"Itachi." Baru beberapa langkah ia menginjakan kaki di lantai kayu rumahnya, Fugaku telah menahannya dengan suaranya yang tegas dan dalam.
Itachi yang sudah merasa lelah hanya bisa mengikuti ayahnya ke ruangan pribadi tempat biasa mereka mendiskusikan sesuatu. Kalau sebelum-sebelumnya Mikoto–ibunya selalu menyajikan mereka teh hijau hangat dan beberapa camilan, kali ini hanya ada mereka berdua tanpa ditemani oleh minuman hangat ataupun makanan ringan.
Itachi duduk bersila dengan jarak kurang lebih satu meter dari Fugaku yang kini telah duduk lebih dulu dengan lengan yang dilipat di depan dada dan mata terpejam.
"Kita mendapatkan masalah." Tiga kata yang terucap di bibir ayahnya seolah sudah bisa ditebak oleh si anak sulung dari Kepala Kepolisian Konoha ini.
Itachi belum memberikan reaksi. Dia dengan siaga menajamkan indera pendengarannya untuk mendengarkan segala hal yang akan diucapkan oleh ayahnya.
.
.Seperti yang telah banyak orang ketahui bahwa Uchiha klan (うちは一族, Uchiha Ichizoku) adalah salah satu dari empat klan bangsawan dari Konohagakure, Uchiha terkenal sebagai yang terkuat di desa karena Sharingan mereka dan kecakapan alami dalam pertempuran.
Bukan hanya itu, tetua dari Klan Uchiha—Madara Uchiha, adalah pendiri desa Konoha bersama dengan sang Hokage pertama, Hashirama Senju.
Setelah membantu pembentukan Konoha puluhan tahun lalu itu, Uchiha kian tumbuh semakin terisolasi dari urusan desa, yang berpuncak pada sebagian besar kematian mereka selama Kejatuhan Klan Uchiha.
Apakah ini suatu tindakan yang adil untuk Klan Uchiha?
Diasingkan karena desa merasakan Uchiha merupakan ancaman besar? Terlebih beberapa waktu yang lalu para pejabat desa dari klan mulai diberhentikan dan hanya menjadi pegawai biasa.
Itachi masih setia mendengarkan keluh kesah Fugaku.
Beberapa kertas putih yang sebelumnya berada di samping kanan Fugaku, kini disodorkan padanya yang langsung Itachi terima. Dia sebenarnya sejak tadi telah merasakan kecurigaan dengan maksud dari pembicaraan mendadak mereka ini. Karena jika hanya masalah klan yang diasingkan, mereka sudah membicarakannya baik-baik dan desa dengan klan sudah menghasilkan kesepakatan setelah melakukan perundingan.
Itachi membaca dengan seksama, dahinya mulai mengkerut. Apa ini? Batinnya.
"Uso yo." Gumamnya. Dia buka lembar perlembar.
Tangannya bergetar hebat. Ingatannya berputar pada beberapa bulan yang lalu di mana dia dan sosok sahabat yang sudah dianggapnya sebagai kakak sendiri itu kembali terngiang.
Mungkinkah? Pengkhianatan Shisui ada hubungannya dengan masalah ini?
"Tou-sama." Itachi kembali menenangkan dirinya. Dia simpan berkas tersebut di tengah-tengah antara mereka.
"Aku akan memastikan kembali kehilangan anggota klan kita." Itachi kembali menatap berkas yang bersisi tiga puluh orang klan yang hilang.
"Jika ini ada hubungannya dengan desa,—" Itachi menatap mata sang ayah, sharingannya muncul tanpa bisa dikendalikan—"maka aku sendiri yang akan menyelesaikannya." Setelah mengucapkan kalimat tersebut Itachi bangkit seraya membungkukan tubuhnya dan meninggalkan Fugaku seorang diri.
"Aku tidak pernah menyuruhmu untuk menanggung beban ini seorang diri, Itachi!" Tegasnya. Tapi seolah tuli, Itachi tetap berjalan hingga pintu tertutup.
Fugaku mengusap wajahnya kasar.
.
.
****Waktu menunjukan pukul satu siang hari. Nampak diantara mereka yang sepertinya telah mengadakan pertemuan itu tertawa dengan berbagai canda tawa yang menghiasi kebersamaan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine
FanfictionBagaimana jika pembantaian klan Uchiha itu tidak pernah terjadi? Uchiha Sasuke selalu ingin mendapatkan apa yang Aniki-nya miliki, perhatian kedua orangtuanya-terutama ayahnya-serta gadis yang menyukai kakaknya itu. Pengumuman pesta tunangan bungsu...