Nextt...
∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆
Pagi yang cerah datang untuk menyambut orang-orang yang kembali beraktivitas setelah melalui hari libur kemarin, walaupun ada segelintir orang yang tidak merasakan liburnya karena ada kerjaan yang berlebih yang harus diselesaikan tanpa harus ditunda, salah satu contohnya adalah orang tua Nata mereka amat sangat sibuk. Sudah jadi hal biasa jika Nata hanya berdua saja dengan kakak laki-lakinya saat dirumah ketika hari minggu. Tapi Nata bukan orang yang pemaksa atau pengancam jika hari liburnya jarang sekali berkumpul dengan keluarga, ia tentu saja mengijinkan kakaknya itu jika ingin pergi main bersama teman2nya dan selalu menyadarkan diri untuk menjadi anak dewasa dan tidak meminta bahkan merengek kepada orangtuanya untuk jangan pergi bekerja. Dia cukup mengerti, paling tidak saat sore sampai ia tertidur pada larut malam masih bisa bertemu orangnya. Pagi juga bertemu tetapi jarang.
Tapi Nata tidak selalu merasa sendirian, hari minggu kemarin ia ditemani oleh teman kecilnya itu, ya Adam. Mereka bermain diruang olahraga keluarga Adam tetapi tidak hanya berdua saja, Dimas pun ikut bergabung karena Adam yang memaksa Nata untuk memberi no hp Dimas kepadanya. Hingga Adam terus-terusan menelpon Dimas, Nata yakin jika Dimas masih tertidur dengan nyaman tapi seketika kenyamanannya itu raib karena ulah Adam. Saat telponnya terjawab langsung saja terdengar suara Dimas yang teriak dengan kesalnya. Tapi justru dibalas teriakan lagi dengan Adam.
"WOY, BERISIK LOOO" teriak Dimas kesal.
"WOY, BANGUN LOOO"
Nata terkekeh kecil mendengar Adam yang menggunakan kata 'lo-gua', sangat tidak pantas rasanya.
"SIAPA SIH LO ?"
"ADAM HUSEIN"
"ADAM ?.... SIAPA ?" tanya Dimas lagi.
"PENJAGA NATA"
Nata tersenyum lalu menundukkan kepala, ada rasa yang menggelitik pipi dan bibirnya untuk membuat lengkungan sabit.
Nata langsung saja merebut hp Adam dari tangannya, kalau Adam yang ngomong tidak akan selesai2. Nata pun menyuruh Dimas datang kerumah Adam untuk bermain seharian.
__•__
Setelah sarapan paginya, Nata langsung bergegas keluar rumah menuju tetangga depan rumahnya untuk berangkat sekolah bersama. "ASSALAMUALAIKUM, ADAM" panggil Nata dengan semangat.
Tak lama ia mendengar derap langkah yang terburu-buru dari dalam rumah dan pintu terbuka, aahh ternyata Adam sudah rapih menggunakan baju seragam sekolah sama seperti dirinya lengkap dengan tas dan sepatu baru. Adam terlihat seperti mempunyai daya tarik tersendiri jika menggunakan seragam sekolah.
"Nataa" pekik Adam senang. Disusul dengan kedua orangtua Adam dibelakangnya.
"Pagi om, tante" sapa Nata.
"Pagi Nata" saut orangtua Adam.
"Sudah siap berangkat ?" tanya om Johan--ayah Adam yang sudah rapih terbalut oleh kemeja kantor.
"SIAPPP" teriak Adam heboh, dan membuat Nata dan tante Lina tertawa.
Setelah berpamitan dengan tante Lina, om Johan pun melajukan mobilnya kesekolah. Dijalan om Johan banyak cerita tentang kelucuan Adam saat mau berangkat tadi, katanya Adam sampai mandi jam 5 agar tidak terlambat kesekolah, mengacak lemari jamnya untuk mencari jam tangan yang sesuai dengan warna dasi dan celananya, dan menggosok baju seragamnya sendiri tapi hasilnya nihil karna colokannya belum ia colokkan yang akhirnya digosokkan oleh tante Lina--mama Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idiot not bad [Completed]
Teen FictionSeorang anak laki-laki yang berbeda dari anak lainnya, perbedaan yang ada didalam dirinya membuat beberapa orang menjauh atau bahkan membullynya. Hingga pada saat ulang tahunnya yang ke-7 dia merasa lelah karena dibully terus menerus. Sampai ia mela...