18. Janji Dimas

2.6K 194 6
                                    

Selamat hari minggu, Selamat hari libur, Jangan keseringan nunggu kalau yang ditunggu cintanya sudah hancur melebur. Ahhhhh..

∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆

4 hari sudah berlalu sehabis insiden Nata tertabrak sekarang sudah jauh lebih baik tidak ada luka yang serius hanya saja kening dan tangan kirinya harus diperban karena berciuman dengan aspal. Untung saja Nata jago ngeles jadi ia tidak perlu sampai dirawat dirumah sakit.. Ya walaupun tangannya kena perban setidaknya ia bersyukur masih bisa jalan dan bernafas. Tapi setelah kejadian tabrakan tersebut ada alasan Nata untuk tidak masuk sekolah ia memilih istirahat dirumah selama 2 hari dan hal ini lah yang membuat kakaknya bang Ega iri, Ega sampai merengek ke mamanya untuk tidak masuk sekolah juga dengan alasan ingin menjaga adik tercintanya saat mama dan papanya pergi kerja.

Entah rayuan macam apa yang digunakan Ega tetapi ia berhasil tidak masuk sekolah walaupun hanya sehari saja. Dasar abang penjilat.

Tetapi Nata tak habis pikir seharusnya yang dikhawatirkan disini itu Nata, bukan orang lain lebih parahnya lagi orang lain itu adalah Adam. Saat mendengar cerita mama yang katanya Adam sangat panik ketika mendengar Nata tertabrak dan saat sampai dirumah sakit tubuh Adam makin melemah karena melihat banyak darah yang mengalir ditangan Nata alhasil muka Adam pucat bukan main hingga rasa-rasa bersalah hinggap dikepalanya anak laki-laki itu ia berpikir 'andai saja Adam tak main ps', 'andai saja Adam konsisten menjaga Nata', 'andai saja Adam melarang Nata pergi sendirian'.

Adam selalu berpikir secara berlebihan jika sudah bersangkutan dengan Nata, sampai ia lupa makan dan maagnya kambuh akhurnya harus dibawa kerumah sakit. Yang ada dipikiran cowok itu adalah 'masa bodoh tentang dirinya, karena prioritasnya sekarang adalah Nata'

"Nata jangan ke kantin Nat" ucap Dimas menahan tangan Nata.

"Kenapa deh ?" tanya Nata bingung.

"Gua males banget ketemu Rina, dia tiap hari nempel mulu sama gua. Dikelas aja ya Nat" ucap Dimas memelas.

Memang si makin hari Rina makin gencar saja mendekati Dimas apalagi setelah kejadian Dimas mengasih tebengan ke Rina. Dari situ perjuangan Rina jadi semakin bangkit, walaupun Dimas masih saja cuek dan ketus kepadanya ya namanya juga sudah jatuh cinta mau bagaimana lagi.

"Ya lu kalau ngga suka Rina ya bilang, jangan malah main kucing-kucingan gini" ucap Nata

"Yaelah Nat lu tau sendiri perlakuan gua kan udah nunjukin kalau gua ngga suka sama dia, emang dasar dianya aja yang terlalu jatuh sama pesona gua" ucap Dimas percaya diri

"Dihh jijik" ucap Nata

"Mending lu samperin Rina deh, bilang terus terang sama dia kalau lu ngga suka sama dia. Udah ah gua mau kekantin" ucap Nata jengah.

Dari pada ditinggal sendiri mendingan Dimas ikut saja ke kantin, ngga urus deh kalau Rina ngedeketin dia biarin aja, misalkan Rina senang jika berada didekatnya berarti Dimas jugakan yang dapet pahala karena buat orang lain senang.

"Dimassss" ucap Rina senang sambil menyodorkan bakso ke Dimas.

Sementara itu Dimas hanya memutarkan bola matanya, Dimas selalu berpikir kenapa bisa si Rina selalu tersenyum senang seperti itu padahal dia tau sendiri kalau Dimas tak pernah menyambut senyumnya dengan hangat.

"Dimakan ya Dim, tadi aku ngantri lama banget soalnya" ucap Rina menarik tangan Dimas menuju salah satu meja yang kosong.

Karena Dimas menghargai usaha orang lain ia pun hanya mengangguk untuk mengiyakan. 'Lumayan juga irit uang jajan' pikirnya.

Idiot not bad [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang