[8] He's a Rouroni?!

5.2K 445 51
                                    

Dalam sebuah perjalanannya yang memakan waktu satu hari penuh dari markas persembunyiannya, akhirnya sosok yang baru saja berganti pakaian dengan kimono dan sebuah katana yang selalu dibawanya. Mata onyx-nya menatap langit pagi yang kelam, tidak ada tanda-tanda akan munculnya matahari.

Sosok pemuda yang dilihat dari segi manapun terlihat tidak lain hanya seorang pengembara ini memasuki sebuah kedai yang masih sepi.  Jam dinding di sebelah utara kedai dari tempatnya duduk menunjukkan pukul 09.00. "Mae-san, secangkir ocha dan dango seperti biasa, onegai." pesannya, tidak lupa dengan senyuman hangat yang selalu tersampir di wajahnya yang memang tampan. Pelayan tersebut bersemu merah, tidak mencatat pesanannya karena seolah sudah hapal, gadis ini justru menunduk malu menyembunyikan rona merah yang menjalar dipipinya, "A-ano, S-sui-sama, o genki desu ka? Sudah hampir dua bulan Anda tidak mampir kemari. Ba-bagaimana perjalannya?" Pemuda yang dipanggil Sui-sama ini tertawa kecil, "Kabarku baik, yah perjalananku kurang lancar kali ini. Jadi, kapan pesananku diantarkan?" tanyanya tanpa menghilangkan senyuman diwajah tampannya. Mae, pelayan tersebut membungkukan badannya, dia merasa tidak sopan karena membuat pelanggan setia kedai tersebut merasa risih dengan keingintahuannya, dia segera pamit ke belakang.

Pemuda ini menatap bangunan-bangunan desa Suna dengan tatapan tajamnya, terlebih fokus dari retina oniknya tertuju pada bangunan bertingkat yang tidak lain adalah rumah sakit. Informannya adalah yang terbaik yang dimilikinya, dan dapat dipastikan kalau mereka tidak salah akan informasi yang diberikan padanya. Dia menghela napas berat, menyeruput ocha hangatnya perlahan dan memejamkan matanya erat. Dari kejauhan, muncul dua orang gadis yang salahsatunya sudah sangat dikenalinya, dan jika ditelaah lagi, gadis satunya lagi pun tengah dikenali olehnya pada beberapa waktu yang lalu. Alisnya mengernyit, "hn?!" kagetnya, tanpa berlebihan.

"Are?! Sui-san?"/ "Uchiha Shisui?!!" Ucap kedua gadis ini berbarengan, dan keduanya sama-sama terkejut. "Na-nani, Uchiha?" Tanya si gadis yang ada di sebelah Sakura sedangkan gadis merah muda ini, kini tengah mematung karena terkejut, tubuhnya seolah tiba-tiba kaku, mata hitam legam lelaki yang jaraknya tidak lebih dari satu meter itu menatapnya intens. Sedetik kemudian,

"Matsuri-san, apa kabar?" ucapnya memecah keheningan di antara keduanya. Matsuri tidak menjawab, dia masih menatap teman perempuan di sebelahnya yang berubah kaku. "Oro?! Ano onna wa?"

"Sui-san, kochira wa, Sakura Haruno desu."

"Oro?! Gadis itu sepertinya salah paham padaku,  Matsuri-san." Mereka berdua sama-sama melihat kunoichi Konoha yang telah lari dengan kecepatan tinggi, menghilang dari jarak pandang kedua orang yang kini menatap heran kepergian gadis emerald dengan helai merah muda.

"Biarkan aku menyusulnya, ne?" dan secepat kilat, lelaki yang dikenal sebagai Sui-san itu menghilang dari pandangan Matsuri, "Haa?! Sejak kapan seorang rouroni bisa teleport?" kagetnya,

.
.

Sakura terus berlari melompati satu persatu atap desa Suna tempatnya menetap saat ini. Hatinya berdebar dengan tanpa bisa dikontrol, pikirannya melayang pada satu sosok yang baru saja ditemuinya. "Shisui, Uchiha Shisui mendatangi Suna untuk menghabisi Itachi-nii. Dia datang untuk mengambil jinchuriki, dia datang untuk balas dendam!" pekiknya dalam hati. Perjalanan menuju rumah sakit terasa begitu jauh jaraknya padahal kenyataan tidaklah sejauh itu.

Hembusan angin begitu kuat dari arah belakangnya, menembus dirinya dan kini dia terbelalak menatap di mana dia berada saat ini. Hutan, sejak kapan dia berada di sini?

"I-ittai.." ringisnya ketika dia mencoba untuk menggerakkan tubuhnya.

"Haruno." suara itu, SHISUI!! Instingnya mengatakan bahwa saat ini dia tengah berada dalam bahaya, emeraldnya terbelalak saat dia mencium bau dari aroma ikan bakar yang lezat. "Uchiha Shisui.." desisnya tajam, Shisui hanya menatapnya sekilas, kemudian mengacuhkannya.

"Saat ini, namaku Sui. Aku sedang tidak berniat untuk mengejar para jinchuriki kesayanganmu itu ataupun kekasihmu." Ucapnya tanpa ada nada tajam ataupun kebencian seperti saat sebelumnya mereka bertemu.

