Chapter 38 : Operation Eagle Forces ( H - Hours )

708 30 8
                                    

Di dalam pesawat ID - 100 . . . . . .

Pesawat ID - 100 yang merupakan pesawat angkut personil buatan PT Dirgantara buatan dalam negeri ini sedang terbang di atas negara Somalia. Pesawat ini selain berfungsi sebagai angkut personil juga memiliki sistem pertahanan yang kuat layaknya pesawat bomber seperti senjata anti pesawat dan bentuk fisiknya seperti pesawat Tupolev buatan Rusia. Pada kali ini pesawat ini dikerahkan untuk menjalankan misi pembebasan sandera di Somalia. Seluruh prajurit yang berjumlah tak kurang dari 30 orang yang tergabung dalam tim Rajawali sudah bersiap untuk melakukan penerjunan.

"30 detik menuju penerjunan!" Kata seseorang melalui speaker dalam kabin pesawat.
"Baiklah prajurit, persiapkan diri kalian." Kata Zelado.

Seluruh prajurit dari tim Rajawali langsung bersiap untuk melakukan penerjunan. Mereka langsung menuju ke drop door. Mereka juga sempat berdoa sejenak sebelum melakukan penerjunan.

KRING!

Tak lama kemudian suara alarm berbunyi menandakan waktunya pasukan untuk melompat dari pesawat.

"Ayo!" Seru Zelado yang memimpin timnya melakukan penerjunan.

Satu per satu prajurit dari Tim Rajawali langsung melompat dari pesawat dengan teknik HALO ( High Attitude Low Opening ). Mereka mendarat dengan sempurna di titik penerjunan yang telah ditentukan. Mereka terlebih dahulu membereskan parasut dan menghilangkan jejak supaya tidak diketahui oleh musuh.

"Sekarang saatnya masuk ke sarang para tikus." Kata Zelado.

Tim Rajawali langsung bergerak masuk ke wilayah kedudukan musuh dengan hati - hati melalui jalanan sempit yang berada di padang rumput ilalang.

"Komandan, sekarang kami sudah masuk ke sarang tikus." Kata Zelado.
"Terus ikuti jalan, tetaplah bergerak dengan senyap." Balas Mayjen Budi.

Saat mereka berjalan melewati ilalang tiba - tiba ada rumput ilalang yang bergerak - gerak.

"Berhenti!" Kata Zelado.

Semua langsung mengarahkan senjata ke rumput yang bergerak itu. Dan apakah yang ada di balik ilalang itu?

"Yah....... kambing." Gerutu Sertu Erik yang berada di paling depan sebagai pionir atau pembuka jalan.
"Wedus!" ( Kambing! ) Gerutu Serka Yogi.
"Untung saja gak kita sate Bang." Kata Koptu Theo.

Ternyata seekor kambing yang sengaja diliarkan sehingga membuat seluruh tim langsung mengalihkan perhatian ke arah sumber suara.

"Sudah, tidak usah berkomentar lagi. Lanjutkan perjalanan!" Perintah Zelado sambil menegur anggotanya.

Mereka langsung bergerak maju dan bertemu dengan 2 orang yang berhenti di persimpangan jalan.

"Garuda!" Ucap Zelado menyebut sandi.
"Jaya!" Balas orang itu.
Kedua orang tersebut tak lain adalah Tim Sandhi Yudha yang sudah berada di garis pertahanan musuh.
"Bagaimana dengan kondisi terakhir?" Tanya Zelado.
"Kondisi terakhir mereka sudah mulai semakin memanas dan mereka akan membunuh para sandera pada besok pagi." Jawab salah satu dari Tim Sandhi Yudha.

Kemdian Tim Sandhi Yudha menjelaskan posisi terakhir para sandera dan juga memberitahukan jumlah kekuatan hingga posisi strategis milik kelompok Golden Shark.

"Terima kasih." Ucap Zelado.
"Sama - sama. Semoga berhasil. Garuda!" Balas Tim Sandhi Yudha.
"Jaya!" Balas Zelado.

Mereka langsung melanjutkan perjalanan dengan melewati kawasan peternakan ayam.

"Kalo lewat sini lagi, aku mau ambil satu ekor mau dimasak jadi ayam bakar." Kata Pratu Ari.
"Heh! Kamu ini belum apa - apa udah kayak orang gak pernah dikasih makan aja." Gerutu Pratu Terry.

World At War IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang