Bagian 18

1.4K 101 2
                                    

Reihan dan Desyca berjalan-jalan di sebuah mall ternama di Pekanbaru.

Sebenarnya ini bukan keinginan Desyca untuk pergi bersama Reihan, tapi bagaimana lagi jika sang anak gubernur berlutut karena memohon agar dia pergi ke mall.

Bisa-bisa nanti dia dipenjara karena telah membuat sang anak gubernur berlutut karena masalah sepele itu.

Desyca juga bingung, bagaimana mungkin seseorang yang ikut osn dapat seenaknya keluar-masuk karantina? Saking ketatnya peraturannya, sampai-sampai keluar pintu hotel saja tidak diperbolehkan.

Tapi bagaimana Reihan bisa?

Entahlah, hanya dia dan tuhan yang tahu.

"Des, jangan bengong. Nanti kesambet loh." Peringat Reihan.

"Ih! Reihan jahat. Masa Desyca didoain supaya kesambet." Rajuk Desyca.

"Emang kesambet apa dah?" Tanya Reihan.

"Apa?"

"Kesambet cintaku kepadamu." Gombal Reihan.

Desyca tertawa lepas mendengarnya.

Tidak ada yang menyadari jika dari tadi Juna melihat mereka berdua bermesraan. Kasian amat lu, Jun.

Tapi bagaimana bisa Juna keluar dari karantina yang dijaga oleh macan betina?

"Kyaaa.... Ada anak gubernur! Si Reihan Rizaski yang ganteng itu ya!" Teriak fans-fans Reihan.

"Bukannya dia bad boy, ya?" Tanya fans yang satunya lagi.

"Gak ada yang peduli dia bad boy atau gak. Yang penting dia ganteng!"

"Wait! Siapa wanita yang ada di sebelahnya?" Rupanya dia baru menyadari kehadiran Desyca.

"Pacarnya kali."

"Gak mungkin, Ra. Reihan gak punya pacar." Dia masih memelototi Desyca.
"Dasar stalker." Temannya menggelengkan kepalanya.

Reihan yang sedari tadi mendengar omongan fans-fansnya itu menjadi panik.

"Des, kita harus lari dari sini." Bisik Reihan.

"Kenapa?" Tanya Desyca polos.

"Jangan banyak tanya, Des. Ikutin aja aku." Reihan menarik tangan Desyca.

"DIA LARI, RA! AYO KEJAR!" Teriak fans Reihan.

"Jangan tarik-tarik, Lala!" Temannya menarik-narik tangannya dari Lala.

"Diem, Ra! Ikutin aja aku!"

"Lala!"

Reihan dan Desyca masih berlari dari fans-fansnya Reihan.

Sambil bergandengan tangan.

"Reihan, tanganku sakit!" Desyca meringis kesakitan.

"Nanti dulu, Des. Mereka masih mengejarku."

"Tapi kenapa kamu menarik tanganku?"

"Daripada nanti kamu diwawancara. Kamu mau digituin? Aku gak tega, Des."

"Mereka udah gak ngejar, Rei." Desya menolehkan kepalanya ke belakang.

"Benarkah?" Reihan berhenti dan menyebabkan Desyca menabrak badan Reihan.

"Aduh."

"Maafin aku, Des. Kamu gak apa-apa kan?" Tanya Reihan khawatir.

"Gak apa kok, Rei."

"Ayo, kita pergi dari sini." Reihan menggandeng tangan Desyca.

.

.

My Name Is DesycaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang