[6.[2]] 瞬身のシスイ, Shunshin no Shisui "Shisui the Teleporter"

4.8K 420 16
                                    


Chapter 6 part II
.
.
=====

"Apa yang kau lakukan?!" Sakura menurunkan tangannya yang hendak memukul dinding penghalang sebelum Gaara menahan lengannya dengan pasir yang entah muncul dari mana. Sebab, gentong pasir miliknya tidak berada di tempat seharusnya berada. "Menghancurkannya tentu saja!" Ucap Sakura semangat,

"dan kau akan menarik perhatian mereka, pintar sekali." Gaara berdecih seraya menghampiri kunoichi muda kebanggaan hokage ini. "Kau bisa memanjat?" tanya Gaara dengan intonasi suara yang lebih rendah dari sebelumnya. Sakura hanya mengangguk pelan,

"hn, ikuti aku" mereka berdua mengumpulkan cakra pada kakinya. Dan satu persatu keluar melewati jendela yang super sempit.

"Aaaaaaaaaaa" tanpa terduga, Sakura memekik ketakutan, Gaara yang telah keluar lebih dulu segera menarik tangan gadis itu untuk menaiki pasirnya. Bulir-bulir keringat dingin semakin deras memenuhi wajahnya yang semakin pucat pasi,

"tenanglah, Sakura." tanpa terduga, Gaara menariknya ke dalam pelukannya, sekedar untuk menenangkan kunoichi yang telah berhasil membuatnya kabur. Laju pasirnya semakin kencang menembus malam menjelang pagi yang masih saja dituruni hujan. "Ma-maaf Gaara, a-aku benar-benar takut dengan aliran air yang begitu kuat ditambah dengan banyaknya ma-mayat yang terbawa arus." jadi intinya, Sakura takut dengan aliran sungai deras, contohnya; yang ada di film movie Naruto Shippuden ke-5 Blood Prison.

"Hn, itu kelemahanmu?" Sakura bergeming, dia masih terpaku melihat begitu dahsyatnya putaran-putaran air di bawah sana.

"Rasanya aku ingin muntah," ucapnya pelan. Gaara hanya menghela napas lagi, "pegangan yang erat." dan setelahnya, mereka terbang lebih tinggi dengan kecepatan yang lebih cepat,

Dhuaaaarrrrr—!!

"Apa itu?" kegugupan Sakura hilang seketika saat indera pendengarannya menangkap suara ledakan yang cukup besar dari arah belakang mereka. Keduanya membalikkan tubuh dan Gaara berdecak sebal, "sesuai dugaan, mereka mengetahui kita kabur. Apa cakramu cukup?" Sakura menelan ludah, klorofilnya menatap dua orang lelaki berbaju akatsuki yang masing-masing diantara mereka memiliki warna rambut yang berbeda. Merah dan pirang, atau kita kenal sebagai Sasori dan Deidara.

"Apa kalian sudah cukup bersenang-senangnya? Ini terlalu jauh untuk kalian berkeliaran, ayo kembali ke ruang tahanan." ucap si pirang dengan nada mengejek. Sakura melihat Gaara mulai mengepalkan tangannya, ini gawat. Aku dan Gaara hanya memiliki cakra dari hasil pil penambah cakra buatanku. Kami tidak akan seimbang apabila melawan mereka. Sakura terdiam, dia tahu, satu-satunya cara adalah dengan memakan kembali sisa pil penambah cakra meskipun dia tahu apa resiko yang akan menimpa setelahnya. Tapi, tanpa senjata, dia bisa apa? Pada akhirnya Sakura memakan kembali pil penambah cakra yang tersisa satu dari tiga persediaan sebelumnya. Dia bisa merasakan tubuhnya mulai dialiri oleh cakra secara perlahan.

"Gaara, sebaiknya kita turun. Aku punya rencana." bisiknya, dan mereka pun mendarat di tanah. Gaara mengerutkan keningnya, "apa rencanamu?" bisiknya kembali.

"Kau lihat saja," dan adegan selanjutnya, SHANNAROOOOO–!!!

Memang salah mereka, Sasori dan Deidara tanpa mengetahui apa kemampuan gadis merah muda itu selain kemampuan medisnya, terbawa ke dalam perangkap Sakura. Ketika Gaara mendaratkan pasirnya di tanah, mereka pun ikut turun dengan wajah yang masih menampilkan ekspresi menyebalkan nan angkuh.

Saat Sakura menyebabkan gempa bumi dadakan, dan mereka lengah, Gaara memanfaatkan hal tersebut untuk menyegel mereka dengan pasir tanah yang entah datang dari mana. Meskipun tidak permanen, setidaknya itu mampu untuk menahan mereka selama beberapa waktu. Gaara menarik tangan Sakura untuk membawanya pergi, kembali menaiki pasir miliknya dan menembus udara pagi buta yang dingin menusuk kulit.

Napas Sakura semakin melemah, inilah efeknya menggunakan dua pil dalam waktu yang hampir bersamaan. Tidak jauh dari mereka terbang, terlihat sosok yang langsung Sakura kenali telah terbujur kaku di tanah.

"ITACHI!!!" teriakan yang mampu memekakan telinga, padahal gadis ini masih dalam kondisi yang memprihatinkan. Gaara segera menurunkan pasirnya, dan mereka membawa tubuh tidak berdaya Itachi bersama mereka.

.
.
.
==Next ke chapter 7==

a/n : Hallo selamat malam. Fyuhhh akhirnya part II chapter 6 beres hehehe xD

I'm FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang