lima

1.2K 28 0
                                    

"Yah! Kuharap Kaulah Jawaban Itu"

[SUDAH DI REVISI]-LIKE YA:)

Masa liburan adalah masa yang paling ditunggu semua murid. Entahlah pembangunan sekolah membuat semua siswa diliburkan.

"Yey" teriak Rachel.

"Berisik banget. Kaya lo gak pernah ke cibubur aja. Norak" ucap Kevin merusak senyum manis dibibir Rachel.

"Sudah sudah. Hel? Mama tau kalo kamu ikut sama tante?" ucap wanita dengan genggaman setir ditangannya.

Ratih- orangtua tunggal dari Kevin. Wanita karir disebuah perusahaan besar diJakarta. Kevin adalah anak tunggal. Namun, tidak seperti anak brokenhome kebanyakan, Kevin bahkan bukan termasuk anak nakal.

"Iya tante, udah kok. Kalo gak diajak, Rachel juga bakalan bete sendiri, soalnya mama sama Ayah juga lagi liburan berdua katanya rayaiin hari pernikahan mereka" ucap Rachel yang duduk disamping mama Kevin.

"Lokan emang gitu,selalu ditinggal, itutuh udah takdirnya elo sebagai Rachel" ucap Kevin cuek dari kursi belakang.

Tiba tiba Rachel berbalik dan menarik rambut Kevin. Wanita pekerja keras disamping Rachel hanya bisa tertawa kecil sebab telah terbiasa dengan pemandangan seperti itu.

"Haii cibuburrr" teriak Rachel setelah pertama kali menginjakkan kakinya disuatu tempat indah tanpa polusi udara.

"Santai aja keles"

"Ngiri aja sih lo"

"Selamat bersenang senang yah gadis cantikku" ucap wanita tangguh dan tegar yang sebelumnya duduk disamping Rachel.

"Makasih banget yah tante" jawab Rachel sambil memeluk wanita itu. Wanita yang ia anggap ibu kedua. Kevin ikut bergabung dalam pelukan.

"Apaan sih lo najiss" ucap Rachel

Kevin melepas pelukannya dengan wajah murung dan tatapan sinis yang sengaja ditujukan untuk sahabat wanitanya itu.

"Rachel"

"Iya tante?"

"Sini ikut tante masuk"

"Ma?terus Kevin gimana?" teriak Kevin.

"Selesaiin angkat barangnya dulu"

Hal itu hanya membuat Kevin tertegun sejenak, kemudian melanjutkan aktivitasnya mengangkat barang dengan pasrah.

Cibubur adalah salah satu tempat yang pemandangannya sangat luar biasa. Rumah sederhana yang ditempati Rachel kebetulan memiliki letak sangat indah. Dari sini, terlihat jelas gunung gunung tinggi dan juga sawah sawah yang berjajar. Suasana yang tak bisa ia temukan di Jakarta.

"Halo oma?" teriak Rachel saat mendapati Oma sedang duduk santai.

"Cucu oma yang cantik datang"

Rachel mencium tangan wanita dihadapannya itu. Sekejap mereka berdua saling berpelukan untuk melepas rindu.

Oma, perempuan tua yang masih kelihatan cantik dan kuat. Umurnya kisaran 63 tahun. Wanita tua itu sangat baik. Dia sangat sayang terhadap Rachel.

"Rumah Oma cantik, tenang" ucap Rachel sambil menatap matanya

"Biasa aja. Ini sepi terus"

"Emangnya Oma tinggal sendiri?"

"Nggak. Oma punya cucu yang tinggal bareng Oma. Belum lama juga, dia kalo marahan sama orangtuanya yah lari kerumah ini. Cuman dia agak bandel. Dia keras kepala,beda sama cucu Oma yang diluar itu" ucap Oma panjang lebar dengan gaya bicara yang lembut dan super lambat. Rachel pun harus dengan sabar mendengarkan. Ia tampak serius mendengar setiap kata yang diucapkan oleh Oma.