Shisui yang dia temui saat ini tampak berbeda, tapi di dalam waktu yang bersamaan auranya jauh lebih gelap dari sebelum mereka bertemu.

"Apa maksud dari perkataanmu itu? Apa kau pikir aku bodoh?! Tentu saja kau kesini karena tahu kalau Itachi masih belum sadarkan diri 'kan? Dan, karena Naruto yang enggan untuk kembali ke Konoha sehingga memudahkanmu untuk menangkap teman-temanku!! Dan satu hal lagi, Itachi-nii bukan kekasihku!!" Teriaknya dalam satu tarikan napas, Shisui menarik ujung bibirnya,

"benarkah? Jadi, dia belum sadar ya?" jawabnya tanpa berniat untuk mengalihkan pandangannya dari api unggun yang kini menjadi penerangan mereka. Sakura baru sadar, langit telah berubah menjadi gelap dan berbintang.

Meskipun sebelumnya saat pagi hari tadi matahari memang tidak berniat memunculkan batang hidungnya, tapi kini hal yang berbeda dengan munculnya dua bintang di atas langit malam menunjukkan waktu telah berganti hari. Sakura menggertakkan giginya, "jadi, apa tujuanmu menculikku?"

Shisui menatap sekilas gadis yang kini telah siap dengan kunai-nya, dia tahu persis bahwa gadis ini adalah kunoichi medis dengan kemampuan yang hampir menyamai Hokage. Perbedaannya hanya terletak dari jurus penyembuhan, Shisui tahu gadis ini belumlah menguasai teknik 100 penyembuhan seperti halnya Tsunade, atau sebut saja byakugou. Terbukti dari belum adanya tanda yang muncul di jidatnya yang menurut pemuda tampan ini begitu lebar.

"Hn? Aku tidak menculikmu." ucapnya acuh, JDUGGG–!! Tendangan mendarat di tanah, yang menyebabkan tempat mereka sekarang hancur. Shisui menatap tajam Sakura, "bisakah kau diam? Kau ini berisik sekali, sakit telingaku." Sakura kembali melayangkan tinjuannya tapi Shisui dengan mudahnya menahan kepalan tangan Sakura dengan telapak tangannya.

"Cukup, kau tahu itu tidak bekerja untukku. Kau pingsan saat badai muncul, aku tidak tahu harus membawamu kemana." ucapnya tenang. Sakura tetap tidak menurunkan kadar kewaspadaannya, DIA ITU MUSUH! DIA ITU YANG MEMBUAT ITACHINYA HAMPIR MATI!! Batinnya mengingatkan. "Che!! Kau pikir aku akan percaya dengan pembelaanmu? Kau itu PEMBUNUH KELAS S!! Kau itu AKATSUKI, SHANNAROO!" Sakura kembali melayangkan tinjuannya tapi lagi-lagi Shisui mematahkan jurusnya, dia mengunci Sakura dengan kedua tangannya, "saat ini aku hanyalah seorang pengembara. Ada saatnya aku berubah jadi pembunuh atau kembali melanjutkan perjalananku." Sakura tertegun, jarak wajah mereka sangat dekat, dan dia melihat bahwa ternyata sosok di depannya ini memiliki kemiripan dengan pujaan hatinya dan juga dengan Itachi. Sakura mendorong tubuh Shisui dari tubuhnya,

"Ka-kau tetap seorang AKATSUKI!!" teriaknya dengan telunjuk yang teracung tepat di depan hidung Shisui. Menghela napas pelan, Shisui menyodorkan ikan bakar di tangan kanannya pada Sakura yang tidak digubris sama sekali.

"Jangan kau siksa perutmu sendiri, Haruno." sedetik kemudian, bunyi memalukan muncul dari perut Sakura membuat gadis ini meringis.

"Tidak ada yang bisa membuktikan kalau ikan itu telah kau berikan racun!" Shisui mendengus, "aku bisa saja membunuhmu dengan sekali tebasan katana milikku." jawabnya acuh, sama sekali tidak peduli, dia masih dengan menyodorkan ikan bakar ke depan wajahnya Sakura, mau tidak mau gadis ini mengambilnya setelah akalnya mengambil alihnya bahwa tidak mungkin seorang sekelas Shisui membunuhnya dengan cara yang murahan seperti memberikan racun dimakanannya, terutama hanya pada seorang gadis seperti dirinya.

Dia bahkan mengalahkan Itachi yang sampai saat ini belum sadarkan "Kau tetap seorang musuh!" ucapnya dengan mulut penuh makanan, Shisui mendengus geli. "Yare-yare, terserah kau saja."

.
.

=Next part 9=

A/N: Hallo, mungkin dipart ini memberikan misteri lain lagi seperti siapa sebenarnya Shisui? Kenapa jati dirinya seolah berubah-ubah? Dan, apa sebenarnya Shisui itu jahat atau tidak? Jawabannya ada di part part selanjutnya yaa! Dan, dengan siapa Sakura jadinya? Itachi, Sasuke, Naruto, atau bahkan Shisui?? Kalau diberitahu sekarang, enggak akan seru dong ya.. Tapi, diantara kalian, lebih memilih mana nih? Saku x siapa? Ditunggu jawabannya yaaa.. Jaa na!

I'm FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang