DHUARRRR-!!!
Jade miliknya terbelalak, dia terkejut melihat kekacauan yang tengah terjadi di desanya. Banyak bangunan-bangunan yang luluh lantah dengan kehancuran di berbagai bagian. Gaara memejamkan matanya,
BRESSSSS!!
Pasir miliknya mengejar sosok lelaki bersurai pirang dengan sebelah matanya yang tertutupi oleh semacam alat pelacak.
"Hahaha siapa itu? Apa kau Kazekage no Gaara? Lihatlah tato di jidatmu itu, lucu sekali." DUAARRR!! Lagi lagi pasirnya kalah cepat dengan burung dari bahan peledak yang ditumpangi oleh si sosok blonde.
"Ryūsa Bakuryū" merapalkan jutsunya, seketika pasir Gaara yang berada di dalam gentongnya itu keluar dalam bentuk gelombang dan dengan jumlah yang sangat banyak, ia menggerus dan membawa bebatuan dan mineral keluar dari bawah tanah menjadi lautan besar pasir dan memanipulasinya sehingga tampak seperti tsunami yang menelan semua yang ada di depannya.
Jurus ini seperti lautan pasir yang mengamuk dan menyebabkan banyak kerusakan dengan sendirinya, tapi lebih jauh dapat memanfaatkan pasir untuk kedua dan serangan ketiga secara berturut-turut.
Kazekage Suna ini berniat untuk menenggelamkan musuhnya yang tengah kurang ajar memporak-porandakan desanya. Namun sayang, musuh di depannya bukanlah sembarangan, dia berasal dari sebuah organisasi kriminal kelas S yang sangat terkenal-Akatsuki.
"Kau terlalu lama bermain-main dengannya, Deidara." terdengar suara serak yang begitu berat dari sosok lain yang sedari tadi hanya duduk diam, menonton pertunjukan yang tengah diperankan oleh rekannya. "Kau tahu aku benci menunggu." timpalnya lagi, Deidara berdecak kesal seraya berkacak pinggang di atas burung yang ditungganginya. Dia memasukan tangannya kedalam saku yang berisi bahan peledaknya, dia menyeringai,
"Tunggu sebentar lagi, Sasori-sama. Aku akan membawanya, jinchuriki ini."
.
oOo
.Brak!
Mikoto segera berlari menuju sumber suara dan menemukan anak bungsunya tengah melengos pergi tanpa menyapanya sama sekali. Ketika ia mencoba membuka pintu kamar, ternyata dikunci. "Sasuke-kun, daijoubu?" tanyanya yang justru tidak mendapatkan respon sama sekali.
"Kenapa dengan anak yang satu ini," ujarnya pelan.
"Ada apa?" Mikoto membalikan badannya, jantungnya sempat berdegup karena mengetahui bahwa suaminya telah pulang. Dengan cepat Mikoto menghampirinya,
"Anata, sejak kapan kau pulang? Astaga, maafkan aku tidak mendengar-"
"-Ku dengar Sasuke membuat ulah tadi." Rahangnya mengeras, sedangkan Mikoto yang tidak tahu menahu menatap suaminya dengan tatapan was-was.
TAP TAP TAP
Dan selanjutnya, suara gedoran pintu serta suara berat Fukagu terdengar dengan begitu jelas di telinga ibu dari dua anak popular di kalangan para shinobi ini.
"Keluar, Uchiha Sasuke!"
.
oOo
."Tidak kah ini aneh? Kenapa Tsunade-sama memanggil kita secara bersamaan, ya? Kukira tadi Itachi-nii-san akan pulang. Ternyata kita bertemu di sini, hehe." Mereka berjalan beriringan menuju kantor Hokage, Itachi seperti biasa tidak banyak menanggapi, hanya memberikan gumaman berupa 'hn' sebagai ciri khasnya. Dan entah mengapa, Sakura menjadi sudah khatam saja untuk menerjemahkan arti dari kata ambigu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine
FanfictionBagaimana jika pembantaian klan Uchiha itu tidak pernah terjadi? Uchiha Sasuke selalu ingin mendapatkan apa yang Aniki-nya miliki, perhatian kedua orangtuanya-terutama ayahnya-serta gadis yang menyukai kakaknya itu. Pengumuman pesta tunangan bungsu...