Chapter 24 : Natuna

1.2K 34 9
                                    

Di New Delhi, India pukul 06.00 waktu setempat . . . . .

Suasana sepi tampak di sebuah gedung aula di kota New Delhi, India. Hari ini diadakan perundingan antara pemerintah Indonesia dengan WCB atau blok barat yang menganut ideologi kanan. Sudah beberapa kali Indonesia dilanda konflik dengan blok ini bahkan hingga adanya agresi militer dengan mengerahkan pasukan ATCnya yang terdiri dari anggota blok barat itu. Perundingan yang rencananya dilaksanakan pada pukul 08.00 itu belum juga dilaksanakan dan tak ada seorang pun yang ada dalam ruangan itu hanya ada kursi kosong dan meja yang terdapat berkas – berkas yang tertata rapi.

Di Natuna pukul 07.00 . . . . .

Suasana pagi di Natuna tampak banyak orang sedang melakukan aktivitasnya masing – masing. Natuna merupakan salah satu wilayah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berada di dekat Laut Cina Selatan. Posisinya yang strategis membuat pulau ini menjadi salah satu destinasi wisata terutama pantainya. Selain itu juga menyimpan potensi sumber daya alam khususnya di laut. Akan tetapi konflik yang terjadi sekitar Natuna apalagi konflik Indonesia dengan ATC membuat pulau ini dijadikan sasaran bagi pihak ATC. Jika jatuh ke tangan ATC, itu adalah sebuah petaka bagi Indonesia. Sudah beberapa kali Natuna terjadi serangan dari ATC. Pulau yang dulunya indah ini sudah berubah menjadi kawasan yang tak berbentuk lagi bagaikan daerah yang dilanda bencana besar yaitu Agresi Militer layaknya Agresi Militer Belanda 1 dan 2 tahun 1947 dan 1948 pada masa perang kemerdekaan tahun 1945 – 1949. Kondisi Natuna saat ini bagaikan kota hampir dikatakan mati dan hampir seluruh aktivitas lumpuh karena banyak sekali korban yang berjatuhan. Sebagian warganya banyak yang tinggal di tempat tinggal sementara karena rumah yang mereka tinggali hancur akibat serangan ATC itu.

"Ayo semuanya diangkut!" Seru seorang relawan mengajak rekannya untuk mengangkut kebutuhan logistik untuk dibawa ke sebuah desa yang sedang kekurangan logistik akibat serangan ATC.

Di sebuah tenda khusus posko kesehatan . . . . .

Seorang dokter muda kini sedang memeriksa seorang pasiennya yang merupakan seorang remaja yang masih terbaring dengan sebagian tubuhnya diperban akibat terkena ledakan. Dokter tersebut tak lain adalah Sinka Juliani Prasetya yang menjadi relawan untuk korban perang.

"Bagaimana Dek, masih ada rasa sakit yang luar biasa?" Tanya Sinka.

"Sudah mendingan dok." Jawab remaja itu dengan terbata – bata.

"Pak, Bu, nanti kalau ada apa – apa segera panggil saya ya." Kata Sinka kepada orang tua dari remaja itu.

"Baik dok." Ucap orang tuanya.

Sinka pun langsung menuju ke pasien yang lainnya. Sinka yang merupakan adik dari Shinta Naomi yang juga seorang relawan tetapi berbeda tempat tugas. Ia terpanggil hatinya untuk menjadi seorang relawan ketika melihat situasi saat ini. Setelah selesai memeriksa pasien, ia langsung menuju ke tenda yang digunakan oleh tim medis.

"Dok, ada yang mencari anda." Kata seorang perawat yang berada di tenda.

Sinka langsung menuju ke sebuah mobil yang berhenti di dekat lapangan. Tampak seorang pria tampak gagah dengan mengenakan seragam lorengnya dan mengenakan ban palang merah yang tak lain adalah seorang tentara yang berdinas di dinas kesehatan militer.

"Kamu Bang Ical." Ucap Sinka. "Ada perlu apa Bang?" tanyanya.

"Ini, aku mau nyampein ini ada kiriman dari Mamah kamu." Jawab Ical menyerahkan sebuah paket kepada Sinka.

"Makasih." Ucap Sinka.

"Sama – sama." Balas Ical. "Kamu lagi sibuk nggak?" Tanyanya.

"Nggak." Jawab Sinka.

World At War IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang