[13] Sakura feeling

5.8K 525 122
                                    

Seperti yang telah diperkirakan sebelumnya bahwa pertemuan dengan para tetua membuatnya terpaksa mengambil tindakan yang tidak sesuai dengan kehendak hatinya.

Itachi tahu, kalau dia tetap bersikukuh akan hak-hak dari klannya yang seharusnya dipenuhi oleh Desa, maka perang dan pertumpahan darah antara klan Uchiha dengan desa Konoha tidak akan terelakan.

Itachi menatap langit malam yang tampak gemerlap dengan cahaya dari bintang-bintang yang bertaburan di atas sana.

Dia berpikir, setiap kehidupan manusia itu berputar layaknya yin dan yang. Bukankah itu sama seperti siang dan malam? Lalu, apakah di antara keputusan yang akan dia ambil itu benar-benar yang terbaik?

Apakah di antara keputusan yang dia ambil, akan memberikannya titik terang layaknya saat matahari meninggalkan peredarannya dan pencahayaan bumi digantikan oleh bulan?

Itachi masih tetap menatap langit malam sampai satu burung gagak hinggap di bahunya.

Dia menengokan kepala sedikit, si burung terbang dan hinggap di punggung tangan Itachi dan tidak lama kerumunan gagak menggerubungi dirinya.

Itachi masih berwajah datar.

Aakk.. Aakkk.. Aakkk..

Tap..

"Itachi.."

Itachi segera membalikan badannya, dia pandang tajam sosok manusia yang hanya tampak siluetnya itu.

Tidak kunjung beraksi, Itachi mulai mengaktifkan sharingannya,

"Apa maumu, Uchiha Shisui?" Tanya Itachi mencoba menekan amarahnya dan terlihat tetap tenang. Di luar dugaan, Shisui menarik kedua sudutnya.

Dia tersenyum.

"Santai Itachi." Ucapnya. Namun detik selanjutnya, senyum congkak terukir diwajah tampannya.

"Kau selalu lengah, Itachi." Itachi berdecih, dia merasakan cairan kental merah darah mulai merembes dari mata kirinya.

"sialan kau Shisui!" Geramnya.

"Ayolah aku hanya ingin kita berbicara sebentar dengan tenang."

.
.

***

Bisik-bisik mulai kembali terdengar di dalam kediaman kepala pemimpin Klan. Fugaku masih melipat tangannya di depan dada. Dia menarik napas dalam untuk menahan gejolak emosinya.

Kedua puteranya tidak kunjung datang di saat pertemuan dengan para kepala keluarga dari klan Uchiha berlangsung. Terutama kedua anaknya, Itachi dan Sasuke merupakan buah pembicaraan yang hangat saat ini.

"Izumi-chan.." Bisik Mikoto mengusap pelan bahu si gadis yang nampak khawatir.

"Sasuke-kun pasti akan datang, mungkin dia-"

Mikoto tidak melanjutkan ucapannya, dia merasakan keberadaan cakra dari sang anak bungsu.

Pintu tergeser sempurna menampilkan si anak bungsu yang berwajah kusut.

"-Summimasen." Katanya sambil menundukan kepala sebagai ucapan permohonan maaf pada setiap pasang mata yang menatapnya.

"Ah Sasuke-kun," ucap Mikoto menghampiri anaknya.

"Sasuke-kun.." Izumi menimpali. Sasuke tanpa banyak bicara ia hanya mendudukan dirinya di samping Izumi. Dia menatap sekilas gadis 'calon' tunangannya.

Suasana mulai ribut sampai Fugaku berdehem cukup keras dan membuat keadaan kembali seperti semula.

Fugaku mulai membuka suara;

I'm FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang