Farah's Note :

Sumpah ini gaje banget:v

Gara-gara gak ada ide, gue jadi bikin beginian😂

Part ini gak ada hubungannya sama part lain yaa...

Ini hanya untuk me-refresh otak sehabis try out.

Thank you for reading!

Do'ain aja supaya cepet update. Walaupun lagi hiatus.

See you!

Farah.

My Name Is DesycaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang