Chapter 5 : Battle of Sawu Sea

978 45 4
                                    

Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur . . . . .


Pasukan kini telah bersiap memasuki pesawat sebelum bergerak menuju ke Mataram, Nusa Tenggara Barat yang di mana tempat itu dijadikan sebagai basis sementara pasukan garuda untuk melaksanakan operasi militer ini.


"Oke, plane get ready to take off....." Ucap seorang pilot dari pesawat angkut personil.


Satu persatu pesawat angkut kini mulai lepas landas dan terbang meninggalkan Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Pasukan yang dilibatkan kali ini adalah dari Resimen I dan Resimen II beserta satuan kapal cepat, dan satu skuadron udara. Sementara yang lainnya sedang menjalankan tugasnya di beberapa wilayah di Indonesia terutama di dekat Laut Cina Selatan yang kini sedang terjadi ketegangan antara ATC dengan APSF. Selama perjalanan di dalam pesawat Zelado hanya diam saja sambil memandangi foto Nabilah. Sementara yang lainnya ada yang mengobrol, mendengarkan musik, mengotak – atik senjata, mengecek perlengkapan, menyanyi, bahkan ada juga yang tertidur lelap.


"Aku berharap mereka cepat enyah dari Kupang jika perlu dari Indonesia sekalian." Kata Pratu Ari kepada Pratu Doni.

"Mau cepat gimana? Orang – orang teras aja pada koar – koar nggak jelas isinya hanya memaki – maki tentara yang katanya hanya menimbulkan situasi makin parah. Biasalah yang makai dasar demokrasi kek, democrazy kek atau landasan helipad mungkin." Kata Pratu Doni.

"Yayaya......... namanya juga politik kawan. Mereka selalu memakai suara mereka sebagai senjata. Tetapi ini masalah kedaulatan negara dan harga diri bangsa yang sudah dilecehkan oleh mereka." Kata Pratu Dika.

"Haishhhh............. ini kalian malah bahas politik, tentara dilarang berpolitik!" Tegus Sertu Erik.

"Siap Danru!" Ucap ketiganya serentak.


Di pulau Lombok, NTB, semua pasukan telah tiba mendarat di sana. Mereka berkumpul di sebuah perkampungan yang ada lapangan sangat besar digunakan sebagai landasan pesawat, warga setempat pun menyambutnya dengan penuh suka cita kedatangan pasukan dari Jakarta. Selanjutnya diadakan apel penerimaan di sebuah lapangan di Bandara Internasional Mataram. Kolonel Husein yang sekarang biasanya menjadi Pasi PamOps ditunjuk sebagai komandan operasi ini menerima semua pasukan yang baru saja datang. Setelah apel semua pasukan masuk ke dalam tenda peleton masing – masing.


Saat ini Zelado sedang bersama dengan Jalil, Timur, Billy, Serma Ujang, Serka Carlos, Serka Indra, Sertu Erik, Koptu Theo, Pratu Ari, Pratu Dika dan Bharada Rean di tenda logistik untuk makan siang. Timur kini masih terpikir dengan keadaan Beby yang masih berduka atas kematian Andi. Timur juga kini masih memandangi foto Beby melalui ponselnya begitu juga ada fotonya ketika Timur bersama dengan Beby dan juga Andi ketika Timur dan Andi berhasil dalam operasi militer pertama dalam karirnya di selat malaka setelah berhasil menenggelamkan kapal milik TDM ketika terjadi konflik antara Indonesia dengan Malaysia.


"Sudahlah Mur, sekarang Andi sudah tenang di sana, aku tahu seperti apa kehilangan teman itu." Kata Zelado.

"Iya." Timur masih memandangi fotonya.

"Mur, gimana keadaannya Beby?" Tanya Zelado.

"Dia masih terpukul atas kepergian Andi, tapi dia sudah mulai mengikhlaskan kepergian adiknya." Jawab Timur.

"Kasihan dia, sekarang nggak punya siapa – siapa lagi." Kata Jalil.

World At War IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang