[Rayya - POV]
Beberapa desain baju yang menumpuk di meja kerja menyita banyak waktuku. Untuk beberapa minggu kemarin, aku sampai tidak punya waktu untuk pulang ke rumah. Namun, masih untungnya aku memiliki waktu untuk mengurusi diriku sendiri.
Seharian ini, sudah sepuluh gambar terselesaikan. Masih ada delapan desain lagi yang harus terselesaikan untuk deadline esok hari. Ketika perhatianku sepenuhnya terfokus pada gambar, tiba-tiba ketukan pintu berhasil mengoyahkan fokusku.
Aku menghela napas, menyimpan pensil lalu menatap ke arah pintu yang perlahan terbuka. Masih menunggu, aku menyipit ketika seseorang yang tidak asing masuk ke dalam ruanganku.
"Tante Tania?" gumamku kemudian segera bangkit untuk menghampirinya.
Setelah menyalaminya, aku mengajak Mama dari Rafa itu untuk duduk di sofa. Ia menatapku lembut, seolah-olah ingin mengatakan sesuatu. Aku hanya tersenyum, tau jika Tante Tania sudah mengunjungiku pasti ada maksudnya.
"Apa kabar Tante?" tanyaku basa-basi.
"Alhamdulillah, baik. Kamu sendiri?"
"Alhamdulillah baik. Ada apa ya Tante sampe repot-repot dateng ke butik?"
Tante Tania mulai menatapku lekat, "Begini, nanti malam kamu bisa nggak ikut makan malem sama keluarga Tante?"
"Ada acara apa ya Tante?"
Tante Tania tampak menghela napasnya, "Kamu mau bantu Tante nggak?" bukannya menjawab, Tante Tania malah bertanya padaku.
"Kalau Rayya bisa bantu, Rayya bantu. Bantu apa memang Tan?"
"Begini, Rafa mau di jodohkan."
Deg.
Senyum yang menghiasi bibirku perlahan memudar. "Dan Tante mau kamu yang jadi calonnya Rafa. Kamu perempuan yang akan di jodohkan dengan Rafa."
Hah?
Aku terbelak, wajah kagetku tak bisa di kontrol. "Perjodohan maksud Tante?" Tante Tania mengangguk. "Rayya sama Rafa?" Tante Tania mengangguk lagi.
"Tante yakin?" tanyaku lagi.
"Yakin, Rayya. Tante sama Om udah ngomongin ini dari lama. Kamu tau kan gimana sikap Rafa sekarang. Tante takut kalau Rafa semakin nutup hatinya kalau nggak ada seseorang yang mau mencoba buka hatinya. Kamu mau ya bantuin Rafa buat balik kayak dulu lagi."
Aku menggigit bibir bawahku, antara ingin dan tidak ingin. Aku takut Rafa akan marah padaku karena hal ini menyangkut perasaannya. Lama mengenal Rafa, membuatku banyak tau mengenai sifatnya.
"Tapi Tan..."
"Sekali aja, Rayya bantuin Tante. Tante udah nyerah sama Rafa yang semakin jarang pulang ke rumah. Rafa udah benar-benar berubah seratus delapan puluh derajat," jelas Tante Tania dengan wajah sedihnya.
Aku tak tega melihatnya, tapi aku pun harus memikirkannya dulu. Ini terlalu mendadak. Tante Tania terlalu mendadak saat memintaku untuk menjadi calon Rafa.
"Tapi Rayya belum bisa putusin sekarang, Rayya harus pikir-pikir dulu, Tante," jawabku tak enak.
Tante Tania menghela napasnya, "Tapi jangan terlalu lama ya. Tante tunggu keputusannya nanti sore."
Aku mengangguk, setelah itu Tante Tania pamit pulang. Setelah menutup pintu, aku kembali duduk di belakang meja kerja. Menatap tak menarik akan beberapa desain yang belum jadi di depanku.
Aku merebahkan tubuhku pada kursi itu, memejamkan mata seraya merasakan degup jantung dengan ritme yang cepat.
Apa aku harus menerima tawaran Tante Tania? Apa rasa itu masih ada?
KAMU SEDANG MEMBACA
At The Time - [ Love Series 2 ]
RomanceAkan ada waktu dimana aku benar-benar lelah dan menyerah untuk kamu. Dan jika waktu itu telah tiba, jangan sesali apa yang sudah terjadi. Percayalah, aku akan selalu mencintaimu. Kapan dan dimanapun aku berada. - Zaretta Rayya Fazhiya - Akan ada wa...