Oma melepaskan pelukannya dari Rachel. Ia sangat sayang kepada Rachel, maklum saja ia belum mempunyai cucu Perempuan. Oma betul betul suka dan ingin sekali punya cucu Perempuan. Sampai sampai waktu cucu Lelakinya masih kecil, ia pernah mendandani mereka menyerupai perempuan.

"Rachel udah makan?" Tanya Oma

"Belum Oma,Kevin juga nih" teriak Kevin sambil membawa beberapa barang bawaan milik Mamanya.

"Apasih, baru juga disuruh angkat barang. Udah loyo" ceretuh Rachel sambil melihat Kevin lekat lekat.

"Barangnya itu doang?" tanya Oma.

"Barang gue mana?"

"Nih barang lo" ucap seseorang yang belum menampakkan dirinya dari balik badan Kevin.

Mereka berdua hampir setinggi.

"Mmm" jawab Rachel sambil mengangguk.

"Nih bawa aja barang lo sendiri. Manja banget jadi cewek" ucap Lelaki yang sebelumnya membawa koper kecil berwarna biru tua dan tas ransel mini berwarna abu abu.

"Putra?" panggil oma.

"Iya oma?"

"Sayangkan sama oma?"

"Iya Oma" ucap lelaki itu sambil berlalu didepan gadis mungil itu dan Oma sambil membawa barang milik Rachel.

Putra Prasetyo adalah cucu oma yang kedua. Putra adalah sesosok cowok dengan tinggi setinggi Kevin. Hidung mancung, mata yang bulat serta bulu matanya yang lentik.

"Btw, makasih yah" ucap Rachel saat Putra melewatinya. Putra hanya menatap Rachel dengan tatapan sinis.

"Oma cuma punya 2 cucu" ucap Oma.

"Kevin dan?"

"Putra. Putra Prasetyo" jelas Oma.

"Oma gak kesepian dong"

"Apanya gak sepi. Putra itu pulangnya kalo mau tidur aja"

"Namanya juga anak cowok" ucap Rachel sambil memberikan senyuman manisnya kepada Oma.

Kevin yang sedari tadi melihat mereka berdua hanya tertegun dan seakan telah terbiasa dengan itu. Karena ini pertama kali bagi Rachel berkunjung ke Cibubur. Ia tampak memperhatikan seisi rumah yang terbilang antik itu. Banyak sekali benda yang terbilang klasik. Rachel terus berjalan, menelusuri setiap dinding yang sengaja dipenuhi oleh foto, menambah cantiknya rumah itu.

"Terus, belok kiri, mmm yang kiri atau yang kanan?" gumam Rachel sambil mencari kamar yang sebelumnya telah dijelaskan oleh Oma. Rachel mulai dibingungkan oleh dua kamar dihadapannya. Mungkin oma lupa memberi tahu yang mana.

"Kanan kali ah" ucap Rachel kemudian berjalan dan berniat membuka kamar yang diyakini sebagai kamarnya.

Ia yakin, ini pasti kamarnya yang dimaksud oleh oma.

Sesaat setelah membuka kamar yang tak berkunci itu. Rachel semakin yakin, jika itu kamar untuknya.

"Upss.. sorry" ucap Rachel ketika tersadar bahwa ada seseorang didalam kamar itu.Putra menatap gadis sksd itu dengan mendalam.

Rachel mungkin saja tertusuk tajamnya tatapan Putra. Putra menatapnya dengan tatapan teduh. Lelaki yang terlihat pendiam itu, membuat Rachel tak mampu menanggapi dan merasa canggung.

"Mmm, maaf ganggu. Tapi tadi gue kira kamar gue disini, ternyata disebelah" ucap Rachel sambil tersenyum kecut.

Akhirnya Rachel melangkahkan kakinya keluar dari kamar Putra setelah tidak ada respon yang baik dari Putra. Membuatnya canggung saja.

Putra Prasetyo

Putra Prasetyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FlashlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang