Chapter 23 : Perhatian

15K 1.3K 115
                                    

[ Author POV ]

Pagi harinya Rayya terbangun dengan keluar flek dari kewanitaannya yang lumayan banyak. Ia tidak menyangka bahwa efek yang di timbulkan dari penyakitnya akan muncul cepat. Padahal ia baru mengetahui penyakitnya itu kemarin.

Setelah ia berusaha menguatkan dirinya dan membersihkan seluruh tubuhnya, lalu ia bergegas keluar. Di depan pintu Rafa sudah berdiri dengan wajah cemasnya.

"Kamu baik-baik aja? kenapa lama di dalem?" tanyanya cemas.

"Maaf, tadi aku sedikit kesulitan," elak Rayya sambil mengelus perut buncitnya. Mencoba mencari alasan dengan mengandalkan bayi yang ada di dalam perutnya.

Rafa menghela napas lega, "Aku kira kamu kenapa, ya udah kamu istirahat dulu. Inget jangan buat sarapan, aku mau mandi dulu."

Rayya hanya mengangguk patuh, menuruti permintaan sang suami. Rayya menunggu Rafa sambil memainkan ponselnya. Sekitar lima belas menit berlalu Rafa keluar hanya dengan handuk menutupi auratnya.

Cepat-cepat Rayya mengalihkan pandangannya dari Rafa. Jantungnya berdebar keras hanya melihat Rafa bertelanjang dada.

Melihat gerak-gerik Rayya melalu ekor matanya, Rafa mengulum senyum geli. Istri sahnya itu berusaha mengalihkan pandangannya agar tidak melihat dirinya.

Duh, Rafa jadi gemas sendiri.

Rafa mengambil setelan baju kerja yang sudah di siapkan Rayya lalu memakainya di ruang ganti. Setelah itu ia mengambil dasi dan berjalan ke arah Rayya yang masih memainkan ponsel.

Rayya mendongkak ketika Rafa menyodorkan dasi padanya. Ia bangkit setelah menyimpan ponsel di atas nakas.

"Biasanya juga sendiri, Raf," ucap Rayya setelah mengalungkan dasi itu di leher suaminya.

"Nggak lagi ah, kan sekarang ada yang masangin," jawab Rafa membuat wajah Rayya memerah.

"Kalau nanti aku nggak bisa masangin dasi ini lagi, ya kamu harus pasang sendiri," jawab Rayya tanpa sadar membuat Rafa lemas.

Kedua tangannya terangkat menarik pinggang Rayya agar tubuh sang istri lebih dekat dengannya.

"Kamu harus selalu bisa, aku nggak mau tau," pinta Rafa memaksa dengan suara yang berbeda dari sebelumnya.

Rayya yang menyadari suara suaminya berbeda langsung mendongkak. Menatap manik mana Rafa yang memancarkan kesedihan.

"Iyaa iyaa, aku usahain ya tapi nggak janji," kata Rayya lalu berusaha keluar dari kukungan Rafa.

Namun, Rafa tak ingin melepaskan tangannya dari pinggang Rayya. Ia masih ingin Rayya berada dalam dekapannya.

"Kenapa nggak bisa janji?"

"Janji itu harus di tepati, kalau aku nggak bisa menepatinya malah jadi hutang dan aku nggak mau itu."

"Kenapa nggak berusaha biat nepatin janji aja?"

Rayya tersenyum manis ketika menyadari keanehan dalam diri Rafa. Ia mengelus lengan suaminya pelan. "Aku nggak bisa. Kita nggak tau kedepannya akan seperti apa. Aku cuman takut kalau aku berbuat janji aku tidak bisa menepatinya."

At The Time - [ Love Series 2 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang